Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hassanudin Jadi Pj Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi: Hassanudin yang Mana Ini?

Sambil berkelakar, Edy Rahmayadi mengatakan, Hassanudin akan semakin takut padanya.

Editor: Erik S
zoom-in Hassanudin Jadi Pj Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi: Hassanudin yang Mana Ini?
Tribunnews.com/ reza deni
Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi menanggapi terkait Mantan Pangdam I Bukit Barisan, Hassanudin yang ditunjuk sebagai Penjabat Gubernur Sumut menggantikan dirinya. 

Tekad bulat diberengi usahanya yang kuat, hingga dia pun lulus Akmil kecabangan Artleri Pertahanan Udara pada tahun 1989.

Hassanudin bukan siapa-siapa, bukan anak pejabat dan juga pengusaha.

“Saya yakin TNI ini adalah profesi seleksi yang fair, itu saya alami sendiri. Saya tidak punya background anak pejabat, bukan anak pengusaha, dan nyatanya saya diterima,” kata Pangdam IM, Mayjen TNI Hassanudin dalam wawancara khususnya saat menerima Pemimpin Redaksi Serambi Indonesia, Zainal Arifin di ruangan kerjanya, Makodam IM, Kamis (1/10/2020).

Hassanudin mengurai singkat perjalanan hidupnya. Ia mengaku hanya seorang pemuda dari pedalaman Prabumulih, Sumatera Selatan.

Baca juga: Profil Komjen Purn Nana Sudjana yang Dikabarkan Jadi Pj Gubernur Jateng, Pernah 4 Kali Jabat Kapolda

Sejak kecil, Hassanuddin telah memulai hidup mandiri dan menyandang status ayak yatim, setelah ayahnya meninggal pada tahun 1975.

Ibunya, juga bukan siapa-siapa, hanya ibu rumah tangga yang sehari-hari bekerja nyadap getah karet.

 Tekadnya yang kuat untuk tetap bersekolah membuat Mayjen TNI Hassanudin harus mengikuti waknya ke kota (Palembang).

BERITA TERKAIT

Di kota, sambil sekolah, Hassanudin berkerja sebagai pedagang asongan.

Dia berjualam empek-empek untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Kalau tempat tinggal dan makan ditanggung sama wak saya, tapi kebutuhan lain harus cari sendiri dengan menjadi pedagang asongan,” kata Pangdam IM mengenang perjalanan hidupnya.

Meski sudah ke kota, namun Hassanudin tak pernah melupakan ibunya di kampung.

Saban tahun saat libur, dia selalu pulang untuk menjenguk ibunya.

Singkat cerita, setelah menyelesaikan pendidikan di jenjang SMP, Hassanudin kemudian melanjutkan kembali pendidikannya ke SMA.

Saat itulah, Hassanudin bingung karena waknya meminta Hassanudin masuk ke SPG (Sekolah Pendidikan Guru) karena bisa mendapat beasiswa atau dibiayai pemerintah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas