Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ratusan Siswa Gagal SNBT, Kampung Inggris Interpeace Jadi Rebutan Kampus Negeri

Datang ke Kampung Inggris menjadi keputusan yang tidak pernah disesali oleh Raynaldi. 

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Willem Jonata
zoom-in Ratusan Siswa Gagal SNBT, Kampung Inggris Interpeace Jadi Rebutan Kampus Negeri
Ist
Kampung Inggris seringkali dijadikan tempat pelarian positif bagi mereka yang ingin mempersiapkan masa depan yang lebih baik. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kampung Inggris seringkali dijadikan tempat pelarian positif bagi mereka yang ingin mempersiapkan masa depan yang lebih baik. 

Fenomena ribuan siswa yang tidak lolos Aseleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) juga berdampak pada menumpuknya siswa gapyear yang menghabiskan waktunya dengan kegiatan bermanfaat seperti belajar bahasa Inggris. 

Umumnya mereka mencari tempat kursus yang dapat digunakan untuk mengisi kegiatan selama proses menunggu seleksi masuk perguruan tinggi di tahun berikutnya.

Baca juga: PROFIL Abdulism Kampung Inggris, Seleb TikTok Meninggal karena Covid-19, Sempat Buat Video Pamit

Cerita menarik datang dari Raynaldi yang berasal dari Probolinggo Jawa Timur. Dia memutuskan datang ke Kampung Inggris setelah mendapatkan pengumuman gagal SNMPTN 2022. 

Raynaldi mengikuti salah satu kursus Master Speaking yang tujuan awalnya hanya mengisi kegiatan. 

Berdasarkan pengalamannya, pasca pengumuman gagalnya SNBT, Raynaldi merasa kehilangan harapan dan tidak tahu harus melakukan apa. 

Berita Rekomendasi

Selama satu minggu pertama dia habiskan untuk merenung di kamar dan sesekali pergi bersama temannya.

Namun hal tersebut membuatnya tambah terpuruk karena satu persatu temannya sudah menemukan kampus impiannya. 

Datang ke Kampung Inggris menjadi keputusan yang tidak pernah disesali oleh Raynaldi. 

Bertemu dengan teman-teman yang memiliki mimpi dan semangat untuk kembali bangkit menjadi motivasi baru bagi dirinya. 

"Saya menemukan kembali harapan yang sempat padam. Selain motivasi baru, program Master Speaking menjadi hal yang juga sangat disyukuri oleh Raynaldi," katanya dalam keterangan Senin (4/9/2023).

Selama 6 bulan dia belajar banyak hal. Mulai dari materi starter hingga advanced, TOEFL, Job Interview, Public Speaking, Microteaching hingga kesempatan mendapatkan tes minat bakat untuk lebih mengenali potensi diri sendiri. 

Raynaldi mengungkapkan manfaat lain yang dirasakan selama berada di Kampung Inggris

Pertama, satu-satunya International Curriculum di Kampung Inggris yang Tematik 

Penggunaan international curriculum yang telah teruji oleh BBC membantu berperan penting dalam proses pembelajaran.

Materi Speaking yang telah terintegrasi dengan materi penunjang seperti Grammar, Vocabulary, Pronunciation, Listening, Reading hingga Writing. 

Hal tersebut yang kemudian mempermudah dalam penggunaan speaking yang berkualitas. Kegiatan kelas sendiri terdiri dari 6 kelas yang masing-masing berfokus pada speaking sebagai output utamanya

Kedua, English Environmenment yang mendukung kegiatan belajar

Kampung Inggris memang terkenal sebagai kawasan yang menggunakan bahasa Inggris dimanapun kita berada. 

Namun hal yang membedakan adalah tidak semua lembaga menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pembelajaran. 

Interpeace sendiri menerapkan program English 24 jam sehingga baik dalam pembelajaran di kelas maupun interaksi di luas kelas full dilakukan dengan menggunakan Bahasa Inggris. 

Hal ini ditujukan untuk memaksimalkan latihan dalam berbicara Bahasa Inggris.

Ketiga, Volunteer Native Speaker sebagai partner praktek Speaking

Berbicara Bahasa Inggris tidak hanya tentang penggunaan grammar dan vocabulary namun juga upaya membangun rasa percaya diri. 

Banyak dari kita merasa mampu berbicara Bahasa Inggris namun dalam pelaksanaannya sering merasa kagok apabila berbicara didepan umum atau didepan native. 

Melalui program morning discussion bersama Volunteer Bule siswa akan dibiasakan untuk dapat berbicara dan mendengarkan langsung dari Native Speaker. 

Disisi lain, program morning discussion ini juga mengasah kemampuan untuk berpikir secara kritis dengan menyampaikan pendapatnya terkait isu terkini melalui diskusi langsung bersama volunteer Bule.

Keempat, kelas-kelas penunjang masa depan

Kursus selama 6 bulan tidak hanya mengajarkan materi Bahasa Inggris namun juga kelas-kelas penunjang yang sangat bermanfaat untuk masa depan.

Pendalaman materi starter hingga advanced dengan 8 level yang berbeda kemudian dilanjutkan dengan materi TOEFL dari pendasaran hingga pengayaan. 

Tidak hanya berhenti disitu, program Master Speaking juga menyediakan kelas Public Speaking yang akan di praktekan langsung pada kegiatan Public Speaking dengan konsep Toastmaster setiap minggunya. 

Ditunjang dengan kelas Job Interview yang didampingi langsung oleh tutor berpengalaman dengan menggunakan studi case ter up to date. Pada level terakhir kelas microteaching menjadi kelas penutup serta kelas real teaching dimana siswa sudah dapat terjun ke kelas dengan didampingi oleh tutor pendamping microteaching.

Konsep pembelajaran komprehensif ini akan mendukung siswa untuk memaksimalkan potensi tanpa mengurangi kualitas.

Kelima, pengalaman Leadership. Selain mempelajari Bahasa Inggris, Master Speaking juga melatih anak untuk membangun jiwa leadership melalui konsep IMO (Interpeace Member Organization). 

Organisasi ini menjadi wadah bagi para siswa untuk mengembangkan soft skill kepemimpinan. Bertanggung jawab atas berjalannya program pendukung seperti Morning Program, Impromptu, Public Speaking, Farewell Party dan Performances akan membangun kemampuan leadership serta teamwork para siswa. 

Pengalaman ini akan memudahkan ketika nantinya akan bergabung dengan Organisasi kemahasiswaan atau terjun ke dunia kerja. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas