Keseharian Ibu dan Anak Tewas Sisa Kerangka di Depok, Tinggal 30 Tahun tapi Ada Warga yang Tak Kenal
Keseharian ibu dan anak yang ditemukan sisa kerangka di Depok. Tak pernah bersosialisasi, tinggal puluhan tahun masih ada warga yang tak kenal.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Penyebab kematian ibu dan anak yang ditemukan tinggal kerangka di Perumahan Bukit Cinere, Kota Depok, Jawa Barat, masih misteri.
Jasad keduanya ditemukan di kamar mandi yang terkunci pada Kamis (7/9/2023).
Grace Arijani Harahapan (65) dan anaknya, David Ariyanto (35) ditemukan dalam kondisi bergandengan tangan.
Diketahui, keduanya telah tinggal di perumahan tersebut selama lebih dari 30 tahun.
Kendati demikian, masih ada tetangga yang tidak mengenal keluarga korban.
Hal itu lantaran, korban dikenal sebagai sosok yang tertutup dan tak pernah bersosialisasi.
Baca juga: Tetangga Sebut Ibu dan Anak yang Ditemukan Tewas di Depok Hanya Tinggal Berdua Sejak Tahun 2011
"Selama bertahun-tahun, beliau tidak pernah bersosialisasi dengan tetangga."
"Jadi dengan tetangga, ada yang kenal, ada yang enggak," kata Ratna Ningsih Trinyoto (71), tetangga korban, dilansir Kompas.com.
Ratna menjelaskan, Grace sekeluarga telah tinggal di perumahan tersebut sejak sekira 1986 atau 1987.
Sementara Ratna sendiri baru tinggal di sana sejak 1988.
Saat itu, keluarga Grace tinggal bersama anaknya David dan suaminya yang meninggal karena sakit pada 2011.
Ratna mengaku tetap menyapa Grace meski satu keluarga tersebut jarang bersosialisasi.
Biasanya, lanjut Ratna, ia menyapa Grace saat jalan pagi.
Dikatakan Ratna, ia sering mengajak Grace untuk ikut lari pagi, namun korban disebut tak mau ikut.
"Karena saya suka jalan pagi, saya sering lewat sini. Beliau (Grace) lagi di depan mau buang sampahlah, nyapu."
"Karena sebagai tetangga dekat, rumah saya di depan situ, saya sapa dia," ungkapnya.
Baca juga: Ahli Psikologi Forensik Soroti Tulisan Berjudul To You Who Ever dalam Kasus Ibu Anak Tewas di Depok
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua RW setempat, Herry Meidjiantono.
Herry menjelaskan, Grace dan David jarang kedatangan tamu dari luar, meskipun itu adalah keluarga sendiri.
Hal itu diketahui karena setiap tamu yang berkunjung ke perumahan, bakal dimintai kartu identitas, baik itu SIM atau KTP untuk ditukar dengan kartu akses masuk.
"Sejauh yang saya tahu tidak pernah ada tamu atau keluarga yang pernah berkunjung (ke rumah Grace)," ujar Herry.
Saking tertutupnya Grace dan David, keduanya tidak pernah terlibat dalam berbagai acara sosial di kompleks.
Bahkan, mereka menolak dimasukkan ke dalam grup WhatsApp (WA) warga.
"Kalau secara informasi dari warga sekitar, mereka itu tertutup dan tidak berkomunikasi dengan depan, dengan tetangga," terangnya.
Sebagai pengurus lingkungan, Herry mengaku tak pernah sekali pun mengobrol dan tatap muka dengan Grace dan David.
"Kalau di RT, RW ada grup WA, dia enggak mau dimasukkan nomor HP-nya. Karena tertutup ya enggak bergaul juga."
"Kalau komunikasi, cuma terbatas simpel aja, misal dia kalau belanja ke warung sebelah itu dia cuma lewat gitu aja, enggak ada interaksi," paparnya.
Diduga tewas sejak sebulan
Melansir Wartakotalive.com, diduga ibu dan anak itu sudah tewas dalam kurun waktu sebulan lebih.
Hal itu diketahui dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang dilakukan pihak kepolisian.
Kendati demikian, belum diketahui penyebab pasti kematian Grace dan David.
"Dari luka kita tidak bisa ketahui apakah ada luka atau tidak karena kondisi jenazah sudah posisi membusuk."
"Sudah lama sekali, diperkirakan kurang lebih satu bulan," kata Kapolres Metro Depok, Kombes Pol Ahmad Fuady.
Sementara untuk penyebab kematian korban akan diketahui dari proses autopsi.
Autopsi dilakukan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Sementara kita belum dapat menyimpulkan, karena olah TKP belum bisa menarik kesimpulan penyebabnya."
"Nanti dari forensik yang akan menyimpulkan atau mengetahui apakah ada luka atau penyebabnya seperti apa dan sebagainya," tandasnya.
Baca juga: Sederet Kejanggalan Ibu dan Anak Tinggal Kerangka di Cinere, Mirip Kematian 1 Keluarga di Kalideres?
Kronologi penemuan jasad korban
Jasad korban ditemukan setelah warga sekitar mencium bau tak sedap dari rumah tersebut.
Karena curiga, petugas keamanan dan Ketua RT mencoba masuk ke dalam rumah melalui pagar.
Mereka kemudian membuka garasi dan mencium bau tak sedap yang berasal dari kamar mandi rumah korban.
Setelah mencium aroma menyengat itu, mereka langsung menghubungi pihak kepolisian.
Kasat Reskrim Polres Metro Depok, Kompol Hadi Kristanto mengatakan, ibu dan anak itu ditemukan dalam kondisi tinggal kerangka di dalam kamar mandi.
"Keadaannya sudah tidak bisa diidentifikasi (tinggal tengkorak)."
"Dan diperkirakan meninggal sudah lama dan belum diketahui penyebab kematiannya," ungkapnya.
Sementara itu, di dekat jasad korban ditemukan minuman dan sisa cokelat.
"Cuma ada minuman aja sama cokelat, minuman mineral dari beling itu. (Cokelat) sisa bungkusnya aja," ujar Jafar, petugas keamanan.
Selain minuman dan cokelat, polisi juga menemukan secarik kertas di rumah itu.
Terpisah, Kapolres Metro Depok, Kombes Ahmad Fuady membenarkan terkait temuan minuman dan secarik kertas tersebut.
"Sementara itu akan diuji di Labfor, akan diuji apakah zat minuman itu asli atau ada yang lain," terangnya.
Fuady menjelaskan, secarik kertas yang ditemukan itu tertulis nama anggota keluarga dan nomer telepon.
"Itu kalau secarik kertas itu hanya ada nama dan nomor HP, tidak ada keterangan lain," tandasnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJakarta.com/Rr Dewi Kartika H/Elga Hikari Putra, Kompas.com/Muhammad Naufal)