Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kejanggalan Siswi SD Buta Dicolok Tusuk Bakso: CCTV Tak Dibuka dan Kepsek Menghindar saat Ditanya

Berikut kejanggalan kasus siswi SD buta dicolok tusuk bakso di Gresik. Sekolak tak buka CCTV dan kepsek menghindar saat ditanya.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Kejanggalan Siswi SD Buta Dicolok Tusuk Bakso: CCTV Tak Dibuka dan Kepsek Menghindar saat Ditanya
Kolase Tribunnews.com
(Kiri) Samsul Arif (36), ayah korban (tengah) SA, siswi SD buta gegara matanya dicolok tusukan bakso dan (Kanan) Kepala Sekolah UPT SD 236 Gresik, Umy Latifah. Berikut kejanggalan kasus siswi SD buta dicolok tusuk bakso di Gresik. Sekolak tak buka CCTV dan kepsek menghindar saat ditanya. 

TRIBUNNEWS.COM - Insiden siswi SD buta gegara matanya dicolok tusukan bakso di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, kini masuk ke ranah hukum.

Sebelumnya, siswi berinisial SA (8) mengalami kebutaan permanen.

Mata SA dicolok pakai tusukan bakso yang diduga dilakukan oleh kakak kelasnya pada 7 Agustus 2023 silam.

Semua berawal saat SA menolak memberikan uang miliknya kepada pelaku yang diminta secara paksa.

Samsul Arif (36), ayah korban memutuskan melaporkan kejadian yang menimpa anaknya ke polisi.

Ia sebelumnya sempat meminta kejelasan kepada pihak SD 236 Menganti tempat SA sekolah.

Baca juga: Kronologi Siswi SD Buta usai Dicolok Pakai Tusuk Bakso Kakak Kelas, Ditarik ke Lorong dan Dipalak

Namun bukan jawaban memuaskan, Samsul malah harus menelan pil pahit.

Berita Rekomendasi

Ia dipersulit untuk melihat rekaman CCTV di sekolah SA.

Kasus juga menimbulkan kejanggalan karena terkesan sekolah menutup-nutupinya.

"Saya sudah minta tolong pihak sekolah untuk menunjukkan kamera CCTV, tapi tidak boleh."

"Padahal saya ingin tahu, siapa pelakunya. Anak saya enggak tahu siapa nama pelakunya, tapi tahu wajahnya," tutur Samsul," dikutip dari Kompas.com, Minggu (17/9/2023).

Samsul menilai sekolah tidak kooperatif kepada dirinya.

Oleh karenanya, ia meminta agar pihak sekolah mendapatkan sanksi.

"Keinginan saya ada sanksi dari Dispendik karena tidak kooperatif, (kepala sekolah) kalau bisa diganti saja yang layak, yang mau menerima masukan wali murid," tegas Samsul kepada TribunJatim.com.

Baca juga: Mata Kanan Buta Dicolok Tusuk Bakso oleh Kakak Kelas, Bocah SD di Gresik Trauma, Sebulan Tak Sekolah

Samsul melanjutkan, dirinya juga menyebut kepala sekolah SD 236 Menganti tidak memiliki kepedulian kepada anaknya.

Yang bersangkutan hingga kini tidak berinsiatif menjengung korban.

Padahal SA sendiri sudah kurang lebih satu bulan tidak masuk ke sekolah.

"Hanya guru saja," imbuh Samsul.

Kepala sekolah bungkam

Kejanggalan terhadap kasus ini bertamah setelah Kepala Sekolah UPT SD 236 Gresik, Umy Latifah bungkam tak memberikan penjelasan.

Ia menolak menjawab saat didatangi oleh rekan media di sekolahnya.

"Saya punya hak untuk tidak berbicara," katanya singkat, dikutip dari TribunJatim.com.

Hanya satu kalimat terucap, Umy langsung menghindari wartawan dan masuk ke ruang kepala sekolah.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan memastikan proses hukum masih bergulir.

Pihaknya masih sejumlah mengumpulkan barang bukti.

"Proses penyelidikan terus berlanjut, tadi kami mengumpulkan bukti-bukti," katanya.

Informasi tambahan, Kepala Sekolah UPT SD 236 Gresik sudah dimintai keterangan pada Sabtu (16/9/2023) kemarin.

Baca juga: Dipalak dan Mata Kanan Dicolok Kakak Kelas Pakai Tusuk Bakso, Bocah SD di Gresik Buta Permanen

Kondisi terkini korban

SAH (8) siswi SD di Gresik, Jawa Timur, menerima nasib matanya jadi buta akibat dicolok oleh kakak kelasnya dengan tusuk bakso.
SAH (8) siswi SD di Gresik, Jawa Timur, menerima nasib matanya jadi buta akibat dicolok oleh kakak kelasnya dengan tusuk bakso. (Willy Abraham/Surya)

SA sendiri sudah selesai di rawat di RSUD Dr Soetomo.

Hasilnya pemeriksaan, mata kanannya buta permanen karena alami kerusakan saraf.

Selain itu, SA juga mengalami trauma pasca-insden yang merenggut penglihatannya.

"Dari asesmen sementara, korban mengalami trauma, seperti ketakutan," terang Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KB,PP, dan PA), dr Titik Ernawati.

Pihaknya, lanjut Titik, akan kembali melakukan asesmen kepada SA pada Senin (18/9/2023) besok.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Kompas.com/Hamzah Arfah)(TribunJatim.com/Willy Abraham)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas