Sudah 10 Hari Sejak Hilang di Perairan Trenggalek, 8 ABK KM Mandala Tak juga Ditemukan
Sudah 10 hari upaya pencarian, namun 8 ABK KM Mandala yang hilang di Perairan Pantai Gayasan, Kabupaten Blitar tak juga ditemukan.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNNEWS.COM, TRENGGALEK - Sudah 10 hari, namun 8 nelayan asal Trenggalek anak buah kapal (ABK) KM Mandala yang hilang di Perairan Pantai Gayasan, Kabupaten Blitar, belum juga ditemukan.
Proses pencarian pun telah dihentikan.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin berharap pencarian bisa dilakukan secara society community atau komunitas sosial.
"Kita posisinya masih nihil, secara SOP 7 hari pencarian, kemudian kemarin sempat ditambah 2 hari. Sejak hari pertama menurut keterangan teman-teman yang ada di lapangan, situasi ombak tinggi dan berkabut di sekitar lokasi," kata Mas Ipin, sapaan akrab Mochamad Nur Arifin, pasca meninjau Pos Polairud, di Pantai Prigi, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, Minggu (17/9/2023).
Baca juga: Sempat Dilaporkan Hilang Kontak di Sorong, Kapal Dewata Samudera III Ditemukan dan ABK Sempat Trauma
Mas Ipin berharap jika nelayan yang berada di pesisir selatan menemukan korban, baik dalam keadaan hidup atau sudah meninggal, bisa melakukan evakuasi terlebih dahulu, dan menginformasikan kepada petugas untuk dilakukan identifikasi.
"Kemarin kita sempat punya harapan, saat ditemukan mister x di daerah Malang. Tetapi secara identifikasi, ciri-ciri ternyata tidak ada yang identik dengan korban," lanjutnya.
Ke depan, untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan laut (laka laut) lagi, Pemerintah Kabupaten Trenggalek mengimbau nelayan untuk memakai pelampung saat melaut.
"Kita juga baru mengusulkan anggaran baru, karena mereka (nelayan) harus terlindungi oleh pelampung. Tapi pelampungnya bukan yang berbentuk rompi, karena itu mengganggu mobilitas mereka bekerja," lanjutnya.
Salah satu yang diusulkan Mas Ipin adalah pelampung pinggang seperti ikat pinggang.
Pelampung tersebut diyakini lebih simpel untuk nelayan.
"Kemudian bila situasi dingin bisa dibikin jaket, tapi jika situasi panas tidak pakai baju juga masih bisa dipakai," ucap politisi PDI Perjuangan ini.
Baca juga: Kapal Jepang Bertabrakan Dengan Kapal Kargo Berisi 17 WNI Awak Kapal Selamat
Lebih lanjut, Mas Ipin juga mewanti-wanti kepada nelayan untuk memperhatikan prakiraan cuaca yang diumumkan Syahbandar, jika memang buruk dan tidak memungkinkan, sebaiknya nelayan tidak memaksa untuk melaut.
"Tolong sebelum melaut dipastikan. Karena ceritanya kemarin itu posisi mereka sudah mau pulang, kemudian tiba-tiba kabut dan jarak pandang terbatas. Setelah itu terbawa ke tepian dan dihantam ombak," pungkasnya.