Tetesan Air Garam Bercampur Solar Ditemukan di Pamekasan, Dinilai Membahayakan Pengguna Jalan
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas, warga menutupinya dengan pasir atau debu
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Madura Muchsin Rasjid
TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN – Jalan raya jadi licin, akibat tetesan air garam bercampur solar tidak hanya dirasakan pengguna jalan raya di kawasan Bangkalan namun juga pengguna jalan raya di Desa Bunder, Kecamatan Pademawu, Pamekasan.
Bahkan, tetesan air garam bercampur solar sering ditemui warga di pagi hari, kalau warga berangkat beraktifitas sehingga kondisi itu cukup membahayakan lantaran membasahasi jalan raya di area tikungan tajam.
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas, warga menutupinya dengan pasir atau debu.
Abdur Rahem, salah seorang warga sekitar mengungkapkan, sejak musim kemarau belakangan ini, melihat di tikungan jalan Desa Bunder itu basah memanjang. Untuk memastikan jalan raya yang basah itu dari apa, ia dan beberapa warga yang melintas di lokasi itu berhenti, lalu menyentuhnya.
“Begitu kami meraba jalan yang basah, tangan ini kami dekatkan ke hidung. Dari rasanya dan baunya seperti air garam yang bercampur solar. Dan ternyata, kami juga mendengar ada beberapa warga yang lewat di jalan ini tergelincir, lantaran jalannya licin,” kata Abdur Rahem.
Baca juga: 5 Cara Meredakan Batuk dengan Bahan Alami, Bisa dengan Air Garam hingga Jahe
Menurut Rahem, jalan itu memang bukan jalan utama yang padat arus lalulintas. Namun walau begitu, truk jenis Fuso dan Colt Diesel pengangkut garam sering melintas di jalan ini, termasuk mobil boks dan bus. Namun, tetesan air garam itu tidak berpengaruh bagi kendaraan roda empat, tapi berbahaya bagi kendaraan roda dua.
Ali Maskur, salah seorang anggota DPRD Pamekasan, yang juga warga Desa Bunder, Kecamatan Pademawu, mengakui beberapa hari belakangan ini ia menerima keluhan dari warga, adanya tetesan air garam bercampur solar di jalan raya di desanya.
Kemudian untuk memastikan keluhan warga, pagi hari mengendarai sepeda motor menuju lokasi adanya tetesan air garam yang membasahi jalan raya. “Tadi pagi ketika saya melintas, saya hampir terjatuh di jalan itu. Selain kondisi jalannya licin, juga karena berada di tikungan tajam,” kata Ali Maskur, kepada SURYA, Selasa (19/9/2023).
Menurut politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), tidak bisa memastikan, apakah truk pengangkut garam itu yang melintasi di jalan itu dari daerah Pamekasan (Kecamatan Galis dan Pademawu). Bisa jadi, truk pengangkut garam dari Sumenep, yang sengaja melewati lokasi untuk menghindari pantauan petugas.
Ali Maskur mengungkapkan, dari beberapa pengakuan warga, garam yang akan diangkut ke luar, lebih dulu dimasukkan dalam sak. Dan sebelum sak berisi garam itu ditaruh di atas truk, sopir truk lebih dulu membasahi dengan solar dengan cara menyiramkan ke bak truknya. Karena tidak semua bak truk itu terbuat dari kayu, melainkan dari baja atau aluminium. Sehingga untuk mencegah agar tidak karat, maka bak truknya disiram solar.
“Ketika truk sarat muatan garam itu melintas di jalan yang menikung atau kondisi jalan kurang bagus, posisi sak berisi garam bergeser dan saling bergesekan, membuat airnya menetes bercampur solar, jatuh berceceran di jalan raya,” papar Ali Maskur.
Untuk mencegah terjadinya tetesan air garam bercampur solar di jalan raya itu, pihaknya berharap Dinas Perhubungan (Dishub) Pamekasan dan Satlantas Polres Pamekasan saling koordinasi, agar Pamekasan tidak dijadikan kambing hitam adanya tetesan air garam bercampur solar di kawasan Bangkalan. Sebab, di Pamekasan sendiri, juga mengalami hal yang sama.
Artikel ini telah tayang di TribunMadura.com dengan judul Tetesan Air Garam Campur Solar Juga Dikeluhkan Warga Pamekasan