Siswi SD di Gresik Alami Kebutaan Diduga Dicolok Kakak Kelas, Keluarga Korban Dapat Intimidasi
Siswi SD di Gresik alami kebutaan diduga karena matanya dicolok oleh kakak kelas. Keluarga korban mengaku mendapat intimidasi usai melapor.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap dugaan kasus kekerasan yang dialami seorang siswi kelas 2 SD di Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Siswi yang berinisial SA (8) mengalami kebutaan diduga karena matanya dicolok tusuk pentol saat berada di sekolah.
Berdasarkan keterangan keluarga korban, pelaku kekerasan merupakan kakak kelas SA.
Kasus tersebut terjadi pada 7 Agustus 2023 dan dilaporkan ke polisi pada 28 Agustus 2023.
Kuasa hukum keluarga korban, Abdul Malik menyatakan ayah SA sempat mendapat intimidasi dari Camat Menganti usai kasus ini dilaporkan.
Baca juga: Misteri Penyebab Mata Siswi SD di Gresik Buta, Polisi: Alami Penurunan, Tak Ada Tanda Kekerasan
Menurut Abdul Malik intimidasi tersebut dilakukan Camat Menganti ke ayah korban, Samsul Arif (36) pada Rabu (20/9/2023) lalu.
“Ada intimidasi yang dilakukan oleh seseorang. Kemarin camat menemui klien kami, disuruh buat pernyataan bahwa berita ini berita hoaks,” bebernya, Jumat (22/9/2023), dikutip dari Kompas.com.
Ia menjelaskan bentuk intimidasi yang dilakukan Camat Menganti berupa permintaan agar keluarga korban meminta maaf dan mencabut laporan yang masuk ke Polres Gresik.
“Harus mencabut (laporan), kalau tidak mencabut nanti klien kami akan dipecat dalam tempo lima hari. Klien kami memang sekretaris Desa (Randu Padangan),” tandasnya.
Abdul Malik mengaku menyayangkan adanya intimidasi yang dilakukan oleh Camat Menganti dan berjanji akan menempuh jalur hukum jika ayah korban dipecat dari pekerjaannya.
Dugaan intimidasi ini dibenarkan oleh ayah korban, Samsul Arif.
Samsul Arif enggan berkomentar banyak terkait upaya intimidasi tersebut dan menyerahkan permasalahan ini ke kuasa hukum keluarga.
"Iya (perangkat desa) itu teman-teman saya. (Intimidasi dari Camat Menganti) Enggak mau komentar, takut disalahartikan, silakan ke sini (kuasa hukum)," terangnya.
CCTV Sekolah Tak Aktif
Berdasarkan hasil uji laboratorium forensik yang dilakukan oleh Polda Jatim, CCTV sekolah tidak berfungsi saat kejadian.
Kapolres Gresik, AKBP Adhitya Panji Anom mengatakan CCTV sekolah terakhir aktif pada awal Juni 2023 lalu.
Baca juga: Kepala Sekolah Kembali Diperiksa Kasus Bocah SD di Gresik Buta Usai Dicolok Tusuk Bakso
"Hasil labfor CCTV tersebut aktif terakhir 1 Juni 2023. Setelah CCTV dalam kondisi mati tersebut tidak merekam aktivitas elektronik sampai dengan 18 Agustus."
"DVR dinyatakan dalam bahasa lain selama kurun waktu 1 juni 2023 - 18 agustus 2023 DVR CCTV tidak merekam situasi kejadian yang ada di lingkungan sekolah dikuatkan data lock file di DVR tidak ada," paparnya, Kamis (21/9/2023), dikutip dari TribunJatim.com.
Polisi juga telah memeriksa 47 saksi untuk mengetahui kronologi korban mengalami kebutaan saat berada di sekolah.
Saksi yang diperiksa mulai dari tetangga, teman korban, guru hingga kepala sekolah.
"Kami temukan dari 47 saksi yang sudah diperiksa memang sampai saat ini belum ada yang melihat langsung kejadian tersebut, namun kami akan tetap tambah jumlah saksi yang kami periksa sehingga membuat jelas," sambungnya.
AKBP Adhitya Panji Anom menambahkan tidak ditemukan pendarahan pada mata korban usai dilakukan visum di RSUD Ibnu Sina Gresik.
Baca juga: Polda Jatim Bantu Polres Gresik Tangani Siswi SD yang Buta Dicolok Tusuk Bakso
"Jadi hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter tidak ditemukan pendarahan pada sobekan mata dan hasil visum pelendir bola mata dalam keadaan normal. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," tegasnya.
Sementara itu, berdasarkan hasil pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di mata korban.
Proses pemeriksaan MRI dilakukan di RS PHC Surabaya, Jawa Timur.
Dokter Spesialis Mata dari RSUD Ibnu Sina Gresik, dr Bambang Tuharianto menyatakan korban mengalami penurunan penglihatan di mata kanannya.
"Jadi penglihatan yang dikeluhkan, betul, terjadi penurunan penglihatan di mata kanan. Mata kiri batas normal untuk melihatnya."
"Pemeriksaan fisik di alat-alat Ibnu Sina tidak ditemui kelainan apapun. Pemeriksaan MRI tidak didapatkan kelainan apapun, kelainan-kelainan saraf tidak ada secara anatomi komponen-komponen melihat ini bekas terjadi kekerasan, itu saja," ungkapnya.
Baca juga: Kasus Bocah SD Buta Usai Dicolok Tusuk Bakso di Gresik, Timsus Periksa Puluhan Teman Korban
Diketahui, sempat beredar kabar SA menjadi korban pemalakan oleh kakak kelasnya yang mengakibatkan mata kanannya mengalami kebutaan.
Kabar tersebut dibantah dr Bambang lantaran hasil MRI tidak menemukan tanda kekerasan.
"Tidak ada satupun yang menyebabkan, ini tidak ketemu apa-apa," terangnya.
Ia manambahkan, proses penyembuhan mata korban masih terus dilakukan, tapi ia tidak dapat memastikan kesembuhannya.
Selain itu, korban juga telah menjalani tes psikologi di RS Bhayangkara Polda Jatim.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJatim.com/Willy Abraham) (Kompas.com/Andhi Dwi Setiawan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.