Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta Murid SD di Bandung Barat Keracunan, 1 Orang Meninggal hingga Bahan Baku Dibawa ke Lab

Inilah fakta-fakta 34 murid SD di Kabupaten Bandung yang keracunan jajanan cimin. 1 Orang meninggal karena komorbid

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Fakta Murid SD di Bandung Barat Keracunan, 1 Orang Meninggal hingga Bahan Baku Dibawa ke Lab
TribunJabar.id/Hilman Kamaludin
Murid SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang mengalami keracunan saat dirawat di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Puluhan Murid SD di Kecamatan Siguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, keracunan setelah konsumsi aci mini (Cimin) di sekolahnya, Selasa (26/9/2023) lalu.

Total ada 34 murid yang jadi korban dan masih dirawat di Puskesmas Saguling hingga hari ini, Kamis (28/9/2023).

Kepala Puskesmas Saguling, Burhan, mengatakan dari 34 siswa tersebut, 15 di antaranya jalani rawat inap, lalu 13 lainnya rawat jalan.

Lalu dirawat di RS Kartini 3 orang, RSCK 1 orang, RS Dustira 1 orang, dan Klinik Assyyidha 1 orang.

"Dugaan penyebabnya dari jajanan cimin atau olahan makanan dari aci yang pakai bumbu pedas," ujar Burhan saat ditemui di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9/2023).

Ia mengatakan, korban mengeluhkan muntah hingga diare.

"Saat dilakukan pemeriksaan gejalanya ringan, kalau yang dirawat gejalanya berat ada yang muntah-muntah dan diare, sampai saat ini pasien masih berdatangan," kata Burhan.

Berita Rekomendasi

Sedangkan Camat Saguling, kemal Adhiyaksa mengatakan, keracunan tersebut terjadi secara bersamaan.

"Jadi anak-anak ini jajan pada hari Selasa ketika sekolah. Nah pada malam Rabu mereka mulai merasakan gejala panas, muntah, dan diare," ucap Kemal.

Baca juga: 34 Siswa SD di Bandung Barat Keracunan Makanan, 1 Siswa Meninggal karena Punya Penyakit Bawaan

Ia pun berharap, tak ada korban lagi yang berjatuhan.

"Sekarang penanganan masih terus berjalan. Kami bersama pihak Puskemas dan Dinas Kesehatan update terus kondisinya. Kita berdoa, mudah-mudahan jumlah korban tidak bertambah," katanya.

1 Orang Meninggal Dunia

Satu siswa yang keracunan jajanan cimin meninggal dunia, Rabu (27/9/2023).

Siswa berinisial RNN (9) tersebut, sempat mendapat perawatan di rumah sakit setelah keluhkan mual, pusing, dan diare karena diduga keracunan jajan cimin.

Burhan mengatakan, korban meninggal karena penyakit bawaan atau komorbid.

"Satu siswa meninggal dunia di Rumah Sakit Dustira karena ada comorbid atau penyakit penyerta yaitu thalasemia," ujar Burhan, dikutip dari TribunJabar.id.

Burhan mengatakan, siswa tersebut sebelumnya telah memiliki riwayat kontrol kesehatan di RS Hudi Sadikin (RSHS) Bandung.

"Jadi penyakit penyerta Thalasemia yang dialami satu siswa itu diketahui dari riwayat kontrolnya ke RSHS Bandung," kata Burhan.

Menurut Burhan, keracunan yang dialami siswa tersebut memperparah kondisi penyakit.

"Dugaan penyebabnya dari jajanan cimin atau olahan makanan dari aci yang pakai bumbu pedas, mungkin dari pedasnya ini (keracunan)," ucapnya.

Baca juga: Puluhan Siswa SD di KBB Keracunan Jajanan Cimin, 1 Orang Meninggal, Alami Mual hingga Diare

Bahan Baku Dibawa ke Laboratorium

Sampel makan cimin pun dibawa untuk diuji di laboratorium Labkesda Jawa barat.

Mengutip TribunJabar.id, Burhan mengatakan ada tujuh bahan yang dibawa untuk uji laboratorium.

Tujuh bahan tersebut yakni:

- Terigu

- Bahan cabai kering

- Penyedap rasa

- Bumbu bawang

- Cimin siap goreng

- Bumbu keju

- Tepung singkong atau tepung tapioka

"Tadi sudah diambil sampel bahan olahan cimin dan bumbunya termasuk bumbu pedasnya (untuk diuji laboratorium)," ujarnya saat ditemui di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9/2023).

Ia mengatakan, hasil uji laboratorium bisa 3 hari keluar.

"Hasilnya (uji laboratorium sampel) 3 hari bisa keluar, jadi penyebab pastinya sekarang belum bisa dipastikan, tetapi dugaan memang karena konsumsi aci mini itu," kata Burhan.

Burhan menambahkan, siswa yang turut mengonsumsi cimin tapi tidak keracunan karena mereka tidak menambahkan bubuk cabai pada makanan tersebut.

"Jadi ada beberapa (siswa) yang jajan dan mengonsumsi makanan itu, tetapi tidak memakai bumbu pedas, tapi tidak ada gejala. Jadi indikasi lebih kuat dari situ (bubuk cabai)," ucapnya.

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Hilman Kamaludin)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas