Soal Siswa Keracunan di Bandung Barat: Pedagang Baru Jualan 1 Hari, Disdik Ingatkan Ini
Berikut ini pengakuan anak dari penjual cimin yang sebabkan puluhan murid SD di Kabupaten Bandung Barat keracunan
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru soal kasus keracunan yang dialami puluhan siswa SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.
Diketahui, ada 34 siswa SD yang keracunan, dan satu di antaranya meninggal karena komorbid atau penyakit penyerta.
Mereka keracunan setelah makan aci mini (cimin) yang dijajakan oleh TA (74).
Ternyata, TA menjajakan cimin baru sehari.
Hal tersebut diungkapkan oleh Miati (43) anak TA.
Mengutip TribunJabar.id, TA sebelumnya berjualan aromanis.
"Awalnya jualan (aromanis) baru dua minggu. Kalau bikin dan jualan cimin baru kemarin, hari Selasa (26/9/2023)" ujar Miati di Saguling, Jumat (29/9/2023).
Ia mengatakan, TA membeli bahan untuk cimin di warung dan diolah di rumah lalu dimasukkan ke dalam kulkas.
"Jadi bikin dulu (cimin di rumah), terus ketika sudah dingin dimasukin ke dalam kulkas. Pagi-pagi dijual," katanya.
Baca juga: Fakta Jajanan Cimin Diduga jadi Penyebab Siswa SD Tewas Keracunan, Dijual Kakek TA di Dekat Sekolah
Miati mengungkapkan, ayahnya menjajakan cimin di MI Cibanteng di pagi hari, lalu siangnya pindah ke SDN Jati.
"Sebelumnya enggak ada apa-apa. Bahkan sebelum dijual, cucu-cucunya juga sudah mengonsumsi, makan di rumah. Saya juga habis bikin dan makan juga," katanya.
Setelah kejadian tersebut, petugas dari Puskesmas Saguling langsung mengambil tujuh sampel bahan cimin untuk diuji.
"Tadi sudah diambil sampel bahan olahan cimin dan bumbunya termasuk bumbu pedasnya (untuk diuji laboratorium)," ujar Burhan, Kepala Puskesmas Saguling.
TA pun diperiksa pihak kepolisian, Kamis (28/9/2023).