Guru SD di Makassar Diduga Cubit Murid hingga Lebam, Wali Murid Geram Pelaku Tak Minta Maaf
Orang tua murid di Makassar melaporkan oknum guru yang mencubit anaknya hingga lebam. Pelaku sudah berulang kali menghukum murid dengan kekerasan.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Seorang guru SD swasta di Kota Makassar, Sulawesi Selatan berinisial SN dilaporkan atas kasus kekerasan terhadap murid.
Murid yang berinisial A (7) mengalami kekerasan saat di sekolah pada Sabtu (23/9/2023) lalu.
Ibu A, ESS mengatakan guru yang mencubit anaknya hingga lebam merupakan guru Pendidikan Bahasa Arab.
"Kejadiannya anak saya katanya main-main di musala terus dicubit sama gurunya."
"Terus gurunya bilang ini bukan panggung, ini tempat salat," paparnya, Sabtu (30/9/2023) siang, dikutip dari TribunMakassar.com.
Baca juga: Misteri Penyebab Mata Siswi SD di Gresik Buta, Polisi: Alami Penurunan, Tak Ada Tanda Kekerasan
ESS menjelaskan badan anaknya penuh luka lebam karena SN mencubit korban sebanyak empat kali.
"Dicubit berkali-kali. Sudah divisum di RS Bhayangkara," lanjutnya.
Ia menambahkan saat kejadian tidak hanya anaknya yang bermain di musala sekolah, namun ada murid lain yang lari ketika melihat kedatangan SN.
"Teman-temannya lari, terus dia tinggal sendiri. Namanya juga anak 7 tahun, masa main-mainnya," bebernya.
Korban sempat bungkam ketika ditanya penyebab luka lebam di badannya.
"Setelah itu malam pas mau tidur saya pakaikan minyak telon, mama ku nanya, kenapa ini? Awalnya tidak mau ngomong, tapi setelah dibentak baru ngomong. Kalau Pak SN yang mencubit dia di musala," tuturnya.
ESS sempat menunggu itikad baik guru SN untuk meminta maaf, namun SN membantah melakukan tindakan kekerasan ke murid.
Baca juga: Hasil MRI Murid SD Dicolok Senior Pakai Tusuk Bakso: Tidak Ada Tanda Kekerasan di Mata
"Saya kemudian hubungi gurunya yang lain malam itu juga. Saya bilang Kenapa pak SN sampai seperti ini," jelasnya.
Menurut ESS, SN sudah berulang kali melakukan kekerasan ke anaknya.
"Pertama itu kejadiannya bulan lalu, biru seperti dipukul sapu. Tapi anak itu nda pernah mau ngomong," tandasnya.
Lantaran tidak ada itikad baik, ESS membuat laporan ke Satreskrim Polrestabes Makassar.
Pihak sekolah juga dianggap tidak profesional karena mengucilkan anaknya setelah adanya laporan ke polisi.
"Kondisi anak saya trauma, dia sudah belajar di ruang guru, tidak di kelas lagi."
"Semua guru sentimen anak saya, dikucilkan. Dikucilkan karena saya laporkan ke Polrestabes, saya perpanjang ini semua," pungkasnya.
Baca juga: Wakapolres Cilacap Ungkap Kondisi 2 Tersangka Perundungan Siswa SMP
Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Ridwan JM Hutagaol membenarkan adanya laporan kasus kekerasan terhadap murid.
Guru SN yang tidak terima dilaporkan, melaporkan balik orang tua korban atas kasus pencemaran nama baik.
Untuk menyelesaikan kasus ini, petugas akan melakukan mediasi terhadap guru SN dan wali murid ESS.
"Kita sementara akan lakukan mediasi. Akan kita pertemukan. Karena saling lapor," terangnya, dikutip dari Kompas.com.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunMakassar.com/Muslimin Emba) (Kompas.com/Reza Rifaldi)