Cerita Anggota Satpol PP di Papua Selamat Dari Serangan KKB Setelah Senjata Api Pelaku Macet
Seorang anggota Satpol PP menceritakan bagaimana dirinya menjadi korban penembakan kelompok kriminal bersenja (KKB).
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, TIMIKA - Simon Petrus Sroyer, Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Satpol PP Kabupaten Pegunungan Bintang mennceritakan kisahnya menjadi korban penembakan dan penusukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Pada saat itu, ia mengalami luka tembak di bagian telinga dan tulang rusuknya terkena senjata tajam.
Peristiwa yang dialami Simon terjadi pada 19 September 2023.
Awalnya ia hendak berangkat dari rumahnya menuju ke Kantor Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang untuk melaksanakan tugas.
Saat dalam perjalanan, tiba-tiba di tengah jalan, ia diadang tiga orang yang diduga kuat merupakan anggota KKB Papua dengan senjata lengkap.
Baca juga: Polisi Ungkap Asal Senjata Api dan Ratusan Amunisi dari 5 Anggota KKB yang Tewas Saat Baku Tembak
"Saya ditanya oleh mereka KKB, mau kemana, saya menjawabnya, mau ke kantor, lalu saya tiba-tiba ditembak di kepala dan saat itu saya bergerak reflek untuk menghindari tembakan tersebut namun tetap saja mengenai helm saya sehingga telinga saya luka,” kata Simon saat dikunjungi Ka Ops Damai Cartenz-2023, Kombes Pol Faizal Ramadhani ke Oksibil Kabupaten Pegunungan, Minggu (1/9/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan, saat itu dirinya merasa sakit pada tulang rusuk, dan akhirnya diketahui kalau rusuknya terkena benda tajam dalam hal ini sangkur.
Tak sampai di situ, Simon juga ditembak lagi dan melihat pada moncong senjata KKB Papua tidak mengeluarkan api.
Baca juga: Empat Anggota KKB Diamankan dan Dilumpuhkan Satgas Operasi Damai 2023 dalam Sebulan
“Saya berpikir senjata mereka mengalami macet, sehingga tidak mengeluarkan amunisi dan saya bisa selamat sampai sekarang,” ujarnya.
Dirinya kemudian mengambil keputusan untuk melakukan perlawanan, sehingga 3 orang yang diduga anggota KKB Papua tersebut langsung melarikan diri.
Pada saat dirinya hendak menaiki motor untuk melanjutkan perjalanan, muncul lagi 3 orang KKB berbeda dari 3 orang sebelumnya dengan senjata lengkap hendak menyerang.
Saat itu dirinya kembali melakukan perlawanan lagi sehingga mereka langsung melarikan diri.
Dalam situasi genting dirinya melarikan diri dan melapor ke pos penjagaan Polri dan TNI di area Gereja GBI. Dari sana Simon diantar ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Dari kejadian ini, Simon ingin menyampaikan bahwa, KKB Papua yang memegang senjata api telah melanggar hukum nasional dan internasional sehingga tidak ada kompromi.
KKB Papua harus diberikan sanksi hukum yang tegas dan terukur hingga tuntas. Simon mengaku merasa tidak senang dengan apa yang dilakukan oleh KKB Papua ini.
"Saya berharap apa yang dilakukan oleh KKB ini tidak boleh diulangi lagi sehingga aktivas masyarakat bisa berjalan dengan aman dan damai," katanya.
Penulis: Marselinus Labu Lela
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Pengakuan Satpol PP yang Ditembak KKB Papua di Oksibil: Untung Senjata Mereka Macet
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.