Kronologi Istri Polisi di Ambon Ngamuk hingga Banting Helm di Sekolah, Anak Muntah usai Diimunisasi
HT, seorang ibu rumah tangga yang merupakan istri polisi mengamuk di sekolah dasar (SD) di Kota Ambon, Maluku, Selasa (26/9/2023).
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - HT, seorang ibu rumah tangga mengamuk di sekolah dasar (SD) di Kota Ambon, Maluku, Selasa (26/9/2023).
Aksi HT yang merupakan istri anggota polisi Kepolisian Daerah (Polda Maluku) itu sempat terekam kamera dan viral di media sosial.
Adapun alasan HT mengamuk di sekolah karena tak terima anaknya mendapat imunisasi rubela.
Tak sendiri, HT mendatangi sekolah anaknya bersama sang suami yang merupakan anggota polisi.
Lantas seperti apa kronologinya?
- Versi Guru
Baca juga: Anaknya Divaksin, Orang Tua Murid SD di Ambon Ngamuk hingga Aniaya Guru, Yayasan Bawa ke Ranah Hukum
Dilansir TribunAmbon.com, guru di SD tersebut, LT mengaku mendapat kekerasan fisik dari HT.
LT mengatakan, awalnya, orang tua laki-laki yang merupakan anggota Propam Polda Maluku naik ke kelas sambil marah-marah.
Saat itu, ruang kelas 1 penuh dengan siswa yang sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Oknum orang tua itu lantas menarik anaknya turun ke lantai 1 sembari melontarkan kalimat ancaman kepada guru.
Dikatakan, LT, orang tua siswa itu mengatakan, akan melaporkannya ke polisi dan menuntut pihak sekolah apabila terjadi sesuatu kepada anaknya.
"Terus turun ke lantai 1 marah-marah di bawah, saya turun bersama dengan suaminya yang marah."
"Saya turun ke bawah mau menjelaskan saya sudah kasih informasi di WhatsApp grup tapi tidak ditanggapi saya, masih marah-marah terus," kata LT, Jumat (30/9/2023).
Setelahnya, istri oknum polisi itu ikut mengamuk hingga membanting helm.
Tak hanya itu, HT juga menarik baju, mencengkeram dan mendorong LT hingga terbentur pintu.
"Tiba-tiba suara semakin keras, semakin mengamuk, semakin menjadi-jadi, maka muncullah istrinya lalu membanting helm lalu menyerang saya," ungkapnya.
Saat itu, lanjut LT, ia sudah berupaya untuk memberikan penjelasan kepada orang tua siswa.
Namun, orang tua siswa justru semakin emosi hingga melakukan penganiayaan.
"Saya coba untuk menenangkannya untuk menjelaskannya, tapi tidak diterima, terus menarik baju saya sampai sobek."
"Terus mencekik (mencengkeram) saya dari sini (di lengan) saya dengan kuat sekali."
"Lalu terus menarik saya, mendorong saya lalu balik tarik ulang lalu banting saya," bebernya.
- Versi Istri Polisi
Sementara itu, HT memberikan penjelasan terkait dirinya yang terekam kamera mengamuk di sekolah.
Dilansir TribunAmbon.com, HT mengaku emosi lantaran anaknya masuk rumah sakit pascaimunisasi.
HT menuturkan, anaknya diimunisasi rubela pada Rabu (27/9/2023).
Sepulang sekolah, anaknya mengalami demam hingga muntah-muntah.
Baca juga: VIRAL Seorang Ayah Wakili Wisuda Almarhum Putranya di Unisa Jogja, Tidak Kuasa Menahan Air Mata
Menurut keterangan HT, ia tak mendapat pemberitahuan sebelumnya dari pihak sekolah terkait imuniasi tersebut.
Karena alasan itu, HT dan suaminya kemudian mendatangi sekolah untuk meminta penjelasan.
"Yang bikin beta (saya) ngamuk itu hati seorang ibu saja, beta datang mau tanya saja kenapa tanpa sepengetahuan beta anak ini sudah suntik."
"Beta tahu karena beta telepon anak yang di SMP ini dia bilang su suntik," ujar HT.
Dikatakan HT, saat di sekolah, emosinya memuncak setelah mendengar kalimat kasar yang dilontarkan oknum guru.
"Lalu dengan oknum (guru) ini bicara marah-marah, nah itu yang beta banting helm, karena beta emosi. Oknum-oknum guru, yang rame-rame itu (bicara kasar)," terangnya.
Diakui HT, sebenarnya ada pemberitahuan terkait imunisasi tersebut di grup WhatsApp, Selasa (26/9/2023) pukul 11.00 WIT.
Namun, HT tak memperhatikan pesan tersebut.
Kemudian, ada pula pesan terkait kegiatan imunisasi pada Rabu (27/9/2023).
Namun, HT baru melihat pesan tersebut dan langsung merespons untuk tak mengimunisasi anaknya.
Akan tetapi, pesan dari HT itu tak dibaca oleh guru.
HT mengaku telah mencoba menghubungi guru berulang kali, namun nomor teleponnya tidak aktif.
Sehingga HT menghubungi anaknya yang bersekolah di SMP tersebut agar meneruskan pesan itu.
Sayangnya, anak HT yang masih SD itu sudah terlanjur diimunisasi.
"Ternyata anak kami telah selesai divaksinasi rubela tanpa seizin kami selaku orang tua."
"Apakah dengan kami terlambat merespons pesan WA grup tersebut lalu guru dengan seenaknya mengizinkan anak kami divaksinasi tanpa persetujuan kami orang tua?," tandasnya.
HT pun membantah melakukan kekerasan fisik kepada guru saat ia mengamuk di sekolah.
Pihak Sekolah Tempuh Jalur Hukum
Menyikapi kejadian itu, pihak Yayasan Pendidikan Katolik Keuskupan Amboina yang menaungi SD Xaverius 1A akan menempuh jalur hukum.
Sekretaris Yayasan Pendidikan Katolik Keuskupan Amboina, John Dumatubun menyayangkan tindakan HT dan suaminya yang mengamuk dan menganiaya guru.
Baca juga: Viral Video Siswa SMP di Balikpapan Jadi Korban Bullying, Dinas Pendidikan: Kami Minta Maaf
Menurutnya, apabila ada kesalahan, mestinya dibicarakan baik-baik, bukan melakukan kekerasan fisik kepada tenaga pendidik.
"Prinsipnya kami menyesali tindakan ini terjadi. Seharusnya, ibu datang baik-baik dan bicara."
"Kalau memang ada kesalahan prosedural itu bicara baik-baik, bukan tindakan seperti kemarin itu," ungkapnya.
John menjelaskan, pihak sekolah melalui guru telah menginformasikan kepada orang tua murid melalui WhatsApp grup kelas dua hari sebelumnya.
Bahkan, pagi hari sebelum kegiatan imunisasi, pihak sekolah kembali mengingatkan orang tua murid.
Sejumlah orang tua murid lain aktif bertanya, termasuk ada yang langsung memberitahukan informasi anak yang tak boleh diimunisasi.
Sementara, HT baru memberitahu setelah imunisasi selesai.
John menuturkan, akibat tindakan yang dilakukan HT dan suaminya, sejumlah peserta didik mengalami trauma.
Untuk itu, pihaknya akan menempuh jalur hukum.
"Proses ini harus dituntaskan sesuai dengan jalur hukum yang berlaku."
"Sekali lagi saya ulangi proses ini harus diselesaikan sesuai dengan jalur hukum yang berlaku," tegasnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunAmbon.com/Tanita Pattiasina)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.