Warga di Muratara Sumsel Salat Istisqa di Tengah-tengah Sungai Rawas yang Alami Kekeringan
Warga membentang karpet di atas hamparan pasir di pinggir sungai dengan membawa sajadah atau perlengkapan salat dari rumah masing-masing.
Editor: Dewi Agustina
"Selain dari Aalat Istisqa ini kita terus berdoa memohon kepada Allah SWT di setiap akhir salat kita di masjid-masjid semoga Allah menurunkan hujan dan menjauhkan kita dari bencana," katanya.
Meskipun kondisi sungai di Kabupaten Muratara menyusut dan beberapa sumur warga kekeringan, namun kebutuhan air diklaim masih bisa terpenuhi.
"Penduduk di Kabupaten Muratara ini mayoritas tinggal di pinggir sungai, jadi untuk kebutuhan air masih bisa terpenuhi," kata Kabid Penanganan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Muratara, Mathir.
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya untuk membantu suplai air bersih jika ada warga yang mengalami kesulitan air akibat musim kemarau.
Dia menambahkan, berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), prediksi musim kemarau tahun 2023 diperkirakan hingga Oktober mendatang.
"Prediksi dari BMKG musim kemarau ini akan berakhir pada bulan Oktober, di November nanti masa transisi, insyallah sudah mulai hujan," katanya.
Pihaknya terus mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa waspada terhadap berbagai bencana yang terjadi di musim kemarau ini, salah satunya kebakaran.
"Perhatikan kompor di rumah kita masing-masing, perhatikan jaringan kabel listrik. Musim kemarau, panas, ini sangat bahaya. Kemudian stop lah membakar lahan," imbau Mathir. (TS/Rahmat)
Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul Memohon Agar Turun Hujan, Warga di Muratara Salat Istisqa di Tengah Sungai yang Mengering