Cegah Dampak Kabut Asap pada Murid, Dinas Pendidikan Tanahlaut Keluarkan Kebijakan Khusus
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanahlaut, Kalimantan Selatan berikan kebijakan khusus bagi sekolah rentan terdampak kabut asap
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Kabut asap karena kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan, membayangi kesehatan warga, termasuk pagi para pelajar.
Ada tiga sekolah yang rentan terkena kabut asap di Kabupaten Tala.
Melihat hal tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Tala berikan kelonggaran terhadap aktivitas belajar mengajar di tiga sekolah yang rentan terdampak kabut asap.
"Apabila saat pagi kabut asap cukup tebal, maka jam masuk bisa diundur menjadi pukul 09.00 Wita," sebut Abdillah, kepala Disdikbud Tala.
Mengutip Tribuntanahlaut.com, tiga sekolah tersebut yakni SDN 1 dan 2 Benuaraya di Desa Benuaraya.
Lalu SDN 2 Pandahan yang berada di Desa Pandahan.
Baca juga: Kabut Asap di Pekanbaru, Anak TK Pakai Masker saat Belajar hingga Kata PJ Wali Kota
SDN 2 Pandahan tersebut termasuk paling rentan karena wilayah sekitar kerap terjadi karhutla.
Pihak Dinas juga menyampaikan untuk mengurangi kegiatan siswa di luar ruangan.
Contohnya pada jam mata pelajaran olahraga, sementara waktu dapat dilaksanakan di dalam ruangan.
Kabut Asap di Kalsel
Sebelumnya diwartakan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Selatan merekomendasikan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH), untuk mengurangi dampak kabut asap.
Kabut asap tersebut membuat kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) melonjak.
Rekomendasi tersebut diberikan bagi ASN yang memiliki risiko tinggi seperti ibu hamil, ASN yang mempunyai komorbid, hingga mereka yang berusia lebih dari 40 tahun.
Diketahui, dari data Dinkes Kalsel, pekan ke-38 tahun 2023, di Banjarbaru kasus ISPA tercatat ada 846 kasus.
Baca juga: Kabut Asap Tebal Masih Selimuti Pekanbaru, 18 Titik Panas Terdeteksi di Riau
Angka tersebut menjadi kasus ISPA tertinggi, disusul Banjarmasin dengan 825 kasus.
“Proporsi kasus ISPA di Banjarbaru selama September 2023 mencapai 1,3 persen, dan merupakan wilayah yang paling terdampak karhutla,” kata Kepala Dinkes Kalsel, Diauddin, Selasa (3/10/2023).
Selain itu, melihat melonjaknya kasus ISPA, pihak Dinkes Kalsel juga merekomendasikan sekolah untuk melaksanakan sekolah daring di beberapa wilayah di Kalsel.
“Direkomendasikan untuk pelaksanaan sekolah daring di wilayah Banjarbaru dan daring selektif di wilayah Banjarmasin dan Banjar,” ujarnya.
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(BanjarmasinPost.com, Idda Royani/Muhammad Syaiful Riki)