Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kotornya Pantai Cibutun Sukabumi, Sudah Dibersihkan dan Kini Dipenuhi Sampah Lagi

Pantai Cibutun yang sempat dibersihkan dari puluhan ton sampah kini kembali dipenuhi sampah. Bupati pun dibuat heran.

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Kotornya Pantai Cibutun Sukabumi, Sudah Dibersihkan dan Kini Dipenuhi Sampah Lagi
TribunJabar.id/Istimewa
Kondisi Pantai Cibutun Sukabumi, Jawa Barat. Terlihat penuh sampah plastik, padahal beberapa waktu lalu sudah dibersihkan. 

TRIBUNNEWS.COM - Pantai Cibutun di Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, kembali dipenuhi sampah.

Padahal, pantai yang sempat jadi bahan perbincangan karena disebut pantai terkotor ke-4 ini sudah dibersihan beberapa hari lalu.

Bahkan, proses pembersihan berjalan tiga hari dengan mengangkut 30 ton sampah.

Kini, Pantai Cibutun kembali dipenuhi sampah lagi.

Bupati Sukabumi, Marwan Hamami kaget dengan tumpukan sampah plastik yang penuhi pantai, Minggu (8/10/2023).

"Kalau kemarin sampah didominasi oleh sampah kain dan kita susuri sungai yang menjadi beban pencemar agar mengetahui sampah kain berasal dari mana, hari ini coba kita lihat setelah pantai bersih kemaren sekarang pantai dipenuhi sampah plastik," kata Marwan dalam keterangan diterima TribunJabar.id, Senin (9/10/2023).

Baca juga: Datang Langsung ke Pantai Cibutun Sukabumi, Pj Gubernur Jabar Heran Banyak Sampah Kain Garmen

Ia mengatakan, sampah di Pantai Cibunuh yang kembali menumpuk diduga sampah rumah tangga yang terbawa dari sungai.

Berita Rekomendasi

Diketahui, Pantai Cibutun telah dibersihkan pada 4-7 Oktober 2023 lalu.

Saat itu, sampah tekstil menjadi sampah yang mendominasi.

"Kemarin sudah bersih, sekarang sudah penuh lagi. Kemarin hujan di wilayah utara sekitar 1 jam lah nggk lama, ini dimungkinkan sampah rumah tangga melalui sungai hingga terbawa ombak ke bibir pantai ini," ujar Marwan.

Ia pun mengungkapkan, perlu ada tindakan tegas yang diberikan kepada warga yang membuang sampah sembarangan hingga menyebabkan penumpukan di pantai.

"Sebab, apabila dibiarkan isu sampah akan selalu terjadi dan tidak akan pernah berhenti,"

"Ada dua langkah yang harus diterapkan dalam mengurangi isu sampah, diantaranya mengedukasi masyarakat agar memberhentikan kebiasaan membuang sampah ke sungai maupun ke laut dan membuat aturan tegas bagi warga yang membuang sampah tidak pada tempatnya," jelasnya.

Ia juga menambahkan, pemerintah desa juga diminta untuk melaporkan apabila ditemukan masalah lingkungan.

"Apabila di kemudian hari ditemukan masalah lingkungan, pemerintah desa untuk segera melaporkan kepada stakeholder terkait untuk segera ditindaklanjuti," ucap Marwan.

Asal Sampah Ditelusuri

Diketahui, sampah di Pantai Cibutun didominasi sampah kain.

Total sampah yang dibersihkan mencapai puluhan ton.

Hal tersebut pun membuat pihak terkait curiga, dari mana asal sampah tersebut.

Forkopimda Kabupaten Sukabumi pun akhirnya menelurusi asal sampah yang menumpuk di Pantai Cibutun, Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Sukabumi, Sabtu (7/10/2023).

Ribuan orang bersihkan Pantai Cibutun di Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, disebut Pandawara terkotor nomor 4 di Indonesia, Rabu (4/10/2023).
Ribuan orang bersihkan Pantai Cibutun di Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, disebut Pandawara terkotor nomor 4 di Indonesia, Rabu (4/10/2023). (TRIBUNJABAR.ID/M RIZAL JALALUDIN)

Baca juga: Datang Langsung ke Pantai Cibutun Sukabumi, Pj Gubernur Jabar Heran Banyak Sampah Kain Garmen

Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, Dandim 0622/Kabupaten Sukabumi, Letkol Inf. Anjar Ari Wibowo dan Kapolres Sukabumi, AKBP Maruly Pardede, ikut menyusuri dari Muara Cimandiri di Kampung Cipatuguran, Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu, menggunakan perahu karet.

TribunJabar.id mewartakan, rombongan juga sesekali berhenti sambil menancapkan spaduk dilarang membuang sampah.

Penelusuran sungai sepanjang 117 kilometer tersebut dilakukan untuk memastikan ada atau tidaknya warga yang membuang sampah kain ke sungai.

Bupati Sukabumi, Marwan Hamami mengungkapkan, tak ada ditemukan pembuangan limbah kain di Sungai Cimandiri tersebut selama penelusuran.

"Kita telusuri dan kalau dilihat secara hamparan yang kita lihat semua clear, tidak ada persoalan-persoalan seperti yang viral sampah yang terjadi di Cibutun dengan tumpukan sampah garmen atau sampah bekas kain itu," kata Marwan usai penelusuran.

Ia mengatakan, saat penyisiran, hanya ditemukan sampah rumah tangga.

"Nah ini mengingatkan mereka dan menjadi perhatian untuk mereka supaya tidak lagi membuang ke sungai, untuk sama-sama kita memelihara alam dan terutama juga sungai Cimandiri ini. Jadi jangan sampai nanti masyarakat atau umum mempersalahkan juga termasuk ke PLTU, karena akibat dari adanya PLTU terjadi seperti ini," ucap Marwan.

Marwan menduga, sampah kain yang menumpuk di Pantai Cibutun merupakan sampah yang sengaja dibuang dari tengah laut.

"Ya bukan dugaan lagi, dari mana lagi gitu ya. Langkah selanjutnya kita mengkonsolidasikan seluruh stakeholder untuk sama-sama mencermati. Nah perlu semua peran, terutama masyarakat nelayan ya dari pagang, congkreng atau nelayan yang lain, yang juga bisa membantu melihat situasi kondisi di lapangan juga terutama di laut," ujar Marwan.

Pantai Cibutun  asdfg aerg erg erg
Kondisi Pantai Cibutun Sukabumi, Jawa Barat. Terlihat penuh sampah plastik, padahal beberapa waktu lalu sudah dibersihkan

Disebut Pantai Terkotor ke-4 Oleh Pandawara

Pandawara Group sempat menyebut Pantai Cibutun, Sukabumi, Jawa Barat menjadi pantai terkotor nomor empat.

Pihak karang taruna dan pemerintah desa setempat pun tak terima dengan pernyataan tersebut.

Akhirnya, tim Pandawara Group dengan Karang Taruna Kecamatan Simpenan bertemu di Polres Sukabumi, Kamis (5/10/2023).

Mengutip TribunJabar.id, dua pihak tersebut menjalani mediasi.

Dalam mediasi tersebut Pandawara Group mengakui bahwa kaliman pantai terkotor ke-4 tersebut bukan penobatan untuk pantai yang ada di Indonesia.

Namun pada pantai yang dikunjungi Pandawara dengan kondisi sampah yang menumpuk.

"Kita pun tadi mengklarifikasi, menjelaskan ke pihak desa dan Karang Taruna, bahwasanya itu adalah urutan kunjungan, bukan peringkat terkotor, tapi urutan kunjungan," ujar anggota Pandawara Group, Gilang Rahma.

Klarifikasi tersebut diterima oleh pihak karang taruna.

"Tadi sepakat, dua permasalahan yang muncul di media sosial itu yang pertama penolakan, ternyata tadi sudah disampaikan tidak ada penolakan,"

"Kedua penomoran, itu bukan penomoran urutan ranking, tapi penomoran kunjungan yang ke 4 Pandawara Group ke Kabupaten Sukabumi, khususnya ke Kecamatam Simpenan," kata Ketua Karang Taruna Kecamatan Simpenan, Deris Alfauzi.

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, M Rizal Jalaludin)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas