Diduga Alami Kekerasan saat Diklat, Mahasiswa IAIN Gorontalo Tewas, Panitia Tutupi Kematian Korban
Pihak IAIN Gorontalo menyatakan ada kekerasan fisik yang mengakibatkan mahasiswa meninggal. Korban ditendang hingga dipukul panitia saat diklat.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Seorang mahasiswa baru IAIN Gorontalo bernama Hasan Saputra Marjono tewas saat acara diklat kampus, Minggu (1/10/2023).
Pihak keluarga menemukan sejumlah luka di tubuh korban dan meminta pihak kampus melakukan penyelidikan terkait penyebab kematian Hasan Saputra Marjono.
Berdasarkan keterangan tim investigasi IAIN Gorontalo, ditemukan tanda-tanda kekerasan yang dilakukan panitia diklat.
Hal ini diungkapkan ketua tim investigasi IAIN Gorontalo, Darwin Botutihe.
"Kita sudah mengungkap fakta yang sebenarnya dan kita temukan di antaranya indikasi itu ada (kekerasan)" paparnya, Kamis (12/10/2023), dikutip dari TribunGorontalo.com.
Baca juga: UIN Jambi Buka Suara soal Viral Video Bullying Perempuan di Lift oleh Sejumlah Mahasiswa
Tim investigas saat ini sedang menyelesaikan sejumlah berkas yang akan diserahkan ke Rektor IAIN Gorontalo.
"Masih itu melengkapi administrasi untuk di serahkan ke pak rektor, tapi hasilnya sudah ada," lanjutnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Bone Bolango, Iptu Muhammad Ariyanto membenarkan adanya kekerasan fisik yang mengakibatkan korban meninggal saat acara pengkaderan.
"Pertama adanya keterangan tindakan fisik yang kami nilai masih jauh membahayakan," tuturnya.
Diduga korban mengalami kekerasan di bagian dadanya.
"Ada tindakan menendang di bagian dada, ini akan kita dalami ini karena ini bagian titik fatal kalau tidak di dada itu," bebernya.
Baca juga: Mahasiswi Udinus Semarang Akhiri Hidup di dalam Kamar Kos, Pacar Ungkap Fakta : Terjerat Pinjol?
Selain ditendang, korban juga dipukul berulang kali oleh panitia menggunakan sandal.
"Beberapa keterangan juga berupa menggampar pake sendal di kegiatan itu dari saksi, itu yang kita akan kembangkan sejauh mana tindakan fisik yang diberikan oleh panitia maupun pelaksanaan di lapangan kemarin," tandasnya.
Menurutnya pihak panitia sengaja menutupi penyebab kematian korban sehingga membuat keluarga korban merasa ada yang janggal.
"Kalo tanda tanda kekerasan saat di foto karena memang kejadian ini ditutupi dari pihak kepolisian. Jadi kita dapatnya dari foto, di dapatkan sudah di rumah duka, jadi di foto oleh kakaknya ada bercak di bibirnya," pungkasnya.
Sebelumnya, Kapolres Bone Bolango, AKBP Muhammad Alli menyatakan sudah ada 13 saksi yang diperiksa.
Baca juga: Mahasiswi Udinus Tewas di Kamar Kosnya, Tinggalkan Surat Wasiat untuk Orangtua dan Pacar
“Kami sudah lakukan sejauh ini telah memberikan 13 orang, di mana terdiri dari satu saksi pelapor, tiga saksi yang mengikuti pengkaderan. Dan 10 orang ini adalah panitia pengkaderan kegiatan tersebut,” jelasnya.
Penyidik akan memanggil pihak rumah sakit yang menangani korban untuk mengetahui penyebab kematiannya.
“Tidak menutup kemungkinan dari pihak kampus akan kita panggil, termasuk juga dari pihak Rumah Sakit Aloe Saboe yang menangani Almarhum ini. Sejauh mana tindakan dilakukan, semua hal terkait akan kita periksa,” terangnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunGorontalo.com/Ahmad Rajiv)