Viral Siswa SMA yang Diduga Anak Polisi di Langkat Lakukan Bullying, Orang Tua Korban Tak Terima
Seorang siswi di SMAN Langkat, Sumatera Utara menjadi korban bullying oleh teman-temannya sendiri di ruang kelas yang membuat orang tua korban geram.
Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang memperlihatkan aksi perundungan atau bullying terhadap siswi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah di akun Instagram @seputaran.binjai, Minggu (16/10/2023) memperlihatkan siswi SMA yang menggunakan seragam cokelat tengah membully seorang siswi lainnya.
Terlihat dalam video tersebut, seorang siswi terus mengolok-ngolok korban yang tengah duduk.
Tidak hanya mengolok-olok, namun jilbab korban juga ditarik berulang kali.
Tidak hanya itu, namun terduga pelaku juga sempat memegang area sensitif korban.
Saat dibully, korban terlihat tidak melakukan perlawanan apapun.
Baca juga: Viral 2 Wanita Nekat Curi Pakaian dan Tas di Sebuah Toko, Pelaku Diduga Masih di Bawah Umur
Meski begitu, wajah korban terlihat murung.
Rupanya, aksi bullying itu terjadi di ruang kelas SMAN 1 Stabat, di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara pada Jumat (13/10/2023) lalu.
Korban bullying tersebut berinisial A, sedangkan terduga pelaku berinisial BNQ yang sama-sama masih duduk di kelas XII IPS 1.
Dari informasi yang didapat, BNQ disebut-sebut sebagai anak anggota Polri yang bertugas di Polres Langkat.
Orang Tua Korban Mengaku Tak Terima
Mendengar kabar anaknya dibully di sekolah, orang tua korban berinisial W mengaku tidak terima dengan aksi yang dilakukan para pelaku.
Meskipun BNQ dan dua teman lainnya telah meminta maaf di media sosial.
"Tidak bisa seperti itu (melakukan klarifikasi), saya tidak ada di situ. Intinya saya tidak terima anak saya diginikan (menjadi korban perundungan)," ujar W, Minggu (16/10/2023),dikutip dari TribunMedan.
Usai kejadian tersebut viral, ia mengaku pihak sekolah mendatangi kediamannya.
Bahkan, terduga pelaku dan orang tuanya juga telah mendatangi rumah W.
Namun, ia tetap menginginkan kasus tersebut diselesaikan di sekolah.
"Mereka datang baik-baik, ya kami terima. Cuma saya bilang, kejadian ini terjadi di sekolah dan selesainya tidak di rumah ini," ujar W.
Akibat aksi bullying tersebut, W meminta agar anaknya sementara waktu tidak bersekolah terlebih dahulu.
Sebab, kini kondisi A disebut drop usai dibully teman-temannya itu.
Namun, W mengatakan pihak SMAN 1 Stabat tetap meminta A untuk datang.
Ia pun berharap agar para pelaku dikeluarkan dari sekolah agar hal serupa tidak terulang kembali.
"Saya berharap anak-anak itu (para terduga pelaku perundungan) dikeluarkan dari sekolah. Jangan dibiarkan, nanti bisa jadi penyakit, dapat memberi contoh kepada anak-anak lain untuk melakukan hal yang sama. Kalau tidak dikeluarkan, tidak akan ada efek jera kepada yang lain dan kejadian seperti ini dapat terulang kembali," sambungnya.
(Tribunnews.com/Linda) (TribunMedan.com/Muhammad Anil)