Kisah Pilu Anak Berusia 9 Tahun di Sragen yang Tak Bisa Jalan karena Tumor Kaki
RDC pun kini tidak bisa berjalan, dan untuk beraktivitas sehari-hari harus mengandalkan kursi roda.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
"Saat di RS Moewardi hanya opname dan dibiopsi saja, serta juga di-rotgen dada," jelasnya.
Terpisah, Suparni menjelaskan awalnya RDC mau dilakukan operasi dengan harapan bisa segera sembuh.
Ternyata, setelah 'operasi' dilakukan dan perban dibuka, tidak terjadi apa-apa pada kaki RDC.
Bahkan, RDC terus merasakan sakit berupa nyeri.
Menurut Suparni, ternyata RDC hanya dilakukan biopsi atau pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium saja.
Setelahnya, RDC pun merasa trauma dan sempat tidak mau dibawa ke rumah sakit.
"Adik mau diajak kesana lagi takut, karena dia bilangnya dibohongi, katanya dioperasi kok masih sakit dan nyeri," ujar Suparni.
"Adik bilang mama nggak mau, dokternya bohong, adik sampai gulung-gulung di depan rumah," sambungnya.
Setelah itu, karena semakin membesar dan sakit, Suparni kembali mencoba membujuk RDC untuk mau dibawa ke rumah sakit lagi.
RDC akhirnya mau dibawa ke rumah sakit lagi, namun di rumah sakit yang lain.
Rencananya, RDC akan dibawa ke rumah sakit lain di Kota Solo untuk melakukan pengobatan lebih lanjut.
Suparni mengatakan semenjak RDC sakit, suaminya yang merupakan penjual cilok keliling tidak bisa mencari uang karena RDC tidak mau ditinggal.
"Kalau saya tidak punya tegal dan sawah, sehari-hari suami jual cilok keliling," kata Suparni.
"Sejak sakit tidak bisa bekerja, kalau adik mau ditinggal ya bekerja, kalau adik tidak mau ditinggal, ya tidak bekerja," tambahnya.