Mengenal SD 001 Lingga yang Bangunannya Sudah Berdiri sejak 100 Tahun Lalu dan Jadi Cagar Budaya
bangunan SDN 001 Lingga tesebut merupakan Benda Cagar Budaya (BCB) yang sudah berdiri sejak ratusan tahun lalu.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah bangunan sekolah di Jl Encok Kasim, Kelurahan Daik, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau nampak berbeda dengan bangunan sekolah pada umumnya.
Bangunan SD Negeri 001 Lingga tersebut terlihat seperi sebuah rumah panggung.
Ternyata, bangunan SDN 001 Lingga tesebut merupakan Benda Cagar Budaya (BCB) yang sudah berdiri sejak ratusan tahun lalu.
Bangunan tesebut merupakan sekolah tertuaa di Provinsi Kepulauan Riau.
Sekolah yang dibangun pada zaman Kesultanan Lingga ini tak banyak berubah.
Bentuk bangunan sekolah panggung tersebut tetap dipertahankan keasliannya oleh Pemerintah Daerah (Pemda).
Baca juga: Objek Diduga Cagar Budaya Ditemukan di Padang Pariaman, di Perbukitan Tambang Galian
Pemerhati Sejarah dan Budaya Lingga, Lazuardi menyebutkan, dari catatan yang ia dapat dari tetua di Lingga, bangunan sekolah yang kini berstatus sekolah negeri itu dibangun pada tahun 1875.
Pada tahun itulah Sultan Sulaiman Badrull Alamsyah II mulai memerintah hingga 1883 Masehi.
Berlandaskan catatan itu, artinya sekolah ini sudah berusia 148 tahun.
Awalnya masih sekolah ini disebut sekolah arab, karena memang dipakai untuk tempat anak-anak belajar agama.
“Pembelajarannya memakai tulisan Arab Melayu. Ada seorang guru besar, Kuril Sulaiman namanya, ia dari Minangkabau. Dengan huruf-huruf Arab Melayu itulah terjadi tunjuk ajar pada kita dalam ilmu pengetahuan,” ungkap Lazuardi.
Bangunan sekolah tertua di Kepri ini, dikatakan Lazuardi telah banyak melahirkan generasi berpendidikan di Lingga.
Meski Kerajaan Lingga runtuh pada 1911, sekolah ini tetap dimanfaatkan.
Menyesuaikan dengan siatuasi di negeri ini, sekolah arab tersebut kemudian berubah menjadi Sekolah Rakyat (SR).
“Pada waktu SR itu, sekolah ini terdiri dari 4 kelas, berbentuk L terputus. Baru kemudian diambil, alih Belanda. Belanda juga sempat memakai sekolah tersebut. Baru kemudian menjadi sekolah SD 044. Kemudian seiring kemerdekaan RI barulah sekolah tersebut menjadi SD 01, kemudian SD 001,” ungkap Lazuardi, yang juga menamatkan SD di sekolah ini.
Baca juga: Pelestarian Kawasan Cagar Budaya Balekambang Solo untuk Indonesia
Pembelajaran menggunakan aksara Arab Melayu ini kata Lazuardi, membuat dunia penulisan di Lingga berkembang.
Jadi tak heran, jika orang-orang Melayu Lingga sudah mengenal tulisan sekalipun tidak berketurunan bangsawan.
Berbeda dengan di Jawa, yang mana sekolah-sekolah dibangun hanya untuk kaum bangsawan dan orang-orang istana.
Selain bangunan sekolah SD 001 yang bersejarah, di lokasi yang sama juga terdapat sebuah sumur atau perigi yang dibangun juga l sejak zaman sultan.
Sumur tua dengan cap tanggal pembuatan di dinding betonnya.
Sampai saat ini, kondisi perigi tersebut masih dapat digunakan oleh warga sekitar. Bahkan saat kemarau, perigi tersebut tak pernah kering.
“Perigi juga dibangun, ia menjadi sumber air untuk warga seluruh kawasan Daik. Di perigi juga terdapat tahun pembuatan dengan tulisan Arab Melayu,” ungkapnya.
Sementara itu, Ismail Ahmad salah seorang tokoh masyarakat Lingga yang juga mantan Lurah Daik mengatakan, dia juga bersekolah di sana.
“Tahun 1955 saya sekolah di sana, waktu itu masih SR. Kalau tidak salah, umur sekolah itu sudah 75 tahun waktu saya sekolah. Bentuk sekolah tak ada yang berubah, cuma dulu dicat berwarna hitam,” tutur Ismail yang dikutip dari laman Pemkab Lingga.
Semasa masih merupakan sekolah rakyat, kenang Ismail tak hanya orang-orang Melayu yang bersekolah di sana. Karena hanya satu-satunya sekolah, dikatakannya, baik warga Tionghoa, maupun Keling yang ada di Lingga, semua bersekolah di sana.
“Bukan hanya orang Daik, semua orang di Lingga sekolah disini. Banyak yang jadi pengulu (Lurah) sekolah di sini. Dulu semua mahir menulis arab melayu, masa itu bahkan orang-orang cinapun tulisan arab melayunya bagus-bagus,” jelas Ismail.
Ismail ingin sejarah sekolah tertua di Kepri ini diketahui oleh sebanyak-banyaknya orang Lingga. Terutama anak-anak muda yang peduli pada sejarah.
“Sekolah ini adalah bagian dari sejarah dunia pendidikan di Lingga yang tidak boleh ditinggalkan begitu saja, tutupnya.
Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul Sekolah di Lingga Sudah Ada Sejak Zaman Kesultanan, Kini Berumur 148 Tahun
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.