Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Adu Mulut, Kepala Desa dan Kapolsek di Pasuruan Hampir Berkelahi

Perseteruan keduanya dipicu keputusan Kapolsek yang menghentikan turnamen bola voli.

Editor: Erik S
zoom-in Adu Mulut, Kepala Desa dan Kapolsek di Pasuruan Hampir Berkelahi
TRIBUNJATIMTIMUR.COM/Galih Lintartika
Riyanto, kepala Desa Martopuro Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuaruan, Jawa Timur hampir adu jotos dengan Kapolsek Purwosari AKP Hudi. 

TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN- Riyanto, kepala Desa Martopuro Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur hampir adu jotos dengan Kapolsek Purwosari AKP Hudi.

Riyanto dan AKP Hudi sempat beradu mulut dan tayangan videonya viral di media sosial.

Perseteruan keduanya dipicu keputusan Kapolsek yang menghentikan turnamen bola voli.

Baca juga: Oknum TNI di Bengkulu Diduga Aniaya Mantan Istri, Pelaku Emosi saat Korban Minta Harta Gono-Gini

Turnamen tersebut diselenggarakan karang taruna desa setempat. Turnamen belum mengantongi dokumen izin.

Kapolsek kemudian bersitegang dengan Kades yang tidak terima even di desanya dihentikan.

Dalam video itu, Kapolsek meminta turnamen bola voli dalam rangka Hari Sumpah Pemuda dihentikan sementara karena belum mengantongi izin.

Kades Martopuro Riyanto menyebut, pagelaran itu bukan lomba voli. Melainkan silaturahmi antara klub-klub voli memperingati Hari Sumpah Pemuda.

Berita Rekomendasi

“Makanya, pembukaan kemarin itu tepat peringatan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober. Jujur, saya juga kaget kok tahu-tahu dibubarkan,” katanya, Senin (30/10/2023).

Dia mengaku, pihak panitia sudah berkoordinasi dengan Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) terkait dengan penyelenggaraan acara silaturahmi ini.

“Yang menyelenggarakan ini kan karang taruna bersama dengan pemerintah dusun dan desa. Saya kira semuanya sudah dikoordinasikan dengan PBVSI,” urainya.

Menurut Kades, pihaknya sudah menyampaikan permohonan ke PBVSI secara tertulis dan lisan untuk menyelenggarakan silaturahmi ini.

Baca juga: Pria di Bengkulu Aniaya Pacar Mantan Istri, padahal Awalnya Pelaku dan Korban Berteman

“Kami juga memohon, jangan sampai penyelenggaraan ini justru kehilangan momentum sumpah pemuda,” ungkapnya.

Disampaikan Kades, jika menunggu turnamen lain selesai, momentum Hari Sumpah Pemuda akan terlewat. Makanya, pihak desa berkoordinasi dengan PBVSI.

“Hasilnya, kami mendapatkan arahan dari komite wasit bahwa silaturahmi ini tetap dibuka 28 Oktober, kalau perkara izinnya diurus sambil proses,” terangnya.

Kades mengaku mengundang Forpimka Purwosari saat pembukaan. Namun, yang datang perwakilannya saja. Jujur, ia kaget dengan ketidakhadiran Forpimka.

“Saya kaget, di hari kedua silaturahmi, tiba-tiba dapat telpon dari Kasun kalau ada Kapolsek dan Trantib yang datang ke lapangan voli,” ujarnya.

Saat itu, ia sedang menghadiri tiga undangan pernikahan. Ia sempat menyampaikan ke panitia agar mengarahkan Kapolsek dan rombongan ke rumahnya.

Sayangnya, upaya itu tidak membuahkan hasil. Kapolsek dan rombongan tetap di lapangan dan membubarkan pertandingan voli yang sedang berlangsung.

“Saya juga merasa tidak enak, karena saya bapaknya orang desa. Dibubarkan begitu saja, sedangkan kami sudah berproses mengurus izin,” tambahnya.

Dia mengaku, sudah berkoordinasi dengan PBVSI termasuk menggunakan wasit lokal. Dan itu atas persetujuan PBVSI Kabupaten Pasuruan.

Baca juga: Viral 2 Remaja Aniaya dan Rampas Uang Pengemis Disabilitas, Pelaku Putus Sekolah dan Positif Narkoba

“Karena wasit yang resmi berhalangan, kami diperbolehkan menggunakan wasit lokal. Bahkan, saat Technical Meeting (TM) diketahui semuanya,” paparnya.

Dia mengaku, ini hanya karena komunikasi saja, di samping dia juga sibuk, Kapolsek juga sibuk sehingga tidak bisa komunikasi dengan baik.

“Mungkin ini pengalaman pertama di kecamatan Purwosari Kapolsek membubarkan urusan turnamen yang bertujuan untuk kegiatan sosial dan tujuannya jelas,” ujarnya.

Kapolsek Purwosari AKP Hudi mengatakan, sejak awal, Forpimka tidak diajak rapat koordinasi (rakor) terkait turnamen bola voli.

“Hingga akhirnya turnamen ini dilaksanakan. Saya bergerak ini ya karena kesepakatan bersama dengan Camat dan Dandim yang meminta untuk dihentikan,” tambahnya.

Baca juga: Anggota TNI yang Aniaya Anggota Polisi di Kalimantan Selatan Menyerahkan Diri ke Denpom

Dia mengatakan, turnamen bukan dibubarkan tapi dihentikan sementara sembari menunggu izinnya turun. Turnamen boleh dilanjutkan setelah izinnya keluar.

“Siapa yang bertanggung jawab ketika ada kerusuhan atau keributan dalam pelaksanaannya. Ini yang perlu dipikirkan. Saya tidak membubarkan , tapi menghentikan,” jelasnya.

Penulis: Galih Lintartika

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim-timur.com dengan judul Viral Video Kades dan Kapolsek di Pasuruan Adu Mulut Gara-gara Turnamen Voli, Hampir Adu Jotos

Sumber: Tribun Jatim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas