Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Heboh Pelajar Sayat Lengan di Ponorogo, Psikolog Sebut Bukan Ikuti Tren tapi Dipicu 4 Sebab Ini

Psikolog klinis mengimbau orang tua harus peduli terhadap kondisi buah hati, tidak hanya sekadar memberikan materi saja.

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Heboh Pelajar Sayat Lengan di Ponorogo, Psikolog Sebut Bukan Ikuti Tren tapi Dipicu 4 Sebab Ini
Tribun Jatim Network/Pramita Kusumaningrum
Psikolog Klinis RSUD dr Harjono Ponorogo, Karina Rizki Rahmawati mengatakan, dalam sebulan, ada 5 orang yang mendatanginya karena kasus sayat tangan sendiri, Rabu (1/11/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO -  Psikolog Klinis, Karina Rizki Rahmawati angkat bicara soal kasus menyakiti diri sendiri dengan cara menyayat lengan terjadi di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Data yang ada, dalam sebulan, ada 5 pasien yang menemuinya, baik di praktik mandiri, maupun di RSUD dr Harjono Ponorogo.

“Dulu ada, tapi tidak seperti sekarang. Sebenarnya kalau dibilang banyak, tidak. Ya ada 5 dalam sebulan yang datang ke saya,” ujar Psikolog Klinis RSUD dr Harjono Ponorogo, Karina Rizki Rahmawati, Rabu (1/11/2023).

Dia menjelaskan, rata-rata yang datang memeriksakan diri dalam kondisi sudah parah.

Kedua lengannya sudah penuh dengan sayat yang dibuat sendiri bahkan sampai muncul keloid.

Baca juga: Balita di Ponorogo Meninggal akibat Tercebur Kuah Panas, Sudah Operasi 4 Kali sejak September

"Luka sudah kering gitu disayat lagi. Mereka kalau ditanya ya tidak sakit,” kata Karina.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, rata-rata permasalahannya dipicu kasus bullying.

Mereka mendapatkan bullying secara verbal, ada yang tentang percintaan karena putus.

“Rata-rata permasalahan kurang perhatian orang tua, teman yang membully fisik. Juga unsur asmara dan yang datang memang perempuan rata-rata,” jelas Karina.

Untuk yang mengikuti trending, jelas dia, nyaris tidak ada.

Ada juga yang datang ke dirinya karena kecewa artis Korea idolanya mengakhiri hidup.

“Mereka kecewa idolanya kok mengakhiri hidup. Ya akhirnya melakukan itu (menyayat ditinya sendiri),” terang Karina.

Dia mengimbau orang tua harus peduli terhadap kondisi buah hati. Tidak hanya sekadar memberikan materi saja.

“Ponorogo itu kebanyakan orang tuanya bekerja di luar negeri (sebagai TKI). Anak-anak diasuh neneknya. Kemudian diuji materi. Harus benar-benar perhatian,” pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Bukan Ikut Tren, Kasus Sayat Tangan di Ponorogo Dipicu Kecewa dengan Artis Korea Idola hingga Bully

Sumber: Tribun Jatim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas