Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Manfaat 3 in 1 Eceng Gondok, Warga Mandiri Waduk Cengklik Jadi Lestari

Warga Dukuh Turibang, Desa Sobokerto, Ngemplak, Boyolali, gotong royong memanfaatkan eceng gondok Waduk Cengklik

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Daryono
zoom-in Manfaat 3 in 1 Eceng Gondok, Warga Mandiri Waduk Cengklik Jadi Lestari
TribunSolo.com/Chrysnha
Anggota Pokmas Ngudi Tirto Lestari tengah melakukan pengolahan eceng gondok dimanfaatkan menjadi biogas di Dukuh Turibang, Sobokerto, Ngemplak, Boyolali 

Produk pupuk padat organik dan pupuk cair misalnya, telah dipercobakan kepada seluruh anggota pokmas.

Hasilnya? Dalmanto dengan percaya diri bangga, masa panen lebih cepat 3-5 hari.

Bapak berusia 51 tahun ini memberi contoh, tanaman kangkung milik anggota pernah menjalani eksperimen. Masa panen kangkung awalnya 25 hari dengan pupuk kimia, setelah dicoba lagi menanam kangkung menggunakan pupuk POC olahan eceng gondok, panen  kangkung maju menjadi 20 hari.

"Alhamdulilah ya, sudah dicoba ke tanaman kangkung, sawi, kenikir, bahkan padi di sawah saya pakai pupuk oahan eceng gondok. Semua (masa panen) maju 3-5 hari," terangnya.

Pemanfaatan produk olahan eceng gondok lainnya adalah pemanfaatan biogas. Dalmanto mengungkap, 21 hari fermentasi eceng gondok menjadi biogas dapat digunakan untuk kebutuhan memasak berhari-hari tergantung penggunaan.

"Kalau pakai ban (penampung gas) lebih besar, bisa jadi dipakai semingguan, tergantung masak apa saja ya," bebernya.

Pertamina Memilih

Berita Rekomendasi

Area Manajer Communication, Relation, dan CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Tengah, Brasto Galih Nugroho, menjelaskan, bendungan merupakan kawasan penting bagi penerima manfaat irigasi berikut juga bagi masyarakat sekitar yang berpengaruh pada keberlangsungan ekosistem serta sebagai penampung air.

Keberadaannya sangat vital bagi masyarakat yang bergantung terhadap bendungan. Salah satu bendungan yang keberadaannya sangat dijaga yakni Waduk Cengklik .

Waduk Cengklik terletak di tiga desa yakni Desa Sobokerto, Desa Senting, dan Desa Ngargorejo. Waduk ini merupakan pemberi suplai irigasi bagi setidaknya kurang lebih 3.500 Ha di bagian hulu yang mencangkup 3 kecamatan yakni Kecamatan Ngemplak dan Nogosari.

Menurut data dari Desa Sobokerto pada Tahun 2020, setidaknya terdapat 12 Ha wilayah di sekitar desa yang mengalami penurunan kualitas atau yang disebut lahan kritis yang terdapat di beberapa dusun, salah satunya yakni Dusun Turibang, yang berada di wilayah timur Waduk Cengklik terdapat lahan kritis seluas ± 5-6 Ha. Selain penurunan kapasitas penampungan air, terdapat juga pendangkalan waduk akibat tumbuh banyak enceng gondok.

Adapun penyebab banyaknya enceng gondok dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah limbah rumah tangga yang mengalir ke waduk, serta pertanian keramba, yang mana zat yang terkandung dalam pakan ikan yang dikembangbiakkan petani memancing pertumbuhan enceng gondok.

“Berdasarkan hal itu, maka perlu langkah penanganan keberdaan gulma enceng gondok di Waduk Cengklik yang berubah menjadi bermanfaat bagi kehidupan masyarakat khusunya yang tinggal di sekitar Kawasan Waduk Cengklik. Enceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan biogas sehingga pendampingan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dilakukan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Adi Sumarmo berfokus pada hal tersebut,” paparnya kepada Tribunnews, Selasa (31/10/2023).

Selain itu perlu juga dilakukan pendampingan program yang ditujukan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar Waduk Cengklik dengan memanfaatkan potensi lokal untuk menumbuhkan ekonomi

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas