Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta Mertua Bunuh Menantu yang Hamil 7 Bulan di Pasuruan, Motif hingga Pengakuan Ibu Korban

Dalam pengakuannya kepada polisi, Khoiri tega membunuh menantunya karena dilatarbelakangi persoalan utang.

Penulis: Daryono
Editor: Sri Juliati
zoom-in Fakta Mertua Bunuh Menantu yang Hamil 7 Bulan di Pasuruan, Motif hingga Pengakuan Ibu Korban
Tribun Jabar, net
Ilustrasi garis polisi (kiri) dan ilustrasi jenazah (kanan). Berikut ini fakta-fakta mertua bunuh menantu yang tengah hamil 7 bulan di Pasuruan, Jawa Timur. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini fakta-fakta mertua bunuh menantu yang tengah hamil 7 bulan di Pasuruan, Jawa Timur.

Khoiri (52) tega membunuh menantunya, FAH (23), di rumahnya di Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Selasa (31/11/2023).

Saat dihabisi, FAH tengah hamil 7 bulan.

Pembunuhan itu diketahui saat suami FAH, Sueb (31) tiba di rumah setelah pulang kerja. 

Ia menemukan istrinya bersimbah darah dan kritis. 

Seketika ia histeris. 

Baca juga: Komunikasi Terakhir Menantu yang Dibunuh Mertua di Pasuruan, Telepon Ibu dan Sebut Ingin Beli Motor

Korban kemudian dibawa ke Puskesmas, tapi meninggal dunia di perjalanan. 

Berita Rekomendasi

Usai membunuh FAH, Khoriri ditangkap aparat kepolisian.

Dirangkum Tribunnews.com, Kamis (2/11/2023), berikut fakta-fakta aksi keji mertua bunuh menantu yang hami 7 bulan di Pasuruan:

1. Motif, mengaku soal utang jadi pemicu

Dalam pengakuannya kepada polisi, Khoiri tega membunuh menantunya karena dilatarbelakangi persoalan utang.

Kapolsek Purwodadi ,Iptu Pujiyanto mengatakan berdasar pengakuan Khoiri, ia kesal lantaran anaknya, Sueb (suami FAH) memiliki banyak utang.

Khoiri menduga utang itu dipengaruhi oleh sang menantu.

"Pelaku menduga utang anaknya akibat pengaruh korban. Sehingga pelaku jengkel dan membunuh menantunya itu," kata Pujiyanto dikutip dari Kompas.com, Kamis (2/11/2023).

Polisi mengamankan Khoiri atau Satir (53) mertua yang diduga kuat membunuh menantunya yang sedang hamil 7 bulan di Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Selasa (31/10/2023) .
Polisi mengamankan Khoiri atau Satir (53) mertua yang diduga kuat membunuh menantunya yang sedang hamil 7 bulan di Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Selasa (31/10/2023) . (Istimewa via Surya.co.id)

Atas pengakuan ini, kata Iptu Pujiyanto, polisi tidak akan langsung mempercayainya. 

Pasalnya, bisa saja ada alasan lain yang membuat pelaku membunuh korban. 

Terlebih, dalam kasus ini sempat muncul beragam motif pelaku mulai dari kekerasan seksual hingga marah karena tidak diberi makanan. 

Iptu Pujiyanto mengatakan polisi masih melakukan pendalaman atas kasus ini. 

2. Ibu korban tak menyangka anaknya dibunuh sang besan

Nurul Afini (49), ibu dari FAH, mengaku tak habis pikir mengapa Khoiri tega membunuh anaknya. 

Tak hanya anak, sang cucu atau bayi yang dikandung FAH juga meninggal dunia.

"Yang dibunuh bukan anakku saja, tapi juga calon cucuku. Kok teganya (pelaku) sama calon cucu nomor pertama, motifnya apa?" kata Nurul, ketika berada di rumahnya, Medokan Ayu, Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (1/11/2023), dikutip dari Surya

Abdul Munir (58) dan Nurul Afini (49), orangtua Fitria Almuniroh Hafidloh (23) ibu hamil tujuh bulan di Pasuruan, Jawa Timur, yang tewas digorok mertuanya, saat ditemui di kediamannya, Perum Sinar Amerta Medayu Selatan, Medokan Ayu, Rungkut, Surabaya, pada Rabu (1/11/2023) siang. 


Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Pilu Ibu di Surabaya, Anak Hamil 7 Bulan Digorok Mertua, Ungkap Sempat Ada Pertengkaran, https://jatim.tribunnews.com/2023/11/01/pilu-ibu-di-surabaya-anak-hamil-7-bulan-digorok-mertua-ungkap-sempat-ada-pertengkaran.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
Abdul Munir (58) dan Nurul Afini (49), orangtua Fitria Almuniroh Hafidloh (23) ibu hamil tujuh bulan di Pasuruan, Jawa Timur, yang tewas digorok mertuanya, saat ditemui di kediamannya, Perum Sinar Amerta Medayu Selatan, Medokan Ayu, Rungkut, Surabaya, pada Rabu (1/11/2023) siang.  (TribunJatim.com/Luhur Pambudi)

Hingga saat ini, Nurul mengaku tidak mengetahui alasan mengapa anaknya dibunuh. 

"Saya enggak tahu. Waktu memandikan kelihatan ada memar di perut, sepertinya ditekan sama pelaku, saya enggak tahu (pasti) penyebabnya," jelas dia.

3. Sang besan tak tunjukkan sikap mencurigakan

Masih dikutip dari Surya, Nurul seakan tidak percaya besannya tega membunuh anaknya. 

Terlebih selama ini, hubungan dirinya dengan sang besan baik-baik saja. 

"Baik saja, saya enggak curiga. Saya kemarin (saat berkunjung Minggu), (bilang) kecapekan habis dari jalan sehat Hari Santri, dicarikan dukun pijat badan, yang mencarikan ya besan saya," ujarnya. 

Baca juga: Wanita Hamil 7 Bulan Dibunuh Mertua di Pasuruan, Suami Sebut Istrinya Sangat Perhatian ke sang Ayah

Tidak hanya diperlakukan dengan baik, sang besan selama ini juga memberikan oleh-oleh apabila dirinya berkunjung. 

Menurut Nurul, sang besan juga tidak menunjukkan perilaku aneh ketika bersosialisasi.

"(Dugaan penyakit kejiwaan) enggak ada," ujar dia.

Nurul pun berharap agar pihak kepolisian bisa bertindak adil dalam mendalami kasus tersebut.

Dia juga meminta pelaku pembunuhan anaknya bisa mendapatkan hukuman berat.

"Dihukum seberat beratnya, dihukum seadil-adilnya. Kalau orang meninggal ya berarti sudah meninggal, jadi (pelaku) dihukum seberat beratnya," tutupnya.

4. Sosok FAH

Foto Fitria Almuniroh Hafidloh (23) semasa hidup 135
Foto Fitria Almuniroh Hafidloh (23) semasa hidup

Nurul juga mengungkap sosok anaknya, FAH, yang tewas dibunuh mertuanya sendiri. 

Dikatakannya, FAH merupakan sosok wanita yang pendiam, patuh perintah dan nasehat orangtua, dan rajin gemar membantu pekerjaan rumah tangga selama di rumah, sebelum akhirnya menikah pada Mei 2023. 

Selain itu, FAH juga sosok wanita yang pintar memasak. 

"Pendiam. Gak neko-neko. Kalau soal makan dia pilih-pilih, karena dia bisa masak sendiri. Kalau di rumah sebelum nikah dia masakkan kami," ujar Nurul Afini.

5. Menikah setelah dijodohkan

Nurul Afini mengatakan FAH dan Sueb menikah pada Mei 2023. 

Pernikahan itu bermula saat keduanya dijodohkan oleh paman FAH. 

"Kalau pacaran, saya suruh datang ke rumah. Ada 2 orang yang suka anak saya, saya suruh datang ke rumah. Jadi dia ini menurut. Nah dia ini saya jodohkan. Yang menjodohkan adik saya (paman korban)," jelasnya.

Setelah memastikan kecocokan diantara keduanya, pernikahan antara Sueb dan Fitria pun resmi digelar.

Nurul Afini mengungkapkan, anaknya itu tengah mengandung calon cucu pertamanya dengan usia kandungan menginjak tujuh bulan, per 1 November 2023 hari ini.

Seandainya insiden nahas ini tak pernah terjadi, dua pekan mendatang, tepatnya Senin (13/11/2023), ia bersama keluarga besar sang besan berencana menggelar acara doa bersama sebagai penanda rasa syukur atas kehamilan seorang ibu yang telah memasuki masa kandungan tujuh bulan atau lazim disebut dalam tradisi adat jawa; Tingkeban.

"Iya tanggal 13 November 2023 rencananya mau acara Tingkeban," ujarnya. 

(Tribunnews.com/Daryono) (Tribunjatim/Luhur Pambudi)

 
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas