Oknum Asisten Dosen di Medan Rudapaksa Siswi SMP hingga Hamil, Pelaku Merupakan Sepupu Korban
Asisten dosen di Medan diduga merudapaksa siswi SMP hingga hamil. Pelaku merupakan sepupu korban. Kini pelaku masih menjadi buron kepolisian.
Editor: Abdul Muhaimin
TRIBUNNEWS.COM - Ayah dan anak di Medan, Sumatra Utara diduga merudapaksa seorang siswi SMP berinisial AZZ (14) hingga hamil.
Kedua pelaku merupakan paman dan sepupu korban yang tinggal serumah dengan AZZ.
Pelaku yang berinisial MRD (56) kini telah ditangkap, namun pelaku tak mengakui perbuatannya.
Sedangkan pelaku SNHD yang merupakan anak MRD hingga kini masih buron.
SNHD saat ini bekerja sebagai asisten dosen di Universitas Negeri di Medan.
SNHD merupakan anak pertama dari MRD, guru otomotif di SMK Negeri 14 Medan, yang juga diduga pelaku rudapaksa terhadap AZZ.
Baca juga: Sosok Guru SMK dan Asisten Dosen yang Rudapaksa Siswi SMP Yatim Piatu di Medan hingga Hamil 8 Bulan
SNHD merupakan alumni Universitas Sumatera Utara (USU) Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan kini dikabarkan bekerja sebagai asisten dosen salah satu guru besar di USU.
Informasi ini pun diamini wali kelas korban sekaligus pelapor berinisial YT (31), SNHD menjadi asisten dosen guru besar USU bernama Rita.
"Kalau informasi yang didapat dia asisten dosen di USU Ekonomi, guru besar Bu Rita," kata YT, kepada Tribun-Medan.com, Kamis (2/11/2023).
Terkait hal ini, Polisi tidak membantah ia merupakan alumni di salah satu Universitas Negeri di Medan dan sebelum kabur dipekerjakan sebagai asisten dosen.
"Tersangka MRD guru PNS, di SMK Negeri di Medan. Si Syarif kuliah di USU, tapi sudah tamat. Dipekerjakan sebagai Asisten Dosen informasi yang kami dapatkan," kata AKBP Feriana Gultom.
Terpisah, Kepala Humas, Promosi dan Protokoler USU Amalia Meutia mengaku tidak memiliki data Asisten Dosen.
Baca juga: Wanita Hamil di Pasuruan Dibunuh Mertua, Diduga ada Motif Cinta Segitiga hingga Kasus Rudapaksa
Dia menyebut, asisten dosen merupakan tanggung jawab pribadi dosen secara personal dan tak tercatat di Fakultas maupun Universitas Sumatera Utara.
"Itu kebijakan dosen yang bersangkutan, tidak ada hubungan dengab Fakultas atau Universitas karena sifatnya personal. Tidak ada hubungannya denhan institusi USU kalo gitu karena diluar ranah akademis," kata Amalia Meutia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.