Terkuak Sosok Mahasiswi FKH Unair Ditemukan Tewas dalam Mobil di Sidoarjo, Nyaris Sempurna
Ketika ditemukan, perempun asal Kediri mengenakan kaus putih, celana putih agak krem dan sandal yang juga warna putih
Editor: Eko Sutriyanto
Kita tunggu hasil autopsinya terlebih dulu untuk memastikan penyebab kematiannya,” ujar Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo.
Di sisi lain, petugas juga sudah melakukan olah TKP dan terus melakukan penyelidikan dengan memintai keterangan sejumlah saksi untuk mengungkap peristiwa ini.
Baca juga: Mayat Laki-laki dan Perempuan Ditemukan di Dalam Rumah di Pasaman Barat
Dari pemeriksaan di lokasi, petugas juga menemukan sebuah surat yang diduga merupakan surat wasiat dari korban untuk keluarga dan orang-orang dekatnya.
Namun surat itu juga masih dalam penyelidikan, apakah benar surat tersebut dibuat korban sendiri sebelum meninggal atau tidak.
Mengejutkan Dekan FKH Unair
Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Unair (FKH Unair) Surabaya, Prof Dr Murni Lamid mengaku cukup terkejut dengan kabar duka yang terjadi pada mahasiswinya tersebut.
Prof Murni, korban saat ini sedang menjalani program pendidikan dokter hewan yaitu program coasistensi.
"Saya cukup kaget dan ndredeg ini tadi, saya nangis dari tadi itu karena ini berita yang mendadak dan kami merasa, dengan adanya berita ini, kami sangat terpukul sekali," ungkapnya saat dikonfirmasi Tribun Jatim Network, Minggu (5/11/2023).
Korban yang berinisial CA (21) menurut Prof Murni dikenal memiliki kepribadian yang baik dan memiliki banyak teman serta sahabat.
Ia juga berada di kelompok 41, yang besok Senin (6/11/2023) akan menjalani program kegiatan coasistensi di divisi parasitologi tetapi ditemukan meninggal pada pukul 05.30 WIB.
"Saya dapat beritanya dari keluarganya bukan dari polisi.
Katanya di rumah sakit (kamar jenazah) itu tidak ada siapa siapanya cuma dua orang tante dan om, kemudian satu dosen dari kampus, sedangkan yang lainnya tidak ada," lanjutnya.
Asisten Dosen
Kiara Thana Kirana, mahasiswi jurusan Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengaku tak menyangka asisten dosennya, CA (21) meninggal dunia dalam keadaan tragis.
CA di lingkungan Fakultas Kedokteran Hewan Unair Surabaya dikenal sebagai sosok yang berprestasi.
Ia lulus kuliah dengan IPK 3,8 sehingga nyaris sempurna dalam prestasi perkuliahan.