Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pak Guru Pesulap Limbah Tekstil, Rangkul Tetangga Usung Misi Ekspor ke Luar Negeri

Bermula dari keprihatinan seorang guru honorer bernama Rifaul Zamzami terhadap limbah tekstil, ia mengolahnya menjadi produk celana

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Daryono
zoom-in Pak Guru Pesulap Limbah Tekstil, Rangkul Tetangga Usung Misi Ekspor ke Luar Negeri
Tribunnews.com
Peraih Satu Indonesia Awards Provinsi Rifaul Zamzami menunjukkan produk olahan limbah tekstil menjadi celana 

Sebenarnya proses produksi tak selesai sampai di situ.

Ool mengaku masih banyak tetangga yang bakal mengambil kain untuk selanjutnya dijahit di rumah masing-masing.

Ada juga pemuda yang masih kuliah membagi waktu dengan menjadi penjahit di rumah produksinya.

Ia bernama Lala, sepulang kuliah pasti mengambil kain untuk selanjutnya dibawa pulang dan dijahit sesuai pola celana. 

Hal itu sesuai dengan rencana awal sang pemilik usaha, Rifaul Zamzami.

Pria asal Comal, Pemalang ini memang ingin sejak awal merangkul sanak saudara hingga tetangga di sekitar rumah untuk membesarkan bisnisnya.

Berawal dari keprihatinan Rifaul akan lingkungan sekitar, melihat limbah tekstil dibuang dan dibakar menimbulkan polusi.

Berita Rekomendasi

"Bikin sesak napas," ucapnya singkat. Ia lalu berkeinginan mengolah limbah tekstil itu di rumah.

Hanya berempat, dirinya dan orang tua serta saudara yang merintis usaha pengolahan limbah tekstil dijadikan pakaian pada 2011.

Modalnya sangat minim saat itu, ia bercerita, cukup membayar Rp 30 ribu untuk mengganti karung berisi kain limbah tekstil.

Lantas dirinya mencoba membuatnya menjadi celana. Dan jadilah, celana-celana tersebut ia jual ke berbagai daerah.

Bahkan pria yang saat itu berprofresi sebagai guru honorer memanfaatkan waktu libur weekend untuk turun langsung berjualan.

Saat bekerja mengajar, kegiatan produksi ia pasrahkan kepada orang tua.

"Saya jualan langsung sampai ke Bali, menyaksikan dagangan saya diberi bule, Sangat senang ya karena laris, bule suka yang murah-murah," paparnya kemudian tersenyum mengenang kisah masa lalu.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas