PRP Papua: Pendidikan Pintu Besar Wujudkan Kemajuan, Kesejahteraan dan Persatuan di Bumi Cendrawasih
Pintu besar untuk masuk dalam upaya merealisasikan Papua yang maju dan sejahtera, sekaligus merawat semangat persatuan dan perdamaian melalui pendidik
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pintu besar untuk masuk dalam upaya merealisasikan Papua yang maju dan sejahtera, sekaligus merawat semangat persatuan dan perdamaian adalah melalui jalur pendidikan.
Hal itu disampaikan Eka Triana Wati usai resmi dilantik menjadi Ketua DPW Perhimpunan Rakyat Progresif (PRP) Provinsi Papua oleh Sekjen DPP PRP, M. Huda Prayoga di Hotel Mercure, Kota Jayapura, Senin (6/11/2023).
“Rakyat Progresif Papua akan konsen dan turut bergerak membumikan cita-cita progresif para pendiri bangsa dalam hal mencerdaskan kehidupan berbangsa di Bumi Cendrawasih,” kata Eka.
Baca juga: PRP Lampung Soroti Kasak-kusuk Koalisi Pilpres: Tak Ada Manfaatnya Bagi Rakyat
Menurut Eka, Papua sebagai beranda Indonesia masih berusaha mencari model pendidikan yang sesuai dengan kondisi daerah dan karakter penduduk setempat.
“Papua memang memiliki tantangan yang berbeda dibandingkan dengan kebanyakan wilayah di Indonesia. Luas wilayah dan sebaran penduduk menjadi masalah yang harus diatasi oleh pemda, pendidik, penyelenggara pendidikan, dan masyarakat,” ujarnya.
Eka menjelaskan sejumlah kendala yang masih dihadapi untuk memberikan layanan pendidikan di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) seperti Provinsi Papua.
“Antara lain, belum meratanya sekolah, mulai dari jenjang sekolah usia dini hingga sekolah menengah atas. Akibatnya, banyak anak dan remaja usia sekolah di daerah perdesaan dan terpencil sulit mengakses layanan pendidikan setelah mereka menuntaskan sekolah dasar,” ucapnya.
Kesulitan serupa, lanjut Eka, juga dialami banyak siswa yang telah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama di daerah terpencil.
"Mereka kesulitan melanjutkan ke jenjang SLTA,” ujarnya.
Eka menambahkan, ada kendala yang lebih mendasar yang dihadapi sekolah di wilayah 3T di di Papua, yakni masih minimnya guru.
“Selain itu, sekolah juga menghadapi masalah sebaran guru yang tidak merata dan kualitas sarana prasarana yang terbatas. Sejumlah sekolah juga masih sulit membangun sarana sesuai standar pendidikan nasional,” ucap Eka.
Baca juga: PRP: Rakyat Tidak Boleh Kehilangan Pegangan dalam Keberlanjutan Pembangunan
“Padahal, tersedianya guru dan sarana pendidikan yang memadai menjadi kunci untuk meningkatkan mutu SDM di masa mendatang,” tandasnya.