Ibu Kandung yang Rekayasa Bayinya Hilang di Cianjur Tak akan Dipolisikan, Akui Hanya Ingin Bekerja
Ibu Kandung yang buat rekayasa bayi hilang di Cianjur tak akan dipolisikan. Tak bisa disangkakan pasal laporan palsu karena telah mengaku berbohong.
Penulis: Isti Prasetya
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Kasus bayi berusia 12 hari yang hilang secara misterius saat tidur di samping orang tuanya saat tidur di Cianjur, Jawa Barat, telah terkuak.
Bayi bernama M Daffa Alfaiz itu ternyata bukan hilang, melainkan sengaja direkayasa oleh ibu kandungnya, Alika (17).
Alika berdalih menitipkan Daffa ke saudaranya karena tak sanggup menghidupi bayinya sendiri.
Rencana ini rupanya tanpa sepengetahuan suaminya, Cep Ganda (28).
Motif ini terungkap saat polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah Alika dan Cep di Kampung Belembeng RT 001 RW 007, Desa Mayak, Kecamatan Cibeber, Cianjur pada Minggu (12/11/2023).
Baca juga: Bayi Umur 12 Hari Hilang saat Tidur di Samping Orang Tua, Ada Mobil Mencurigakan Dekat Rumah
Mengutip Kompas.com, hal ini dibenarkan oleh pihak Kepala Polsek Cibeber Kompol Aca Nana Suryadi.
"Setelah kita lidik, telusuri dan berdasarkan keterangan dari saksi-saksi, ada pengakuan itu. Bayinya tadi malam langsung kita jemput ke daerah Cibiuk, Ciranjang," kata Aca saat dihubungi via telepon, Senin (13/11/2023) siang.
Alika disebut menyerahkan Daffa ke saudaranya secara sukarela tanpa paksaan.
Sehingga ia membuat skenario seolah-olah bayinya hilang saat Cep tertidur.
"Tunggal, ibunya yang buat itu (skenario). Terkait motifnya masih kita dalami. Pengakuannya merasa tidak sanggup ngurus sehingga diserahkan ke saudaranya," imbuh Aca.
Baca juga: Bayi Usia 12 Hari di Cianjur Hilang Misterius, Sempat Disusui dan Diganti Popok Sebelum Menghilang
Ingin bekerja
Saat penyelidikan, Alika mengaku menyerahkan bayinya di depan rumah kepada saudaranya.
Ia sempat membuat janji dengan saudaranya untuk melancarkan skenario itu.
Alika diduga mengalami baby blues lantaran kelelahan mengurus bayinya sendirian.
Ia juga mendapatkan tekanan dari berbagai pihak soal merawat bayi.
"Saya capek, ngurus dari pagi sampai pagi lagi, gak pernah tidur. Pinginnya ada gantian. Saya juga dapat tekanan dari sana sini," ucap Alika.
Karena hal itu, ia khawatir tidak bisa mengurus Daffa dengan baik.
Sehingga ia berinisiatif untuk menitipkan Daffa karena saudaranya belum mempunyai momongan.
Alika mengaku ingin bekerja setelah anaknya dirawat saudaranya.
Baca juga: Ibu di Cianjur Rekayasa Kasus Hilangnya Bayi, Mengaku Tak Sanggup Mengurus Bayi
"Jadi saya nekat untuk menitipkan si dede (bayi) ke saudara, karena kan saudara belum punya anak sampai sekarang, terus dia kan mau dititipkan sama saya, saya mau kerja," ungkapnya.
Akan tetapi, begitu kabar bayi hilang misterius ini ramai diperbincangkan, saudaranya memulangkan Daffa kepada Alika.
"Sama teteh dikembalikan lagi karena dia cuma tahunya saya mau kerja dan nitipin si dede," tutur Alika.
Dia lantas meminta maaf kepada masyarakat dan pihak kepolisian lantaran berbohong dan membuat gaduh.
Alika mengaku sengaja tidak memberitahu suaminya saat memberikan bayinya tersebut, karena takut tidak disetujui.
"Saya banyak menerima tekanan dari rumah, depresi, baby blues, dan berencana mau kerja buat bantuin suami. Takut nanti berpengaruh pada si dede (bayi), makanya nekat menitipkan ke saudara saya. Kebetulan mereka belum punya momongan,” ucap Alika.
Baca juga: Terungkap Bayi di Cianjur Bukan Hilang tapi Diserahkan ke Saudara, Alinka Sengaja Merekayasa Cerita
Tak diproses hukum
Meski terbukti melakukan rekayasa, Alika tidak akan diproses secara hukum.
Polisi akan mengedepankan upaya restorative justice (RJ) dalam penanganan kasus rekayasa bayi hilang di Cianjur.
Lebih lanjut, Kompol Ana mengungkapkan pertimbangan RJ terkait sosiologis dan ekonomis bagi Alika dan keluarganya jika kasus ini dipolisikan.
“Penyelesaiannya kita upayakan RJ. Tidak perlu kita perkarakan, pidanakan, itu kan ortu bayi juga,” kata dia kepada Kompas.com pada Senin (13/11/2023).
Aca mengatakan, Alika tidak bisa disangkakan pasal laporan palsu lantaran telah mengaku berbohong.
“Karena yang laporannya (bayi hilang) kan suaminya. Nanti kita kasih pengertian ke istri dan suaminya. Intinya kasusnya diarahkan ke RJ,” ujar dia.
“Kemungkinan faktor ekonomi, kalau melihat kondisinya. Tapi masih perlu kita gali lebih dalam lagi motifnya ini.” lanjutnya.
(Tribunnews.com/Isti Prasetya, Kompas.com/Firman Taufiqurrahman)