Gereja Serukan Normalisasi Harga Tiket Pesawat dan Soroti Kepemimpinan di Intan Jaya
maskapai dan otoritas berwenang termasuk Pemda Intan Jaya diminta menormalkan kembali harga tiket pesawat dari Intan Jaya - Nabire.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Pimpinan Gereja Katolik Lokal di Intan Jaya Pastor Yance Yanuarius Wadogouby meminta maskapai dan otoritas berwenang termasuk Pemda Intan Jaya agar menormalkan kembali harga tiket pesawat dari Intan Jaya - Nabire dan Intan Jaya - Timika yang beberapa bulan terakhir mengalami kenaikan signifikan.
Permintaan ini menurut Yance didasari dua alasan.
Pertama karena Bandar Udara Bilorai di Sugapa Intan Jaya masih merupakan Bandar Udara Milik Misi Katolik dan Masyarakat Pemegang Ulayat.
Selain itu, otoritas Gereja Katolik juga meminta pemerintah pusat agar melakukan evaluasi serius kinerja pimpinan daerah di Intan Jaya karena berlarut-larutnya persoalan ini yang menyebabkan semua harga kebutuhan pokok di Intan Jaya naik drastis.
"Kami bersama masyarakat pemegang Ulayat tanah bandara Bilorai meminta agar harga tiket pesawat dinormalkan. Sudah terlalu lama persoalan ini tidak ada solusinya. Kami alami bagaimana masyarakat di Intan Jaya alami kesulitan karena harga kebutuhan pokok semua jadi naik. Jangan sampai karena persoalan ini situasi menjadi semakin rumit apalagi Intan Jaya ini adalah daerah konflik," tegas Yance dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (15/11/2023).
Dikatakan Yance, jika kembali ke harga normal, maka harga tiket pesawat Intan Jaya - Nabire kembali menjadi Rp 2,5 Juta/orang, Intan Jaya-Timika Rp 1,8 Juta/orang, penumpang subsidi Intan Jaya-Nabire Rp 1,2 Juta, Carteran barang Nabire-Intan Jaya Rp 35 Juta, carteran barang Timika-Intan Jaya Rp 22 Juta.
"Ini permintaan kami. Dan segera jika tidak ditindaklanjuti maka kami pemilik bandara bersama Ulayat di Intan Jaya melarang maskapai-maskapai yang ada untuk mendarat di bandar udara ini," tegasnya.
Terkait tindak-lanjut naiknya harga kebutuhan pokok menurut dia sebenarnya karena otoritas pimpinan daerah di Intan Jaya tidak mampu mencarikan solusi.
Pasalnya sudah sejak lama masyarakat melalui aksi demonstrasi sudah menyampaikan keluhannya kepada Pj Bupati mengenai inflasi di daerah yang tidak mampu ditekan ini namun sampai saat ini tidak ada solusi.
"Artinya masyarakat butuh solusi bukan hanya janji. Bahwa perlu evaluasi pimpinan daerah itu perlu dilakukan karena jangan sampai masalah harga naik ini jadi berlarut. Apalagi sudah mau Natal, masyarakat butuh kelancaran lalu lintas barang, termasuk Pemilu di depan mata. Kalau situasi tidak terkendali maka yang akan rugi kita semua," sambung Yance.
Dia tegaskan juga bahwa persoalan ini bukan menyangkut urusan satu dua orang apalagi jabatan di daerah tetapi masyarakat Intan Jaya secara keseluruhan.
Kata dia, saat harga-harga naik masyarakat hidup susah. Dan Gereja menurut dia hadir merespon keluhan masyarakat tersebut.
Baca juga: Protes Inflasi di Intan Jaya yang Tidak Ada Solusi, Mahasiswa Demo di Kantor Bandara Nabire
"Kami pihak gereja harus bersuara dan ambil alih persoalan ini karena melihat penderitaan umat atau rakyat kecil Intan Jaya. Bahwa tekenan dari mahalnya biaya tiket pesawat berdampak pada masyarakat kecil. Kebutuhan sehari hari mereka selama ini menjadi semakin susah karena mahal. Ini bukan masalah kecil tapi soal besar yang harus ada solusinya. Bukan sekedar janji," pungkas Yance.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.