PLN Dorong Kemandirian Ekonomi Masyarakat Lewat Budidaya Ikan Lele
PLN UIP JBB mendorong kemandirian ekonomi masyarakat dan mengembangkan potensi lokal yang dimiliki masing-masing wilayah.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (PLN UIP JBB) mendorong kemandirian ekonomi masyarakat dan mengembangkan potensi lokal yang dimiliki masing-masing wilayah.
Salah satunya dengan menggelar Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) terhadap mitra binaan Kelompok Pembudidayaan Ikan (Pokdakan) Mutiara Selatan.
“PLN mendukung penuh pengembangan potensi lokal Desa salah satunya program budidaya ikan lele yang berada di Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak ini,” ungkap PLH General Manager PLN UIP JBB, Hery Wiyoto dalam keterangan Rabu (15/11/2023).
Baca juga: Apel Siaga PLN Jakarta Raya Antisipasi Musim Hujan dan Cuaca Ekstrem
Selain mengembangkan potensi lokal, Hery mengatakan, manfaat lain yang diberikan juga berupa kegiatan positif agar masyarakat dapat terus tumbuh dan berkembang untuk meningkatkan taraf ekonominya.
“Program ini juga selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi,” tutur Hery.
Budidaya ikan lele kali menambah jumlah kolam yang awalnya sebanyak 8 kolam menjadi 13 kolam sehingga hasil yang didapat dari sekali panen juga meningkat.
Baca juga: Apel Siaga PLN Jakarta Raya Antisipasi Musim Hujan dan Cuaca Ekstrem
Manager Unit Pelaksana Proyek Jawa Bagian Barat 4 (UPP JBB 4) Eko Sukmawanto menjelaskan bahwa Pokdakan Mutiara Selatan ini memang sudah bergerak tetapi masih bisa dikembangkan lagi karena memiliki potensi untuk menghasilkan produk yang unggul dan memenuhi kebutuhan pasokan ikan lele segar untuk konsumsi.
“Melihat masih besarnya potensi yang dimiliki oleh kelompok ini, kami selaku perusahaan yang juga memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial berusaha semaksimal mungkin untuk membantu mengembangkan usaha yang dimiliki oleh masyarakat,” terang Eko.
Ketua Pokdakan Mutiara Selatan Asep Supendi menuturkan pihaknya sempat kewalahan memenuhi tingginya permintaan ikan lele konsumsi di Kabupaten Lebak
Namun kini jumlah kolam bertambahb sehingga pasokan ikan untuk saat ini dapat tercukupi.
“Selain memenuhi permintaan pasar, bukan tidak mungkin kedepannya kami dapat mengembangkan inovasi dengan membuat produk dari hasil olahan lele,” ucap Asep.
Ia mengungkapkan, dalam satu kolam dapat menghasilkan kurang lebih 1 ton lele dengan harga jual berkisar Rp 18.000 hingga Rp 20.000 per kilogram.
“Dari 1 kolam, omzet yang dihasilkan sebesar 18-20 juta atau mencapai 260 Juta untuk ketiga belas kolam yang dimilikiny. Untuk benih berukuran 5-7cm, ikan lele akan siap dipanen setelah mencapai ukuran sekitar 20-25cm atau 6 hingga 9 ekor per kilogram. Ukuran sebesar itu kurang lebih memakan waktu sekitar 2 hingga 3 bulan,” imbunya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.