Kasus Jatuhnya Dua Pesawat TNI Pasuruan, Imparsial Berharap Dilakukan Investigasi Menyeluruh
Dikatakan Gufron, jatuhnya 2 pesawat Super Tucano di Bromo menggenapi jumlah Super Tucano TNI AU yang jatuh menjadi 3 pesawat.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jatuhnya dua pesawat tempur TNI AU di Pasuruan, Jawa Timur, hingga mengakibatkan empat perwira gugur mengundang simpati kepada korban dan keluarga.
Di sisi lain, pemerintah diharapkan mengambil langkah menyeluruh agar kejadian serupa tidak terjadi di masa depan.
Direktur Imparsial, Gufron Mabruri menyebut, harus ada investigasi menyeluruh terhadap tragedi tersebut. Terlebih, peristiwa seperti ini terus terulang sehingga perlu perhatian serius untuk mencegahnya.
"Imparsial mencatat sejak 2015 hingga kini setidaknya telah terjadi 19 kali kecelakaan alutsista terjadi di Indonesia," kata Gufron, di Jakarta, Jumat (17/11/2023).
Dikatakan Gufron, jatuhnya 2 pesawat Super Tucano di Bromo menggenapi jumlah Super Tucano TNI AU yang jatuh menjadi 3 pesawat.
Itu merupakan kondisi yang memperihatinkan mengingat selama ini TNI AU hanya memiliki 16 pesawat sejenis sehingga saat ini hanya tersisa 14 pesawat Super Tucano dalam inventori TNI AU.
“Kami memandang di tengah kondisi yang memperihatinkan tersebut, sudah seharusnya pemerintah melakukan investigasi secara serius dan menjelaskan kepada publik secara terbuka,” ujar Gufron.
TNI AU Bentuk Tim Investigasi
Pihak TNI AU sendiri akan membentuk tim investigasi untuk mencari penyebab terjadinya kecelakaan pesawat Super Tucano yang lepas landas dari Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh Malang tersebut.
Baca juga: Seorang Tahanan Tewas di Kamar Mandi Polsek Teluknaga, Propam Polda Metro Jaya Turun Tangan
Marsekal Pertama R Agung Sasongkojati selaku Kepala Dinas Penerangan TNI AU mengatakan, tim investigasi dibentuk oleh Pusat Kelaikudaraan Dan Keselamatan Terbang dan Kerja (Puslaiklambangja) TNI AU. Sejumlah faktor akan diperiksa oleh tim investigasi tersebut.
"Faktor-faktor yang dikenal dengan istilah 5 M (Man, Machine, Medium, Mission, and Management) secara menyeluruh terhadap penyebab jatuhnya kedua pesawat," kata Agung, Jumat (17/11/2023).
Kondisi cuaca serta beberapa kemungkinan penyebab kecelakaan juga akan diperiksa, terutama data penerbangan.
"Dan terutama Flight Data Recorder pesawat yang merekam data penerbangan, data mesin, data komunikasi penerbang dan video penerbangan sampai detik terakhir berfungsi," kata dia.
Korban Meninggal
Diketahui, kecelakaan pesawat tersebut menewaskan empat penerbang TNI AU dari Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Mengutip TribunJatim.com, berikut data empat jenazah tersebut:
- Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya (Kadispers Lanud Abdulrachman Saleh), dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Suropati Kota Malang
- Kolonel Pnb Subhan (Danwing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh), dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Suropati Kota Malang
- Letkol Pnb Sandhra Gunawan (Komandan Skadron Udara 21), dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Suropati Kota Malang
- Mayor Pnb Yuda A Seta (Karuops Lanud Abdulrachman Saleh), dimakamkan di Madiun