Penampakan Rumah Pengusaha yang Pelihara Harimau hingga Tewaskan Pekerja, Ditemukan juga Macan Dahan
AS, seorang pengusaha di Samarinda, Kalimantan Timur ternyata tak hanya pelihara harimau, di rumahnya juga ditemukan macan dahan.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - AS, seorang pengusaha di Samarinda, Kalimantan Timur ditetapkan sebagai tersangka lantaran memelihara harimau tanpa izin.
Tak hanya harimau, terbaru di rumahnya juga ditemukan macan dahan.
Tindakan AS yang memelihara binatang yang dilindungi tanpa izin itu terungkap setelah seorang pekerja bernama Suprianda (27) tewas diterkam harimau yang dipelihara AS.
Insiden itu terjadi saat Suprianda memberi makan harimau di kediaman AS yang berada di Jalan Wahid Hasyim II, Kelurahan Sempaja Barat, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Sabtu (18/11/2023).
Lantas bagaimana penampakan rumah AS yang dipakai untuk memelihara harimau hingga macan dahan?
Melansir TribunKaltim.co, rumah utaman AS berjarak sekira 50 meter dari gerbang masuk di tepi jalan.
Baca juga: Harimau yang Dipelihara di Rumah Menerkam ART, 3 Tahun Korban Kerja Tak Digaji, Majikan Beri Ancaman
Tembok rumah itu dominan berwarna cream dan cokelat.
Pada jarak sekira 30 meter ke belakang ada kandang anjing ras jenis pitbull, lokasinya tepat di samping tempat parkir kendaraan.
Lebih maju lagi, ada gerbang yang menjadi akses menuju bangunan tempat harimau ditempatkan.
Bangunan itu pun menjadi saksi bisu bagaimana harimau menerkam Suprianda hingga tewas.
Sebelum bangunan itu, di balik gerbang, pada sisi kiri terdapat dua ruang bertralis dengan air conditioner (AC) yang telah kosong.
Aroma di ruangan itu pun khas anjing.
Di sana hanya terdapat rantai dan mangkok alumunium yang biasa dijadikan tempat makan hewan peliharaan.
Maju lagi terdapat sebuah bangunan kosong yang di dalamnya terdapat kamar-kamar yang tertutup rapat.
Debu dan sarang laba-laba yang ada menandakan ruang itu sudah lama tidak digunakan.
Ditemukan Macan Dahan
Tak hanya harimau, di rumah itu juga ditemukan macam dahan.
Keberadaan macan dahan itu diketahui setelah Polresta Samarinda melakukan penggeledahan di rumah AS.
Kandang macan dahan itu berada di belakang rumah.
Demikian disampaikan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim, M Ari Wibawanto.
"Ketahuan setelah Polresta Samarinda menggeledah rumah pemilik harimau, kandangnya di belakang rumah," ucapnya saat dikonfirmasi TribunKaltim.co, Senin (20/11/2023).
Ari mengatakan, macam dahan termasuk dalam satwa yang dilindungi dengan kategori vulnerable atau rentan punah.
Hewan yang memiliki ciri khas kulit abu kecokelatan dengan corak seperti awan dan bintik di tubuhnya itu tersebar di Asia Tenggara dan Timur.
Di Indonesia sendiri, macan jenis ini bisa ditemukan di Sumatra, Pulau Jawa dan Kalimantan.
"Tapi karakteristik macan dahan di Indonesia sudah jauh berbeda dengan yang tersebar di Asia Tenggara dan Timur lainnya," terangnya.
Ari mengatakan, macan dahan itu telah dievakuasi dari rumah AS pada Minggu (19/11/2023) sekira pukul 20.00 WITA.
Baca juga: ART Tewas Diterkam Harimau, Majikan juga Pelihara Macan Dahan di Rumah, Terancam Pasal Berlapis
Macan dahan dan harimau itu dibawa ke Balai Konservasi PT Gunung Bayang yang berada di Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Pihaknya akan segera melakukan pengambilan sampel DNA untuk mengetahui jenis dan asal kedua hewan buas itu.
"Tapi yang jelas keduanya sehat, saat dilepas ke tempat observasi masih ada sifat liarnya," ungkap Ari.
Sosok AS, yang Pelihara Harimau dan Macan Dahan
AS diketahui merupakan seorang pengusaha kayu sukses di Kalimantan Timur.
Selain itu, AS juga memiliki usaha tempat kebugaran (gym) di Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda.
Menurut temannya, AI, AS suka memlihara hewan, terutama anjing ras.
Adapun jenis anjing yang dipelihara AS di antaranya herder hingga pitbull.
AI mengatakan, untuk harimau yang menerkam Suprianda, AS mengaku mendapatkannya dengan harga yang mahal.
Namun, AI tak mengetahui dari mana temannya itu mendapatkan binatang buas tersebut.
"Kalau harimau sepertinya baru. Katanya untuk dapat itu harganya mahal, dapat dari mana saya juga tidak tahu," ungkapnya.
Sementara itu, di mata warga setempat, AS dikenal sebagai orang yang tertutup.
Bahkan, warga pun tak mengenal siapa pemilik rumah yang memelihara harimau hingga menewaskan seorang pekerja.
"Mereka tertutup, jadi tidak ada yang kenal. Ketua RT saja tidak ada yang pernah tembus masuk kalau ada sosialisasi kegiatan lingkungan," ujar Mayang (48), warga setempat.
Kronologi Harimau Terkam Pekerja hingga Tewas
Kedok AS yang memelihara hewan dilindungi tanpa izin ini terbongkar setelah seorang pekerja bernama Suprianda tewas diterkam harimau.
Kejadian nahas yang menimpa Suprianda itu terjadi pada Sabtu siang, saat ia memberi makan harimau.
Adik korban, Hanifah (26) mengatakan, setiap hari kakaknya memang bertugas untuk memberi makan harimau peliharaan AS.
Seperti biasanya, pada Sabtu sekira pukul 10.00 Wita, Suprianda berangkat ke rumah majikannya untuk memberi makan harimau.
Saat itu, Suprianda ditemani sang istri, tiba di rumah AS sekira pukul 10.30 Wita.
Baca juga: Pria Diterkam Harimau di Samarinda, Keluarga Korban: Tetangga Tak Tahu Majikan Pelihara Hewan Buas
Biasanya korban mengajak istrinya masuk, namun kali ini ia meminta istrinya untuk menunggu di luar.
"Dia (korban) bilang tunggu saja, tidak akan lama. karena mereka mau ke acara nikahan teman," ujar Hanifah, dilansir TribunKaltim.co.
Namun, hingga pukul 13.30 Wita, korban tak kunjung keluar.
Sang istri yang merasa khawatir lantas menyusul dan masuk melalui akses rahasia yang pernah ditunjukkan oleh suaminya.
Setibanya di dalam, istri korban histeris melihat suaminya dalam kondisi berlumuran darah di dalam kandang harimau.
Hanifah mengatakan, kandang harimau tersebut memiliki dua pintu.
Dari keterangan majikan korban, satu sisi pintu kandang tidak terkunci.
Sehingga diduga kuat harimau tersebut keluar dan berhasil menerkam korban.
"Kakak ipar saya langsung lari keluar, karena sempat dilarang pergi," ungkapnya.
Setelah berhasil keluar dari rumah itu, istri korban kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Sungai Pinang.
Sebenarnya, lanjut Hanifah, selama satu bulan terakhir, sang kakak sudah berniat mengundurkan diri, namun selalu ditahan oleh majikannya.
Alasan Suprianda ingin mengundurkan diri lantaran takut diterkam harimau.
"Katanya takut, harimaunya sering mau menerkam, tapi bosnya enggak percaya."
"Bosnya selalu ngancam kakak saya akan dipecat dari tempat gym kalau berhenti kasih makan harimau," jelas dia.
Kini, ketakutan Suprianda itu jadi kenyataan. Ia tewas diterkam harimau.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunKaltim.com/Rita Lavenia)