Lingkaran Ibu Kota Nusantara, Kota Dunia Menjangkau Semua
Keterhubungan yang digagas untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) segera terwujud demi slogan Nusantara kota dunia untuk semua demi Indonesia Emas
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Keterhubungan yang digagas untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) segera terwujud demi slogan Nusantara kota dunia untuk semua demi Indonesia Emas.
Pemerintah telah mengusung saling keterkaitan satu unsur dengan unsur lainnya dalam delapan prinsip ibu kota negara.
Satu dari delapan prinsip ibu kota negara yang tak kalah mentereng adalah prinsip Terhubung, Aktif, dan Mudah Diakses.
Dalam hal ini mewujudkan Ibu Kota Nusantara sebagai Superhub yang Locally Intergrated, Globally Connected dan Universally Inspired.
Bukan suatu cita-cita lagi menjadikan Nusantara sebagai kota super hub yang Terintegrasi Secara Lokal, Terhubung Secara Global, dan Terinspirasi Secara Universal.
Baca juga: IKN Membutuhkan Sistem Pertahanan Cerdas
Seluruhnya telah digagas bahkan tinggal pengaplikasiannya sesuai road map bernama transportasi.
Sejalan dengan pengertian transportasi menurut Morlok (1984), transportasi merupakan integral suatu fungsi masyarakat, menunjukan hubungan yang sangat erat dengan gaya hidup, jangkauan dan lokasi dari kegiatan yang produkif, dan selinan serta barang-barang yang tersedia untuk dikonsumsi.
Seluruh elemen kegiatan masyarakat tersebut sejatinya juga telah dipikirkan menurut item prinsip ibu kota negara.
Bakal terwujud keterhubungan IKN yang khas dengan kawasan hijau, konstruksi ramah lingkungan hingga kecepatan akses terpusat.
Setidaknya, ada tiga konsen Pemerintah fokus untuk mengedepankan perhubungan IKN.
Yakni mulai dari dari 80 persen perjalanan dengan transporasi umum atau mobilitas aktif, lalu 10 menit ke fasilitas penting dengan simpul transportasi umum, dan kurang dari 50 menit koneksi transit ekspres dari kawasan inti Pusat Pemerintahan ke bandara strategis 2030.
Sementara, terdapat lima moda transportasi yang bisa digunakan warga IKN nantinya, meliputi:
1. Kereta bandara dan Moda Raya Terpadu (MRT) atau Lintas Raya Terpadu (LRT) untuk koridor antar kota
2. Bus antarkota (Intercity bus) untuk koridor antarkota
3. Bus Raya Terpadu (BRT) untuk koridor sumbu kebangsaan dan koridor kota
4. Minibus untuk koridor sub blok pemerintahan
5. Bus pariwisata khusus untuk area pariwisata
Perihal transportasi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dengan terang-terangan menyebut, sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo, tujuan utama pembangunan IKN adalah untuk membangun kota baru yang cerdas, kompetitif di tingkat global, sebagai transformasi menuju negara yang berbasis inovasi, teknologi, dan ekonomi hijau.
“Untuk mendukung pembangunan di kawasan IKN, kami telah siapkan konsep Smart City, Smart Mobility,” kata Menhub dalam suatu acara pada Jumat (27/1/2023).
Menhub mengungkapkan, penyiapan transportasi sangat penting dalam mendukung kelancaran aksesibilitas dan mobilitas manusia maupun barang di IKN.
“Dalam membangun konektivitas dan aksesbilitas IKN, transportasi publik yang ramah lingkungan menjadi pilihan utama,” ucapnya.
Sistem transportasi yang akan dikembangkan di IKN yakni: di transportasi udara, akan dilakukan pengembangan bandara mengusung konsep Aerotropolis yang cerdas, terintegrasi, dan memperhatikan etika lingkungan.
Di sektor transportasi laut, akan dikembangkan penggunaan kapal autonomous untuk kapal penumpang maupun barang, konsep smart port dan traffic separation scheme (TSS).
Selanjutnya, di sektor transportasi darat akan dikembangkan fasilitas pejalan kaki, sepeda, kendaraan listrik berbasis baterai, dan kendaraan autonomous untuk angkutan bus.
Saat ini di Provinsi Kalimantan Timur telah memiliki sejumlah prasarana transportasi yang akan mendukung konektivitas di IKN, seperti: Bandara di Balikpapan dan Samarinda, Pelabuhan Semayang, Pelabuhan Kariangau dan Pelabuhan Kaltim Kariangau Terminal (KKT).
“Kami akan optimalkan prasarana yang ada dan akan membangun sejumlah infrastruktur transportasi di kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP) maupun daerah sekitarnya, seperti: terminal tipe A, Bus Rapid Transit (BRT), Bandara khusus VVIP, Kereta Api Perkotaan dan antarkota (Trans Kalimantan), intelligent transport system (ITS), dan lain sebagainya,” ujar Menhub.
Sejumlah penelitian dan kajian telah dilakukan sejak tahun 2020 oleh Kemenhub melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) yang ditunjuk sebagai Ketua Satgas Pengembangan Sistem Transportasi IKN dan telah menghasilkan dokumen perencanaan transportasi di IKN, baik itu Masterplan, Feasibility Study dan Detail Engineering Design (DED).
Desain IKN mengusung konsep baru dalam tata kota, yang dirancang menjadi model kota maju secara teknologi, dan tetap berdampingan dengan lingkungan serta melindungi kebudayaan nasional. Pemindahan IKN akan menjadi tahap baru peradaban Indonesia yang maju, adil, dan makmur.
Jalur Kereta Api di Kawasan IKN
Lokasi inti IKN direncanakan akan menempati sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Saat ini, penduduk di Kabupaten Penajam Paser Utara berjumlah 178.681 jiwa dan di Kabupaten Kukar berjumlah 733.626 jiwa.
Sedangkan total penduduk Kalimantan Timur saat ini berjumlah
3.808.235 jiwa.
Kini yang menjadi mayoritas penduduk di Kalimantan Timur adalah pendatang. Jumlah pendatang terbanyak berasal dari Jawa, Bugis, dan Banjar. Sementara berbagai etnis lainnya relatif lebih kecil.
Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemeberdayaan dan Penguatan Wilayah MTI Pusat, Djoko Setijowarno, dalam kajiannya mengungkapkan, jaringan pelayanan angkutan jalan dipertimbangkan lebih sesuai untuk dikembangkan.
Demikian merujuk pada populasi Kawasan IKN yang mencapai 1,7 – 1,9 juta jiwa pada tahun 2045 (Badan Otoritas IKN, 2022) dan pergerakan yang bersumber dari pendatang.
"Kesesuaian yang dimaksud merujuk pada peran/karakteristik operasi moda angkutan jalan dan potensi kebutuhan ( demand) yang dilayani," jelasnya kepada Tribunnews.com, Sabtu (2/12/2023).
Ia melanjutkan, pengembangan jaringan pelayanan angkutan jalan diperhitungkan lebih optimal untuk melayani Kawasan IKN dengan populasi 1,7 – 1,9 juta jiwa (tahun 2045) dan luas wilayah 56.189,75 hektar. Jalur KA yang melayani WP IKN Utara dapat dilayani dengan angkutan berbasis jalan.
Adapun isu yang terkait dengan operasi angkutan barang dengan moda KA, yang melintas di Kawasan IKN, dapat diintegrasikan dengan moda angkutan jalan dengan pertimbangan bahwa volume angkutan barang di Kawasan IKN yang masih memadai dilayani dengan angkutan jalan.
Trase
Trase jalur KA Perkotaan IKN akan melayani dari Pelabuhan Semayang – Karangjoang – Samboja – Sepaku – KIPP – Pulau Balang dan kembali lagi ke Karangjoang – Pelabuhan Semayang. Jalur KA Perkotaan tersebut akan terbagi menjadi 3 segmen, yaitu segmen 1 rute Pelabuhan Semayang – Karangjoang, segmen 2 rute Karangjoang – Samboja – Sepaku – KIPP, dan segmen 3 rute Karangjoang – Pulau Balang – KIPP.
Panjang total 161,88 km yang terdiri Pelabuhan Semayang - TOD Karang Joang dengan jarak 27,9 km, TOD Karang Joang - KIPP (71,23 km) dan KIPP TOD - Karang Joang (62,75 km).
Menurut Studi Kelayakan Rencana Penyelenggaraan Kereta Api Perkotaan di Ibu Kota Negara (IKN) Baru (2022) yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, depo KA Perkotaan juga ditempatkan di Karangjoang. Pola operasi KA, pada tahap awal, terdiri dari 3 rute pelayanan, yakni rute Semayang-Karangjoang, rute Karangjoang-Samboja-KIPP Integrasi, dan rute KIPP Integrasi -Karangjoang.
Sementara itu, kebutuhan sarana ( trainset) untuk operasi/pelayanan pada masing-masing rute disesuaikan dengan kebutuhan. Headway KA pada jam sibuk pagi (06:00-08:00) dan sore (16:00-18:00) adalah 10 menit dan 60-90 menit di luar jam sibuk
Untuk operasi KA, rute 1 mulai beroperasi pada tahun 2035 dan sampai dengan tahun 2049 menggunakan 1 trainset (terdiri dari 3 kereta) dan setelahnya menggunakan 2 trainset. Rute 2, mulai beroperasi pada tahun 2040 dan sampai dengan tahun 2059 menggunakan 1 trainset (terdiri dari 3 kereta) dan setelahnya menggunakan 2 trainset. Dan rute 3, mulai beroperasi pada tahun 2050 dan cukup menggunakan 1 trainset (terdiri dari 3 kereta).
Merujuk pada proses analisis transportasi makro dan perilaku perjalanan pada rencana KA Perkotaan IKN tahap awal (rute 1), hasil analisis pertumbuhan permintaan perjalanan pada rute 1 (tahap awal), pada tahun pertama operasi (tahun 2035), pelayanan KA Perkotaan IKN diperkirakan akan melayani 1,693 orang per hari.
Angka itu mengalami pertumbuhan mencapai 8.757 orang per hari yang dilayani dengan 2 rute pelayanan KA pada tahun 2040. Tahun 2050, dengan 3 rute pelayanan KA, jumlah penumpang diperkirakan mencapai 32.641 orang per hari. Secara keseluruhan, pada tahun 2073, angkutan KA perkotaan IKN diperhitungkan akan melayani hingga 70.046 orang per hari.
Depo dan Balai Yasa
Depo dan Bali Yasa merupakan suatu prasarana untuk tempat perbaikan sarana baik itu berupa perawatan rutin, perawatan sedang maupun perawatan berat.
Depo kereta api adalah tempat untuk menyimpan dan tempat untuk melakukan perawatan rutin kereta api serta merupakan tempat untuk melakukan perbaikan ringan. Perawatan yang dilakukan biasanya merupakan pemeriksaan harian, periodik lainnya. Dalam perawatan harian termasuk juga pencucian kereta api. Pelaksanaan perawatan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan menurunkan angka kecelakaan yang menyangkut kereta api
Balai yasa merupakan tempat untuk melakukan Semi Perawatan Akhir (SPA) dua tahunan pemeliharaan akhir empat tahunan, serta perawatan besar sarana perkeretaapian perbaikan dan modifikasi sarana perkeretaapian.
Lokasi Depo dan Balai Yasa direncanakan dibangun pada lokasi Stasiun Karangjoang yang merupakan lokasi stasiun kereta api yang akan menjadi besar (dengan beroperasinya lintas pelayanan KA Perkotaan Balikpapan – Wilayah IKN dan KA Trans Kalimantan). Kebutuhan lahan untuk bangunan Depo dan wilayah emplasemen Depo adalah 10.000 meter persegi.
Emplasemen di Stasiun Karangjoang sebagai lokasi Depo dan Balai Yasa. Depo yang direncanakan di daerah Karangjoang direncanakan berdasarkan PM No. 18 Tahun 2019 tentang Standar Tempat dan Peralatan Perawatan Sarana Perkeretaapian meliputi jalur perawatan (jalur masuk dan atau jalur keluar, jalur stabling, jalur pelaksanaan perawatan, jalur perpindahan, jalur pemeriksaan), bangunan utama untuk perawatan (jalur pelaksanaan perawatan, jalur pemeriksaan, ruang perawatan komponen, ruang pengawasan), bangunan untuk peralatan bantu (gudang suku cadang, ruang penyimpanan peralatan perawatan, ruang pembangkit listrik, tempat pengelolaan limbah, tempat penyimpanan dan pengisian pelumas dan bahan bakar), bangunan kantor (penyimpanan dokumen, ruang manajerial), fasilitas umum (tempat ibadah, tempat mandi dan toilet, tempat parkir, tempat makan, area evakuasi).
Sarana kereta yang akan digunakan adalah produksi PT INKA. Mulai sekarang PT Inka diajak diskusi untuk merumuskan jenis kereta yang sesuai kebutuhan.
80 Persen Listrik
Sistem transportasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) masih terus dimatangkan perencanaannya oleh Pemerintah beserta Otorita IKN (OIKN).
Chief Urban Mobility IKN Resdiansyah menjelaskan, saat ini OIKN sedang mematangkan konsep tersebut menjadi satu rencana induk transportasi.
"Tentunya direncanakan jauh berbeda dengan yang ada di Ibu Kota saat ini yaitu DKI Jakarta," ujarnya, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (20/02/2023).
Prinsipnya, konsep transportasi di IKN lebih berorientasi kepada kendaraan berupa angkutan umum ramah lingkungan dan berkelanjutan berbasis listrik atau electric vehicle (EV).
Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa 80 persen transportasi di IKN adalah angkutan umum berbasis hijau seperti Electric Bus Rapid Transit (BRT), serta angkutan umum berbasis rel seperti MRT, LRT, dan lainnya.
"Ini penting jangan sampai dikira IKN menyiapkan konsep transportasi kendaraan listrik untuk kendaraan pribadi. Tidak sama sekali, tetapi arahnya adalah kendaraan angkutan umum massal berbasis green (EV)," jelasnya.
Selain itu, hirarki transportasi di IKN yang pertama diprioritaskan bagi pejalan kaki, kemudian pesepeda, dan terakhir angkutan umum.
"Ini terintegrasi satu sama lain dengan konsep kota 10 menit di mana first mile dan last mile transportasi IKN adalah dengan feeder-feeder shutle autonomus (tanpa awak) dan tentunya berjalan kaki dan bersepeda sehingga semua sudut kota terhubung," terangnya.
Menurut pria juga Vice President Intelligent Transport System (ITS) Indonesia itu, saat ini OIKN juga sedang mematangkan konsep 3D untuk transportasi IKN, yakni Desain, Dekarbonisasi, dan Digitalisasi.
Untuk design, perencanaan transportasi meliputi semua moda darat, laut, udara, dan sungai termasuk logistik yang direncanakan secara komprehensif terintegrasi satu sama lain dan terhubung.
"Sehingga pola perjalanan di IKN nanti memungkinkan desain kota cerdas 10 menit (10 minute city)," imbuh Resdiansyah.
Lalu untuk Dekarbonisasi, maksudnya semua transportasi yang lalu-lalang di IKN hanya yang ramah lingkungan.
Semuanya menggunakan renewable transport atau tidak menggunakan bahan bakar fosil.
Terakhir Digitalisasi, tentunya ini berkaitan dengan konsep kota cerdas (smart city) yang akan dikembangkan di IKN.
Karena tulang punggung sebuah kota cerdas salah satunya adalah mobilitas cerdas (smart mobility).
Untuk itu, pembangunan BRT dan lainnya akan banyak menggunakan konsep autonomous public transport alias transportasi publik tanpa awak.
Selain itu, juga kesiapan backbone digital nya seperti jaringan 5G dan jaringan komunikasi untuk transportasi cerdas akan disiapkan oleh Kominfo melalui jaringan spesifik.
"Seperti frekuensi 26 Ghz yang di spesifikan untuk penerapan transportasi cerdas," katanya.
Dengan pemanfaatan sistem transportasi cerdas yang tepat guna (sesuai dengan kebutuhan konsep IKN), maka akan tercapai kota hijau (green), terhubung satu sama lain (connected), dan berkelanjutan (sustainable).
"Tentunya yang tidak boleh dilupakan dalam membangun transportasi IKN adalah memadukannya dengan isu-isu ekonomi, sosial dan lingkungan dengan perencanaan fisik Ibu Kota Nusantara," papar Resdiansyah.
Berbagai terobosan di atas menjadikan IKN Nusantara seperti pusat lingkaran yang bisa diakses dari segala sektor dan arah.
Nusantara juga menjangkau semuanya, kepada masyarakat di Tanah Air juga dunia yang harus mengetahui peradaban baru kota di Indonesia ini.
(Tribunnews.com/ Chrysnha)