Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasangan Suami Istri di Tasikmalaya Aniaya Anak Kandungnya yang Berkebutuhan Khusus hingga Tewas

Korban memiliki kekurangan yakni bagian tubuh sebelah kirinya tidak berfungsi sehingga korban harus menggunakan kursi roda di kesehariannya

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pasangan Suami Istri di Tasikmalaya Aniaya Anak Kandungnya yang Berkebutuhan Khusus hingga Tewas
Tribun Jabar/Aldi M. Perdana
Sumiati dan Baihaki, orangtua yang menghabisi anaknya yang berkebutuhan khusus di Desa Sukaasih, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Keduanya dihadirkan di Mapolres Tasikmalaya, Senin (4/12/2023). 

Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana

TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Warga Desa Sukaasih, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat dikejutkan adanya kasus pembunuhan, Senin (4/12/2023).

Alif Nugraha (10), seorang berkeburuhan khusus tewas dianiaya.

Belakangan diketahui, bocah itu dibunuh oleh kedua orangtua kandungnya sendiri yakni Sumiati (50) selaku ibu kandung korban dan Baihaki (61) selaku ayah kandung.

"Kedua tersangka yang menyebabkan anak berkebutuhan khusus wafat adalah orangtua kandung korban sendiri.

Korban dianiaya selama tiga bulan terakhir sejak tinggal bersama mereka selama tujuh bulan," kata Kapolres Tasikmalaya, AKBP Suhardi Hery Haryanto kepada TribunPriangan.com pada Senin (4/12/2023).

Baca juga: Terduga Pelaku Pembunuhan Terhadap Sopir Dump Truk di Sanggau Diringkus, Siapa Dia?

Kedua kesal karena korban sering menangis saat meminta makan atau menolak dimandikan.

Berita Rekomendasi

Ini membuat Sumiati dan Baihaki menganiaya anak kandungnya tersebut.

Kedua tersangka juga diketahui menganiaya korban dengan cara mencubit, memukul menampar hingga menggusur tubuh mungilnya saat akan mandi.

Mendiang Alif Nugraha atau korban sendiri merupakan anak berkebutuhan khusus.

Ia memiliki kekurangan yakni bagian tubuh sebelah kirinya tidak berfungsi sehingga korban harus menggunakan kursi roda di kesehariannya.

"Tersangka memang tempramental, sering berbuat kasar pada anaknya ini sampai akhirnya anaknya tersebut wafat.

Kami juga sudah melakukan autopsi terhadap korban, dan dari hasil autopsi itu ditemukan adanya luka. Salah satunya adalah luka yang sampai ke organ vital, yang bisa menyebabkan kematian," pungkas Suhardi.

 Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Tasikmalaya IPTU Ridwan Budiarta menambahkan, bahwa kedua tersangka menganiaya korban menggunakan alat-alat seperti gayung, sapu hingga sendok.

"Jadi memang anak ini sering nangis kalau mau makan atau mandi dilakukanlah kekerasan oleh tersangka," jelas Ridwan.

Polisi mengamankan sejumlah barang bukti, seperti foto korban dalam kondisi sehat saat masih bersama ayah angkatnya yang bernama Samsul Munajat, foto korban bersama kedua orang tua kandungnya yang tampak dalam kondisi mengkhawatirkan, bantal dan sarung dengan bekas darah, juga pakaian korban.

Baca juga: Motif Pembunuhan Wanita di Ruko Kosong Bogor, Pelaku Rekayasa Kematian dan Laporkan Korban Hilang

“Alat yang digunakan tersangka ada beberapa, yaitu sendok, gayung, dan beberapa alat rumah tangga lainya,” lengkap Ridwan.

Akibat perbuatanya, pelaku terancam Pasal 80 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan/atau Pasal 351 KUHP.

"Ancaman kurungannya 15 tahun penjara untuk masing-masing tersangka," pungkas Ridwan.

Sebelumnya, orang tua angkat sang anak, Samsul Munajat, angkat bicara terkait meninggalnya Alif Nugraha yang dinilai tak wajar.

Diketahui, anak tersebut sempat diangkat menjadi anak oleh Samsul Munajat sejak berusia 7 bulan.

Kapolresta Barelang, Kombes Pol Nugroho Tri Nuryanto saat konferensi pers ungkap kasus pembunuhan ASN Pemprov Sumut di Batam Tetty Rumondang Harahap (60) oleh suaminya, Ahmad Yuda Siregar, Rabu (15/11/2023).
Kapolresta Barelang, Kombes Pol Nugroho Tri Nuryanto saat konferensi pers ungkap kasus pembunuhan ASN Pemprov Sumut di Batam Tetty Rumondang Harahap (60) oleh suaminya, Ahmad Yuda Siregar, Rabu (15/11/2023). (TribunBatam.id/Ucik Suwaibah)

Selama diurus olehnya, Samsul mengaku bahwa kondisi anak tersebut sehat dan gemuk meski berkebutuhan khusus.

Sampai pada akhirnya, pada saat anak tersebut berusia 10 tahun, ia diserahkan kembali kepada orangtua kandungnya.

“Setelah diserahkan kepada orang tua kandungnya, kurang lebih selama 8 bulan, anak ini terlihat kaku sebelah bagian kanannya, sedangkan yang bagian kiri aktif. Dia juga tidak bisa jalan, tapi kalau dipapah bisa," terang Samsul.

Ia juga menjelaskan kecurigaan penyebab kematian anak tersebut, lantaran pada bagian kepala serta dahinya tampak lebam, sementara kondisi fisiknya juga tampak lebih kurus.

“Sebelum diserahkan (kepada orang tua kandungnya), anak ini sehat, gemuk, ceria. Tapi pas sama orang tuanya, ada perubahan. Malah ada luka di tangan yang diakuinya karena gigitan nyamuk dan digaruk terus-menerus," lengkap Samsul.

“Lebam di kepala dan dahinya juga katanya itu bekas gigitan nyamuk," pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul RAJA TEGA, Orangtua di Tasik Habisi Anaknya yang Berkebutuhan Khusus, Bantal Bercak Darah Disita

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas