Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gunung Anak Krakatau Erupsi, Belum Ada Warga yang Mengungsi dan Tidak Ganggu Penyeberangan Kapal

Tinggi  gelombang dijalur penyeberangan merak Bakauheni berkisar antara 0,5-1,25m dengan potensi cuaca mulai dari cerah berawan hingga hujan ringan

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Gunung Anak Krakatau Erupsi, Belum Ada Warga yang Mengungsi dan Tidak Ganggu Penyeberangan Kapal
Magma Indonesia
BPBD Lampung Selatan menyebut belum ada warga mengungsi akibat Gunung Anak Krakatau erupsi level III 

TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG  -  Saat ini Gunung Anak Krakatau di Lampung Selatan sedang erupsi dengan status level III. 

BPBD Lampung Selatan menyebut sampai saat ini tidak ada warga yang tinggal Pulau Sebesi, Pulau Sebuku, Pulau Legundi yang mengungsi.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Lampung Selatan Aflah Efendi mengatakan, saat ini sudah dilakukan larangan kepada nelayan, pengunjung dan wisatawan agar tidak mendaki Gunung Anak Krakatau.

Nelayan juga diminta tidak beraktivitas di sekitar Gunung Anak Krakatau dengan jarak aman di luar radius 5 km.

Dikhawatirkan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau meningkat drastis hingga ke level IV atau klasifikasi tertinggi erupsi gunung berapi sebab saat ini status letusan Gunung Anak Krakatau sudah di level III.  

Baca juga: Potensi Terjadi Tsunami Kecil karena Erupsi Anak Gunung Krakatau Saat Ini dalam Fase Konstruksi

Dan untuk erupsi Gunung Anak Krakatau tidak mengganggu penyeberangan kapal di pelabuhan Bakauheni Lampung Selatan.

General Manager PT ASDP Indonesia Ferrizy (persero) cabang Bakauheni captain Rudi Sunarko menyebut Erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) tidak mengganggu penyeberangan kapal di pelabuhan Bakauheni Lampung Selatan.

Berita Rekomendasi

"Tidak ada dampak mas terkait GAK.

Untuk pelayanan penyebarangan normal saja," kata Rudi, Sabtu (2/12/2023).

Senada dengan GM ASDP, Kepala BMKG Maritim Lampung Tarjono juga menyebut tidak ada gangguan penyeberangan kapal diperairan selat Sunda.

"Sesuai laporan dari Pos pantau Gunung Anak Krakatau yang berada di Pasauran Serang memang sudah beberapa hari ini gunung anak Krakatau menunjukkan aktivitasnya (erupsi). Namun demikian belum bahkan tidak menggangu aktivitas penyebrangan kapal Ferry di selat Sunda," urai Tarjono.

Lebih lanjut Tarjoni menjelaskan, hal ini dikarenakan selain jaraknya yg cukup jauh, hembusan abu vulkanik pun mengarah ke Barat Laut.

Sedangkan, kata Tarjono, untuk tinggi  gelombang dijalur penyeberangan merak Bakauheni berkisar antara 0,5-1,25m (katagori rendah) dengan potensi Cuaca mulai dari cerah berawan hingga hujan ringan.

Pihaknya mengimbau masyarakat yang beraktivitas dilautan sebaiknya utk dapat mengupdate terus informasi cuaca maritim yang diberikan oleh BMKG, agar tidak menimbulkan hal-hal yang dapat merugikan semua pihak.

Tidak Berhubungan dengan Gunung Api Lainnya

Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau (GAK) di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan Andi Suardi mengatakan erupsi Gunung Anak Krakatau tidak ada hubungannya dengan ring of fire (cincin api).

"Tidak ada hubungannya, memang dalam ring of fire tapi setiap gunung api punya dapur magma masing-masing," kata Andi, Kamis (7/12/2023).

"Mungkin di tahun ini beberapa gunung api tersebut sudah ada yang mengeluarkan energinya (erupsi)," sambungnya.

Ia pun membantah fenomena gunung api lainnya di Indonesia yang aktif karena saling terkait dan itu juga berdampak ke Gunung Anak Krakatau seperti saat ini Gunung Marapi di Sumatera Barat yang sedang erupsi.

Baca juga: Mengenal Gunung Marapi, Gunung Api Aktif di Sumatra Barat, Erupsi pada Awal Desember 2023

"Ya itu keterangannya diatas, contohnya kalau ada hubungan langsung seharusnya gunung api yang lebih dekat dengan Gunung Marapi mungkin ikut erupsi sedangkan Marapi dan Gunung Anak Krakatau kan jauh," jelasnya.

Ia jelaskan untuk saat ini Gunung Anak Krakatau (GAK) di Lampung Selatan mengalami 4 kali erupsi, Kamis (7/12/2023).

Selama erupsi tersebut Gunung Anak Krakatau di Lampung Selatan melontarkan material vulkanik hingga ketinggian mencapai 1.200 meter yang terjadi pukul 12.15 WIB.

Menurut Andi Suardi saat ini GAK masih terus mengalami erupsi.

"Erupsi pertama pukul 05.52 WIB, lalu pukul 06.00 WIB, pukul 10.12 WIB dan pukul 12.15 WIB," kata Andi.

Lebih lanjut Andi menjelaskan erupsi yang tercatat yakni yang memiliki ketinggi kolom abu lebih dari 500 meter sedangkan erupsi terbanyak pada (27/11/2023) sebanyak 60 kali.

Tinggi kolom abu yang keluar dari kawah mencapati titik tertinggi yakni 2.000 meter pada (28/11/2023) sekitar pukul 00.00 WIB.

Sepekan terakhir 26-3 Desember, GAK telah mengalami 138 kali erupsi.

26 November 5 kali, 27 November 60 kali, 28 November 31 kali, 29 November 6 kali, 30 November 2 kali, 1 Desember 6 kali, 2 Desember 19 kali, dan kemarin 3 Desember 9 kali.

Saat ini, kata Andi, Gunung Anak Krakatau masih berstatus level III atau siaga.

Maka dari itu, ia pun mengimbau masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif. (Tribun Lampung/Tri Yulianto/Dominius Desmantri Barus)

Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Erupsi Gunung Anak Krakatau Tak Ada Hubungannya Dengan Aktifnya Gunung Api Lain  dan dengan judul Gunung Anak Krakatau Erupsi Level III, Warga Beberapa Pulau Sekitarnya Belum Mengungsi

Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas