Jasad 4 Anak yang Tewas di Jagakarsa Selesai Diautopsi, Polisi Minta Masyarakat Bersabar
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, kini pihak rumah sakit sudah selesai melakukan proses autopsi.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Jenazah empat anak korban pembunuhan di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Empat anak berinisial VA (6), S (4), A (3), dan AS (1) tersebut diduga tewas karena dibunuh ayahnya sendiri, PD.
Jasad korban pun dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk dilakukan autopsi.
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, kini pihak rumah sakit sudah selesai melakukan proses autopsi.
"Empat korban sudah selesai dilakukan otopsi," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Jumat (8/12/2023).
Namun, Ade mengaku belum mengetahui kapan hasil otopsi empat jenazah itu akan keluar. Ia hanya meminta publik untuk bersabar menunggu hasil otopsi.
Baca juga: Jasad 4 Anak yang Tewas di Jagakarsa Diautopsi dan Dicari Kandungan Racun
Hasil otopsi itu nantinya dapat menguak penyebab kematian empat anak tersebut.
"Kami masih menunggu hasilnya, kami menunggu ya," ujar Kapolres.
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, Nahar, mendorong polisi untuk membeberkan motif pembunuhan tersebut.
"Makanya itu penting untuk diungkap. Kasus pembunuhan atau ada motif apa. Ini harus diperjelas," kata Nahar di Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis (7/12/2023).
Sebab, Nahar menyebut motif dapat menentukan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang.
"Karena nanti penanganan selanjutnya akan berbeda. Kami datang ke kepolisian untuk memastikan bahwa penyidik bisa melaksanakan dengan cepat dan benar sehingga kebenaran bisa diungkap. Lalu nanti dampaknya tentu menyiapkan skema lain agar kasus ini tidak berulang," ujar dia.
Ia tidak ingin peristiwa tragis ini memberikan dampak buruk bagi masyarakat atau bahkan menjadi inspirasi.
"Masalahnya diungkap, proses hukumnya harus diungkap, tapi kemudian problem pemicunya juga harus ditemukan sehingga langkah selanjutnya bisa dilakukan," ucap Nahar.