Warga Kabupaten Aceh Tamiang dan Gayo Lues Tolak Keras Kehadiran Pengungsi Rohingya
Saat ini sebanyak 1.600-an pengungsi Rohingya tersebar di sejumlah titik di Provinsi Aceh.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, ACEH- Wacana pemindahan pengungsi Rohingya ke Kabupaten Aceh Tamiang dan Gayo Lues mendapat penolakan keras dari warga setempat.
Isu relokasi pengungsi Rohingya itu berhembus kencang sejak Selasa (12/12/2023) sore.
Saat ini sebanyak 1.600-an pengungsi Rohingya tersebar di sejumlah titik di Provinsi Aceh.
Baca juga: Perwakilan UNHCR dan IOM Diusir Warga, Pengungsi Rohingya Batal Ditempatkan di Aceh Tamiang
Pada Selasa sore kemarin, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dan Gayo Lues melakukan rapat dengan Pemerintah Aceh.
Dalam rapat tersebut juga hadir perwakilan dari Badan PBB urusan Pengungsi (UNHCR) dan International Organization Migration (IOM).
Awalnya Pemkab Aceh Tamiang bersedia menyiapkan lokasi penampungan sementara.
Namun saat pertemuan berlangsung, sejumlah warga yang menolak kedatangan etnis Rohingya ini melakukan aksi protes menggunakan alat pengeras suara.
“Sangat riskan bila etnis Rohingya ini tetap kita terima, sedangkan protes begitu keras dari masyarakat,” kata sumber di Pemkab Aceh Tamiang.
Selain maraknya aksi protes, pertimbangan lain disebabkan lokasi pengungsian di kawasan Opak, Bendarahara, Aceh Tamiang sangat dekat dengan permukiman.
Selain itu, fasilitas calon lokasi penampungan juga sangat minim, dikhawatirkan pengungsi menyusup ke permukiman yang bisa menimbulkan gejolak sosial dengan warga lokal.
“Sepertinya akan dipindahkan ke Gayo Lues,” ungkap sumber tersebut.
Sementara itu, Pj Bupati Gayo Lues, Drs Alhudri mengatakan dengan adanya rencana kedatangan pengungsi Rohingya ke Kabupaten Gayo Lues, pihaknya menerima.
Baca juga: Jokowi: RI Akan Tampung Sementara Pengungsi Rohingya
Namun dengan catatan bahwa shelter-nya diupayakan agar tidak berdekatan dengan perkampungan atau permukiman masyarakat.
Sehingga tidak mengganggu kenyamanan dan ketertiban masyarakat di kabupaten tersebut.