Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berita Hoaks Disebut Jadi Sumber Narasi Negatif terkait Pengungsi Rohingya

Inilah tanggapan LSM internasional mengenai narasi negatif soal kedatangan pengungsi Rohingya

Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Berita Hoaks Disebut Jadi Sumber Narasi Negatif terkait Pengungsi Rohingya
For Serambinews.com
Ratusan pengungsi Rohingya terdampar di Pantai Batu Hitam Jurong Keuramat Gampong Ie Meulee, Sabang, Aceh, Sabtu (2/12/2023) 

TRIBUNNEWS.COM - Keberadaan pengungsi Rohingya yang berada di Aceh tuai pro dan kontra dari masyarakat.

Bahkan, aksi penolakan pengungsi Rohingya pun terjadi.

Di media sosial juga bereda narasi-narasi negatif mengenai kedatangan pengungsi Rohingya.

Menanggapi hal tersebut, Senior Legal Services Officer Jesuit Refugee Service (JRS), Gading Gumilang Putra mengatakan, narasi negatif yang berujung pada hoaks tentang Rohingya telah menyebar di seluruh media sosial.

JRS sendiri merupakan lembaga swadaya masyarakat internasional yang berfokus pada pengungsi dan berpusat di Roma, Itali.

“Narasi sistematis mengenai penolakan, kebencian, dan hoaks di medsos menjadi isu nasional,”

Baca juga: Pengungsi Rohingya di Aceh Jadi Tersangka TPPO, Dibayar Rp17 Juta untuk Satu Orang

“Sehingga di lapangan, kapal yang berlabuh tidak mendapatkan respon yang biasanya terjadi secara ad hoc maupun secara Perpres,” ungkap Gading dalam diskusi publik secara daring bertajuk “Mencari Solusi Persoalan Pengungsi Rohingya di Indonesia”, Senin (11/12/2023).

Berita Rekomendasi

Di tengah situasi tersebut, lanjut Gading, lembaga kemanusiaan masih melihat warga yang memberikan bantuan makan dan pakaian, meskipun ada juga ketakutan saat menolong.

Di sisi lain, Gading tak menampik jika memang ada isu mengenai Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Dikatakannya TPPO memang perlu penindakan, sayangnya smuggler trafficker (penyelundupan) menjadi opsi mengungsi karena tidak ada jalur aman dan legal.

Gading pun menyebutkan bahwa para pengungsi adalah korban, bukan pelaku.

“Karena narasi negatif yang beredar di media sosial, demonstrasi dan penghadangan terjadi. Beberapa pengungsi tertahan di pantai dan ada yang dibawa dari satu daerah ke daerah lain,”

“Pemberitaan di media sosial berdampak langsung bagi lembaga kemanusiaan dan pengungsi, serta kepada warga menjadi terpecah belah karena hoaks,” sesalnya.

Gading pun mengulas mengenai alasan Etnis Rohinghya mengungsi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas