Kaleidoskop 2023: Pembunuhan Sadis Satu Keluarga, Ayah Bunuh 4 Anak hingga Slamet Eksekusi 12 Korban
4 orang satu keluarga tewas diduga menjadi korban pencurian dengan kekerasan (curas) alias perampokan. Berikut kasus pembunuhan sadis sepanjang 2023.
Penulis: Dewi Agustina
Saat itu Panca berdalih ingin menidurkan anaknya. Sedangkan tiga anak lainnya berada di ruangan lain.
"Yang bersangkutan ini melakukan aksi kejinya mulai dari anaknya paling kecil yang umur satu tahun. Saat itu dengan dalih ingin menidurkan anaknya," kata Yossi, Senin (11/12/2023).
Namun, Panca justru menghabisi nyawa anaknya dengan cara membekap hidung dan mulut korban menggunakan tangan kosong.
Untuk memastikan anak bungsunya sudah meninggal dunia, Panca menempelkan telinganya ke dada korban.
Baca juga: Rasa Cemburu Dorong Panca Bunuh 4 Anaknya hingga Ingin Bunuh Diri di Jaksel: agar Istri Bisa Leluasa
"Setelah diyakinkan sudah meninggal barulah aksi kejinya dilanjutkan ke anaknya yang ketiga. Begitu pula hal yang serupa dilakukan ke anaknya yang kedua hingga yang pertama," ujar Yossi.
"Bahwa ketika aksi kejinya itu dilakukan, dilakukan satu-satu. Jadi ketiga anak lain itu tidak mengetahui. Jadi satu per satu dilakukan secara bergiliran," tambahnya.
Setelah membunuh anak-anaknya, Panca menuju ke dapur untuk mengambil sebilah pisau dengan tujuan mengakhiri hidup.
"Tersangka ini mengambil pisau dapur dan selanjutnya mencoba untuk melukai dirinya dengan cara melukai pergelangan tangan kanan dan kirinya," kata Yossi.
Yossi menambahkan, Panca juga berusaha melukai perutnya menggunakan pisau dapur tersebut.
"Yang bersangkutan melukai bagian perutnya dengan cara menusukkan pisau dapur yang ditemukan pada saat olah TKP berada di sebelah badannya itu dipakai untuk menusuk perutnya," ujar dia.
Ia juga memastikan bahwa pesan berwarna merah yang tertulis di lantai rumah dibuat oleh Panca.
Panca menulis pesan "Puas Bunda Tx For All, itu dengan darahnya sendiri.
"Sempat juga dengan darah yang keluar dari badannya, yang bersangkutan membuat tulisan. Tulisan itu yang ditemukan tulisan di lantai rumah TKP tersebut. Selain itu yang bersangkutan juga sempat memvideokan perbuatannya setelah melakukan aksi kejinya. Lalu menunjukkan keadaan di dalam rumah tersebut," ungkap Yossi.
Yossi mengatakan, Panca hanya berdiam diri di rumah setelah membunuh buah hatinya. Hal itu dilakukan Panca selama empat hari berturut-turut sejak Minggu hingga Rabu.
"Aktivitas daripada saudara PD dari hari Minggu, kemudian Senin, Selasa, dan ditemukan di hari Rabu, yakni yang bersangkutan hanya berdiam di rumah tersebut," kata Yossi.
Selama empat hari tersebut, lanjut Yossi, Panca juga tidak makan dan minum.
Itu lah sebabnya Panca meminta tolong kepada seorang tetangganya untuk membeli minuman.
"Yang bersangkutan juga tidak makan dan tidak minum karena pada tanggal 6 Desember pagi harinya meminta tolong kepada salah satu tetangganya untuk dibelikan minuman," ujar Yossi.
"Hal itu karena yang bersangkutan merasa lapar karena dari hari Minggu sampai Rabu yang bersangkutan tidak makan dan tidak minum dan melakukan upaya untuk bunuh diri," imbuhnya.
3. Serial Killer Wowon Cs
Kasus pembunuhan sadis lainnya yang jadi perhatian masyarakat adalah kisah serial killer Wowon Cs.
Wowon Erawan alias Aki Banyu, Solihin alias Duloh dan Muhammad Dede Solehudin adalah pelaku pembunuhan pembunuhan berantai di Bekasi hingga Cianjur, Jawa Barat.
Kasus ini diungkap Polda Metro Jaya pada Februari 2023 lalu.
Total ada sembilan orang korban Wowon cs.
Mereka adalah tujuh orang keluarga yakni Halimah, Ai Maemunah, Ridwan Abdul Muiz, M Riswandi, Wiwin Winarti, Noneng, dan Bayu (2).
Sementara dua orang korban tewas lainnya adalah tenaga kerja wanita (TKW) yakni Farida dan Siti Fatimah.
Kasus pembunuhan ini dimulai dengan penipuan yang dilakukan ketiga tersangka dengan modus penggandaan kekayaan melalui supranatural.
Ketiga tersangka mengincar para TKW untuk menguras habis hartanya.
Baca juga: Apa Beda Kasus Pembunuhan Berantai Mbah Slamet di Banjarnegara dan Kasus Wowon cs? Ini Kata Pakar
Total ada 11 orang TKW yang menjadi korban penipuan Wowon cs.
Mereka adalah Hanna, Aslem, Sulastini, Entin, Hamidah, Evi, Yanti, Nene dan Yeni Nursaada.
Selanjutnya Siti Fatimah dan Farida yang tewas dibunuh oleh Wowon cs karena menagih janji penggandaan kekayaan dalam kasus ini.
Wowon menjadi peran penting dalam melakukan penipuan tersebut.
Dia berperan sebagai sosok yang dianggap sakral dan sakti bernama Aki Banyu.
Bahkan, kedua tersangka lain Duloh dan Dede tertipu dengan sosok Aki Banyu ini.
Keduanya baru mengetahui jika Aki Banyu adalah Wowon setelah kasus ini terungkap.
Atas perbuatannya, mereka pun dijerat dengan Pasal 340 KUHP, subsider 338, 339 KUHP, ancaman pidana paling berat hukuman mati.
Wowon Cs Vonis Seumur Hidup
Wowon Erawan, Solihin alias Duloh, dan Dede dihukum penjara seumur hidup oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Bekasi.
Vonis terhadap ketiganya dibacakan oleh majelis hakim dalam sidang yang digelar di PN Bekasi, Rabu (1/11/2023).
Vonis itu lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) yang sebelumnya menuntut hukuman mati terhadap ketiganya.
"Terhadap ketiga terdakwa masing-masing dijatuhi hukuman penjara seumur hidup," ujar Hakim Ketua Suparna dalam sidang putusan yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Bekasi, Rabu (1/11/2023).
Atas putusan ini, terdakwa dan JPU diberikan waktu selama 7 hari untuk berfikir apakah akan mengajukan banding atau tidak.
"Baik terdakwa maupun penuntut umum sama-sama berhak untuk menyatakan menerima, banding, atau pikir-pikir selama tujuh hari," ucap Suparna.
Ketiga tedakwa disangkakan Pasal 340 juncto Pasal 338 dan 339 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Pembunuhan berantai Wowon dkk terungkap setelah satu keluarga ditemukan tergeletak lemas di rumah kontrakan daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi.
Dalam aksinya, para pelaku mencampurkan pestisida dan racun tikus ke dalam kopi.
Tiga korban tewas akibat mengonsumsi kopi beracun itu.
4. Mbah Slamet Berkedok Dukun Pengganda Uang
Awal April 2024 kasus pembunuhan berantai berkedok menggandakan uang yang dilakukan Mbah Slamet terungkap.
Kasus ini terungkap setelah ada laporan orang hilang dari anak korban Paryanto.
Paryanto sempat mengirim pesan WhatsApp kepada anaknya tentang lokasi rumah Mbah Slamet.
Mbah Slamet kemudian diamankan polisi pada Minggu (2/4/2023).
Setelah Mbah Slamet diamankan, baru diketahui bahwa pelaku mengubur belasan korbannya di hutan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, tak jauh dari rumahnya.
"Awalnya mengaku lima, setelah dibongkar ternyata ada sejumlah mayat lain," ucap Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi.
Polisi memastikan jumlah korban pembunuhan berantai oleh dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah sejauh ini mencapai 12 orang.
Kepada polisi, tersangka Tohari alias Mbah Slamet telah melancarkan aksinya sejak tahun 2020.
Meski begitu, Slamet mengaku lupa dengan nama sebagian besar korbannya.
Baca juga: Turunkan Alat Berat, Petugas Perluas Area Pencarian Korban Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet
Berikut identitas 12 jenazah yang sudah ditemukan:
- Paryanto, asal Sukabumi
- Irsan, asal Lampung
- Wahyu Triningsih, asal Lampung
- Theresia, asal Magelang
- Okta Ali Abrianto
- Mulyadi Pratama, asal Palembang
- Suheri, asal Lampung
- Riani, asal Lampung
4 (empat) jenazah (rangka) yang sudah ditemukan dan dilakukan identifikasi, dikubur kembali di Desa Balun, Kec. Wanayasa, Kab. Banjarnegara.
Modus Mbah Slamet Bunuh Korbannya
Polisi mengungkap modus Mbah Slamet membunuh korbannya.
Sebelum dibunuh, korban awalnya diajak menjalani ritual penggandaan uang.
Tempat ritual berada di kebun milik Mbah Slamet yang berjarak sekitar dua kilometer dari rumahnya.
Titik ritual itu juga menjadi lokasi kuburan korban.
Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto menjelaskan, tersangka mengajak korban ritual dengan alasan agar penggandaan uang berhasil.
"Dari rumah biasanya pakai kendaraan atau menyewa dalam rangka ritual menggandakan uang sehingga korban mau," tuturnya, Selasa (4/4/2023).
Ritual itu diketahui dilakukan pada malam hari.
"Berangkat biasanya pukul 16.00 WIB. Ritual sekitar satu jam, cuma ngobrol di sini. Setelah agak malam baru disuruh minum (yang telah dicampur potas)," jelas Mbah Slamet.
Setelah memastikan korbannya tak bernyawa, tersangka akan menggali tanah untuk mengubur jasad korban.
"Kalau sudah betul-betul mati baru dikubur. Kalau belum mati enggak berani ngubur," terangnya.
Polisi memastikan bahwa Mbah Slamet membunuh korbannya menggunakan potasium sianida.
Hal ini diketahui usai polisi menemukan kandungan sianida di sejumlah organ tubuh korban.
"Efek mati lemas karena sianida," ucap Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan (Kabid Dokkes) Kepolisian Daerah (Polda) Jateng Kombes dr Sumy Hastry, di acara yang sama.