KNKT Investigasi Penyebab Kecelakaan Kereta di Cicalengka: Wawancara Petugas dan Periksa Black Box
Saat ini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab tabrakan kereta di Cicalengka, Bandung.
Penulis: Rifqah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab tabrakan Kereta Api Turangga dan Kereta Api Lokal Bandung Raya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, telah terjadi kecelakaan Kereta Api KA 65 Turangga relasi Surabaya Gubeng-Bandung dan KA 350 CL Bandung Raya di KM 181 +700 petak jalan antara Stasiun Cicalengka-Stasiun Haurpugur, pada Jumat (5/1/2024) pukul 06.03 WIB.
Untuk mengungkap fakta di balik insiden kecelakaan kereta di Cicalengka, Kabupaten Bandung tersebut, KNKT akan mewawancarai para petugas di Stasiun Cicalengka dan Stasiun Haurpugur Rancaekek
"Kami interview dengan petugasnya dan mengambil semua data yang ada di Stasiun Cicalengka dan Stasiun Haurpugur," kata Ketua KNKT Dr Ir Soerjanto Tjahjono, di Cicalengka, Sabtu (6/1/2024), dikutip dari TribunJabar.id.
Selain itu, kata Soerjanto, petugas di stasiun yang mengatur jadwal pemberangkatan kereta api juga akan dijadwalkan untuk diwawancarai.
"Apa yang mereka rasakan dan alami, nanti kita akan cocokkan dengan data loger yang kita baca di Stasiun Haurpugur dan di Cicalengka maka kita akan periksa di kedua keterangan itu," kata Soerjanto.
"Kok bisa seperti ini, yang pasti kan terjadi kecelakaan, itu faktualnya. Nah, kita sedang mencari kenapanya," ujar dia.
Alasan para petugas di Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka diwawancara karena kecelakaan kereta itu berada di antara kedua stasiun tersebut.
"Sampai hari Senin (pengumpulan data wawancara)," katanya.
KNKT Periksa Black Box
Selain itu, KNKT juga bakal memeriksa black box dari stasiun yang terlibat kecelakaan itu.
"Nah data black box di setiap stasiun, itu mungkin agak berbeda, nanti kami akan menanyakan kepada pihak LAN atau pihak KAI untuk mengajari signal ini, kodenya apa dan gimana."
"Setelah kami tau, kami mempelajari, kami butuh waktu kurang lebih satu atau dua minggu," ujar dia.
Soerjanto mengatakan, pihaknya juga berusaha untuk mengambil data black box dari lokomotifnya.