Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penampakan Rumah Pengemis yang Viral 'A Kasihan A, Berlantai Keramik, Tergolong Keluarga Tak Mampu

Baliah, pengemis asal Bogor viral karena ucapannya 'A kasihan A'dengan intonasi nada yang membuat terngiang-ngiang.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Penampakan Rumah Pengemis yang Viral 'A Kasihan A, Berlantai Keramik, Tergolong Keluarga Tak Mampu
Kolase Tribunnews.com
Baliah, pengemis asal Bogor viral karena ucapannya 'A kasihan A'dengan intonasi nada yang membuat terngiang-ngiang. - Berikut penampakan rumahnya 

TRIBUNNEWS.COM - Pengemis wanita bernama Baliah asal Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tengah menjadi sorotan.

Sosoknya menjadi viral di media sosial karena mengemis sambil membawa baskom dan mengucapkan 'A kasian A' atau 'Teh kasihan Teh'.

Kalimat itu diucapkan Baliah dengan intonasi nada yang membuat terngiang-ngiang.

Video Baliah saat mengenakan jas hujan berwarna biru sambil memegang baskom dan tas berwarna hitam pun viral di media sosial.

Dilansir TribunnewsBogor.com, Baliah merupakan warga Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.

Rumahnya berada di dalam gang sempit dan jauh dari kesan mewah.

Kediaman Baliah berada di belakang Kantor Desa Ciasihan.

Berita Rekomendasi

Jika diukur, mungkin luas rumahnya tidak sampai 100 meter.

Tembok rumahnya berwarna ungu, namun sudah tampak lusuh.

Sementara, tembok di dalam rumah berwarna hijau dengan berlantaikan keramik putih.

Kontruksi bangunan menggunakan material bata kuning.

Baca juga: Kepala Desa Ungkap Pengemis A Kasihan A yang Viral di Bogor Punya Keluarga Kaya: Susah Dibilangin

Hal ini terlihat dari dinding samping rumahnya yang tidak ditutup oleh plester.

Di dalam rumah terdapat sofa berwarna merah, lemari pajangan kayu, dan lemari baju.

Rumah yang ditempati Baliah itu hanya berjarak tiga meter dari kediaman orang tuanya.

Tergolong Keluarga Tak Mampu

Meski memiliki rumah yang cukup kokoh untuk tempat tinggal, Baliah tergolong keluarga tak mampu.

Kepala Desa Ciasihan, Lilin, mengatakan ia sudah sering mengarahkan Baliah agar tak mengemis dan mencari sumber pendapat lain.

Namun, karena keterbelakangan mental yang dialami Baliah membuat arahan yang diberikan tak dihiraukan.

"Iya warga saya, cuma dia agak kurang, jadi susah dikasih tahunya, ngemis lagi-ngemis lagi," ucapnya saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com, Sabtu (13/1/2024).

Sebenarnya, kata Lilin, Baliah memiliki kerabat yang terbilang mampu dari segi ekonomi.

"Di lain pihak saudaranya juga pada kaya, cuma dibilanginnya mau gitu aja," tandasnya.

Sosok Baliah

Diketahui, Baliah memiliki gangguan mental yang membuatnya sulit untuk berkomunikasi.

Ia tetap bisa diajak berbincang, namun jawabannya acap kali perlu diteliti agar dapat dipahami lawan bicaranya.

Wanita paruh baya itu memiliki seorang suami bernama Ropik, yang diketahui penyandang disabilitas tuna rungu.

Penampakan rumah Baliah, pengemis yang sedang viral di kawasan wisata Gunung Bunder, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jumat (12/1/2024)
Penampakan rumah Baliah, pengemis yang sedang viral di kawasan wisata Gunung Bunder, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jumat (12/1/2024) (TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani)

Sehari-hari, Ropik hanya bekerja serabutan.

Dalam pernikahannya dengan Ropik, Baliah dikaruniai seorang putra yang saat ini duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar (SD).

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Baliah mengemis di kawasan wisata Gunung Bunder dari pagi hingga sore hari.

Baca juga: Bukan Pengemis Kaya, Begini Kondisi Rumah Baliah yang Viral A Kasihan A  di Bogor

"Tadinya di Curug Cigamea, terus di sini tiap Sabtu sama Minggu, kalau hari-hari biasa keliling (sekitar pemukiman)," kata Baliah saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Jumat (12/1/2024).

Dalam sehari, penghasilan Baliah sebagai pengemis mencapai Rp 100 ribu.

Uang itu masih dipotong untuk biaya ojek, lantaran jarak rumahnya ke lokasi mengemis cukup jauh.

Sisanya digunakan untuk uang jajan anak, membeli voucher wifi dan kebutuhan sehari-hari.

"Ojek bolak-balik Rp 60 sampai Rp 70 ribu, jajan anak Rp 10 ribu, beli (voucher koin) wifi Rp 4 ribu (untuk anak), sisanya buat beli beras (makan)," ungkap dia.

Suka Berbagi ke Tetangga

Kendati masuk dalam kategori keluarga tidak mampu, Baliah tak pernah merepotkan tetangga sekitar.

Baliah lebih memilih untuk mengemis di tempat lain, ketimbang harus meminta makan ke tetangganya.

"Enggak pernah, misal minta karena belum makan gitu ya, belum pernah itu mah," kata Ketua RT setempat, Agus, Sabtu (13/1/2024).

Tak hanya itu, Baliah juga kerap berbagi.

Apabila mendapat makanan lebih, Baliah kerap membagikannya ke tetangga.

"Kalau pulang-pulang kadang ada yang ngasih kerupuk dibawa dibagi-bagi ke sini," ungkap Agus.

Selain makanan, Baliah juga sering memberi uang ke anak-anak.

"Suka ngasih ke anak-anak gitu Rp 2 ribu, kalau belanja ke pasar beli buah banyak bagi-bagi ke tetangga, baik orangnya mah," ujar salah satu tetangga Baliah.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Penampakan Rumah Pengemis A Kasian A, Tinggal di Belakang Kantor Pemerintahan tapi Hidup Susah

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani/Vivi Febrianti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas