Bentara Budaya Yogyakarta Gelar Pameran Bertajuk 'Ratu Adil, 25 Januari-4 Februari 2024
Bentara Budaya Yogyakarta menggelar pameran seni rupa dan ilustrasi buku bertajuk 'Ratu Adil', 25 Januari-4 Februari 2024.
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Ketika menempuh pendidikan doktoral di Sekolah Tinggi Filsafat Jesuit (Hochschule fur Philosophie, philosophische Fakultat) di Munchen, Jerman pada tahun 1992, ia menyelesaikan disertasinya berjudul “Ratu Adil: Motif Eskatologi Gerakan Wong Cilik di Jawa Akhir Abad ke-19 hingga Awal Abad ke-20”.
Setelah 32 tahun, disertasi tersebut diterjemahkan dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama dengan judul “Ratu Adil: Ramalan Jayabaya dan Sejarah Perlawanan Wong Cilik”.
Dalam buku ini Romo Sindhu menjabarkan konsep Ratu Adil yang dilacak dari perjalanan panjang perlawanan di Nusantara.
Inilah tradisi mesianisme Jawa yang lahir dari sejarah perlawanan rakyat terhadap penindasan kolonialisme dan imperialisme penjajah.
Menurut Romo Sindhu, perlawanan dan pemberontakan rakyat sering berakhir dengan kegagalan.
Namun, setiap krisis inilah yang diyakini sebagai “kesempatan sekaligus peringatan”.
“Ratu Adil atau biasa disebut Satrio Piningit, adalah tokoh mitologi Jawa yang dipercaya akan membawa keadilan dan kesejahteraan."
Maka tak heran jika hal ini sering dihubungkan dengan ramalan atau keyakinan bahwa tokoh ini akan membawa masyarakat ke dalam zaman keemasan dan mengakhiri ketidakadilan,” ujar Sindhunata.
Buku Ratu Adil ini tak hanya berisi teks, melainkan dilengkapi dengan lukisan, drawing, dan ilustrasi oleh Budi Ubrux.
Ubrux adalah seorang pelukis lulusan Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) dan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang populer dengan lukisan realis berupa figur-figur manusia terbungkus kertas koran.
Budi Ubrux merintis karir sebagai seniman dengan bekerja di Sanggar Seniman Merdeka. Sekitar tahun 1998 ia merintis lukisan koran.
Pada tahun 2000, gaya lukisan korannya diikutkan pada kompetisi seni lukis Philip Morris Art Award dan berhasil menjadi penghargaan.
Semenjak itu Ubrux mulai dikenal sebagai pelukis koran, yang hingga kini telah mengikuti berbagai perhelatan besar di Asia, Eropa, dan Australia.
Kurator pameran ini, Agus Noor, menegaskan bahwa yang menarik dari karya-karya Ubrux kali ini adalah bagaimana imaji jago kerap muncul dalam lukisan. “Ini seperti cara Ubrux untuk kembali ke akar. Imaji jago juga sebagai simbolisasi Ratu Adil, terasa kuat dan menggugah.”