Puluhan Penjual Daging Anjing di Solo Raya Gelar Demo, Minta Tolong Jokowi Pikirkan Nasib Mereka
Mereka meminta solusi dan tanggung jawab kepada pecinta anjing atau yang melarang makan daging hewan non pangan diperjualbelikan.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Solo Mahfira Putri Maulani
TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Puluhan penjual daging anjing di Solo Raya bersatu yang berasal dari Sukoharjo, Karanganyar, Solo itu meminta kejelasan atas nasib mereka yang sudah sebulan tidak bisa berjualan.
"Pak Presiden Jokowi Tolong Pikirkan Nasib Kami Pedagang Kecil! Kami Hanya ditindas oleh Oknum yang Mencari Keuntungan Lewat Sumbangan Donasi dengan Dalih Menyelamatkan Anjing!" tulis salah satu spanduk saat melakukan aksi di depan kantor Balai Kota Surakarta, Kamis (1/2/2024).
Pantauan Tribunjateng.com, puluhan pedagang itu berkumpul di alun-alun Utara sejak pukul 08.30 WIB lantas mereka berjalan menuju Balai Kota Solo sembari membawa spanduk pukul 09.35 WIB.
Begitu memasuki pelataran Balai Kota Solo, puluhan pedagang membuka aksi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Lalu dilanjutkan dengan pembacaan tuntutan.
Baca juga: Pemprov DKI Layangkan Teguran ke Penjual Daging Anjing di Pasar Senen
Dalam aksi itu, Ketua Paguyuban Kuliner Daging Anjing dan Hewan Non Pangan Solo Raya, Agus Triyono membacakan sejumlah tuntutan yang ditujukan kepada Presiden, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo, DPR RI, DPR Provinsi, dan DPRD se-Solo Raya.
Mereka meminta solusi dan tanggung jawab kepada pecinta anjing atau yang melarang makan daging hewan non pangan diperjualbelikan.
"Kita sudah diperlakukan seperti hewan, karena yang memusuhi dari kita bukan pemerintah sebenarnya. Tapi malah lembaga-lembaga yang sebenarnya di Indonesia belum termasuk hal yang resmi," kata Agus Triyono di Balai Kota Solo, Kamis (1/2/2024).
Mereka menuntut para pecinta anjing untuk memberi solusi atas larangan penjualan daging anjing.
Puluhan pedagang tersebut sudah merasa sangat dirugikan karena tak bisa berjualan hingga satu bulan.
"Bagaimana sikap solusi pecinta anjing dan tanggung jawabnya kepada kami atas penutupan mata pencaharian kami sampai saat ini."
"Kami merasa sangat dirugikan karena selama kurang lebih satu bulan kita sudah tidak bisa bekerja karena ada polemik tersebut," kata Agus.
Mereka pun meminta kepada jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Solo untuk tidak membuat undang-undang atau Perda yang melarang penjualan daging anjing di Solo Raya.