BPDPKS Perkenalkan Peran Kelapa Sawit ke Guru dan Siswa di NTB
Meskipun NTB belum memiliki perkebunan kelapa sawit, provinsi ini dipilih sebagai tujuan lokasi kegiatan pertama pada tahun 2024 lantaran cenderung
Penulis: Reza Deni
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) melalui kegiatan Palm Oil Edu Talk dan Sawit @ School menggelar edukasi tentang fakta objektif kelapa sawit serta memberikan informasi tentang program-program BPDPKS yang berkaitan dengan kelapa sawit di sekolah dan instansi pendidikan.
Kegiatan ini akan melibatkan kota-kota besar di Indonesia dengan sasaran bukan sentra perkebunan kelapa sawit hingga daerah-daerah sentra produksi sawit.
Dan Nusa Tenggara Barat (NTB) jadi lokasi pertama edukasi ini.
Meskipun NTB belum memiliki perkebunan kelapa sawit, provinsi ini dipilih sebagai tujuan lokasi kegiatan pertama pada tahun 2024 lantaran cenderung memiliki pengetahuan yang minim tentang kelapa sawit serta tidak merasakan manfaat langsung dari perkebunan kelapa sawit, sehingga rentan terhadap penyebaran isu negatif.
“Rangkaian kegiatan Palm Oil Edu Talk Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan wujud dari pelaksanaan tugas BPDPKS untuk mempromosikan Perkebunan kelapa sawit sebagaimana dalam salah satu program BPDPKS yaitu Program Promosi Kelapa Sawit yang sejalan dengan amanat dari Peraturan Presiden Nomor 61 tahun 2015 sekaligus jo Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2018 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit,” kata Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS selaku Plt Direktur Kemitraan, Kabul Wijayanto dalam keterangannya, Selasa (5/3/2024).
Sementara itu, Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS selaku Plt Direktur Kemitraan, Kabul Wijayanto mengajak semua pihak untuk berperan aktif dalam menjaga eksistensi komoditas kelapa sawit agar terus berkelanjutan memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial Masyarakat Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Dikbud Provinsi NTB, Muhammad Khairul Ihwan, menyampaikan "Setelah kegiatan ini, tugas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan adalah melanjutkan ke sekolah-sekolah melalui materi Pelajaran tentang kabar baik kelapa sawit tersebut."
Dikatakan Khairul, di NTB terdapat sebanyak 25 SMK Pertanian dengan total lahan praktik seluas 77 hektar.
Dengan potensi tersebut, kelapa sawit juga akan dapat dikembangkan dengan baik di lahan praktik sehingga turut mendukung proses pembelajaran dan pengenalan tanaman kelapa sawit secara mendalam bagi pelajar di SMK Pertanian tersebut.
Baca juga: Oknum Polisi di Papua Aniaya Istri hingga Tewas, Diduga Pelaku Mabuk, Saksi Mata Buat Laporan
Wakil Ketua PGRI Provinsi Nusa Tenggara Barat, Emiliyati mengatakan, kehadiran kelapa sawit sebagai sumberdaya alam bagi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan yang sangat penting tersebut ternyata tidak seiring dengan informasi tentang sawit di lingkungan Pendidikan yang sudah mulai hilang.
“Sawit adalah sumber daya alam yang harus kita syukuri dan harus kita nikmati bersama, sehingga informasi negatif tentang sawit harus kita cut bersama-sama,” kata Emiliyati.
Dalam rangkaiannya, BPDPKS juga menyelenggarakan kegiatan Sawit @ School Provinsi Nusa Tenggara Barat pada 1 Maret 2024 di Lombok. Kegiatan ini diikuti oleh 153 Guru dan Siswa yang mewakili 10 SMA/K di Kabupaten Lombok Tengah.
Dalam kegiatan Palm Oil Edu Talk Provinsi Nusa Tenggara Barat ini, sebagai upaya menyampaikan fakta objektif tentang kelapa sawit, BPDPKS menghadirkan beberapa narasumber, yaitu Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS, Achmad Maulizal Sutawijaya; Wakil Sekretaris Jenderal APROBI, Irma Rachmania; Ketua Departemen SDM dan Hubungan Internasional DPP APKASINDO, Djono Albar Burhan; Bidang Komunikasi Kompartemen Media Relations GAPKI, Fenny Sofyan; serta Pusat Studi Ekonomi Sirkular Universitas Muhammadiyah Mataram, Nur Fitri Hidayanti, yang melakukan pemaparan dan demo produksi lilin aromaterapi berbahan dasar minyak jelantah.