DPRD Jateng Dorong Pemprov Selesaikan Masalah Harga Beras, Ekonom Singgung Sinergitas
Pemprov Jawa tengah terutama dinas terkait dituntut mencari solusi agar kenaikan harga beras tak melambung jelang dan hingga Hari Raya Idul Fitri
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Mulyanto menambahkan, momen Pemilu juga menjadi penyebab kenaikan harga beras terjadi di Indonesia.
Dan yang harus menjadi kajian berikutnya adalah penyaluran bantuan sosial (bansos) yang bisa mengurangi stock beras.
"Ketika semuanya oke (tanpa masalah), satu yang perlu disorot adalah informasi tentang stock, produksi dan lainnya, ketika informasi tidak diketahui akan jadi masalah, informasi terdistorsi," paparnya.
Dia mengakui, di indonesia yang menjadi masalah adalah persoalan koordinasi lantaran semua pihak memiliki kepentigan kegiatan proyek.
Maka, ucapnya, soal informasi, koordinasi, keterbukaan dan sinergitas semua pihak menjadi penting untuk menjaga harga beras stabil.
"Semoga (kenaikan harga beras) tidak terus terulang setiap tahunnya apalagi jelang Ramadhan, ketika item-item tersebut bisa dilaksanakan," jelasnya staf pengajar yang bergelar doktor itu.
Menurut data yang disampaikan oleh Kabid Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemprov Jateng, Sucahyo, harga rata-rata terkini beras di Jawa Tengah mencapai Rp 14.678 untuk beras medium dan Rp 16.196 untuk beras premium.
Disebutnya, ada beberapa daerah yang mengalami tren kenaikan harga tinggi pada awal Maret lalu.
Kemudian, 10 daerah menunjukkan tren harfa terendah, di antara di Kabupaten Magelang, Blora, Pati hingga Rembang.
Di sisi lain, penyebab harga tinggi beras menurutnya adalah berkaitan dengan tingginya permintaan.
Alasan Sucahyo, semakin banyak permintaan dengan produksi stabil tentu berpengaruh terhadap harga di pasaran.
"Perlu kami informasikan, pola panen petani berubah, di mana padi dulunya disimpan di gudang berupa panen kering sekarang berubah pola panen basah, sehingga saat melakukan panen sudah ada istlahnya mitra yang melakukan pembelian di lokasi tersebut," paparnya yang hadir dalam diskusi.
Namun seiring dengan hal itu, pihaknya mengaku tetap melakukan upaya untuk menekan kenaikan harga serta menjaga stock beras di Jawa Tengah.
Upaya yang dimaksud yakni bersama stakeholder melakukan pemantauan dan pengawasans erta input harga yang bisa dilihat masyarakat.
"Kita jaga di bulan Ramadhan, setiap senin ada rapat TPID tentang pemantauan harga, kita lakukan intervensi bagi yang kurang, lalu beberapa lokasi rencana yang dilakukan di seluruh kabupaten kota jelang Ramadhan, ada gerakan pangan murah," terang dia.
(Tribunnews.com/Chrysnha)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.