Sosok Deni Sobali, Korban Pesawat Jatuh di Nunukan di Mata CEO Smart Aviaton
CEO Smart Aviation, Ponky Majaya pun menceritakan bahwa sosok pria asal Pangandaran, Jawa Barat tersebut merupakan sosok yang kuat dan mudah bergaul.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Deni Sobali jadi korban kecelakaan Pesawat Pilatus Smart Aviation tipe PC6 PK-SNE yang jatuh di Binuang, Nunukan, Kalimantan Utara.
Pesawat tersebut lepas landas dari Bandara Internasional Juwata, Tarakan, Kaltara, Jumat (8/3/2023) sebelum akhirnya hilang kontak di atas hutan.
CEO Smart Aviation, Ponky Majaya pun menceritakan bahwa sosok pria asal Pangandaran, Jawa Barat tersebut merupakan sosok yang kuat dan mudah bergaul.
"Kami merasa sangat kehilangan. Dia bekerja kurang lebih selama tiga sampai empat tahun," ujar Pongky kepada sejumlah wartawan di halaman rumah duka di Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Senin (11/3/2024) siang.
Pongky dan jajaran Smart Aviation bertakziah hingga mengantar jenazah Deni ke tempat peristirahatan terakhir.
Deni merupakan teknisi pesawat Smart Aviation yang jatuh.
Mengenai insiden itu, Pongky enggan mendahului tahapan penyelidikan.
"Tapi, pada saat pesawat itu diterbangkan sudah dirilis oleh almarhum sendiri dan sudah dinyatakan serviceable," katanya.
Pesawat yang hilang dan jatuh tersebut umurnya belum sampai dua tahun. Saat itu, kebetulan pesawat membawa sembako 583 kilogram untuk penduduk di daerah Binuang, Nunukan, Kalimantan Utara.
Pada saat itu, cuaca dalam keadaan terpantau baik tapi kemudian mendadak pesawat hilang kontak pada ketinggian 9.000 feet dengan kecepatan normal.
"Yang menjadi pertanyaan bagi kita, ada gangguan apa yang menyebabkan pilot mendadak hilang kontak di atas tengah hutan," ucap Pongky.
Baca juga: Jenazah Korban Jatuhnya Pesawat Smart Air Disambut Isak Tangis Keluarga Saat Tiba di Pangandaran
Meskipun demikian, insiden tersebut sudah terjadi dan kini pihaknya sedang mengupayakan asuransi jiwa untuk korban.
"Selain itu, ketenagakerjaan dan tentunya tunjangan-tunjangan," ujarnya.
Sosok Deni di Mata Mertua
Mertua Deni, Atang Aripin (52) juga menceritakan, menantunya adalah seorang sosok yang baik dan selalu hormat.
"Sosoknya baik, rencananya mau ke Bandung karena sebulan sekali itu pulang kampung," ujar Atang dengan nada sedih kepada sejumlah wartawan di rumah duka di Cijulang Kabupaten Pangandaran, Senin (11/3/2024) siang.
Namun, hari Jumat (8/3/2024) mendengar kabar pesawat yang ditumpanginya di Kalimantan Utara hilang kontak.
"Sampai sekarang mendengar kayak gini (meninggal), ya keluarga menerima tidak ada tuntutan apa-apa," katanya.
Ia mengaku, sebelum kejadian pesawat jatuh, tidak ada komunikasi dengan Deni sekitar satu Minggu lebih.
"Biasanya ada telpon, tapi ini enggak," ucap sedihnya.
Salah satu teman korban, Fikri menyampaikan, Deni crew bagian engineer itu adalah sosok yang dinilai baik di mata para pekerja Susi Air lainnya.
"Almarhum (Deni), keluar dari maskapai Susi Air beberapa tahun yang lalu," ucapnya.
Meskipun demikian, Ia mengaku tidak tahu betul kapan Deni masuk sebagai pegawai Susi Air. "Karena, saya kenalnya sewaktu PKL, lumayan dekat, seringkali banyak memberikan ilmu," kata Fikri.
Dahulu, posisi Deni adalah sebagai engineer Susi Air dan cukup terbantu karena waktu itu sangat dekat dengan pekerjaan yang ditekuninya.
"Saya kan bagian logistik, kalau dia engineer. Jadi, kalau butuh sparepart pasti ke saya," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Pria Pangandaran Korban Pesawat Jatuh Pernah Bekerja di Susi Air, Sosoknya Diungkap Teman dan Mertua dan CEO Smart Aviation Ungkap Sosok Deni Sobali Korban Pesawat Jatuh Asal Pangandaran