Makan 2 Korban, Warga Lampung Barat Minta Harimau Secepatnya Ditangkap Hidup atau Mati
Kantor TNBBS Resort Suoh Lampung Barat rata dengan tanah usai dibakar warga, mereka juga minta harimau yang mangsa warga ditangkap hidup atau mati.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG BARAT - Kantor TNBBS Resort Suoh Lampung Barat kini rata dengan tanah usai dibakar warga, diduga karena mereka tidak puas dengan penanganan petugas terhadap konflik harimau dan manusia.
Konflik ini tentunya menjadi ketakutan tersendiri bagi masyarakat terkhusus para petani yang ingin pergi ke kebun, terlebih sudah 2 warga tewas dimangsa harimau.
Satu warga Suoh bernama Fahru mengatakan, masyarakat menggeruduk kantor TNBBS karena ingin meminta kejelasan dan tindak lanjut dari konflik harimau dan manusia.
“Jadi kawan-kawan ini mulai resah karena hari ini bertambah korban lagi. Sehingga kami geruduk kantor Resort Suoh untuk menanyakan kelanjutannya ini mau seperti apa,” ujarnya.
“Ini menjadi problem masyarakat terutama petani. Karena di samping sudah menimbulkan korban, kami petani kopi juga sebentar lagi akan panen,” terusnya.
“Kami takut ketika ingin pergi ke kebun. Dan sampai saat ini tindakannya belum ada yang membuahkan hasil sampai,” sebutnya.
Baca juga: Kemunculan Harimau Kali Ketiga di Pemukiman Kabupaten Siak Riau Resahkan Warga
Diketahui juga, warga menuntut agar harimau tersebut ditangkap hidup atau mati secepatnya, bila dalam lima hari tidak ada hasil maka warga yang bertindak.
Sementara itu, Pembina Satgas Lembah Suoh dan BNS Sugeng Hari Kinaryo Adi juga membuka suara terkait konflik harimau dan manusia ini.
Menurutnya, upaya penangkapan yang dilakukan selama 17 hari ini belum juga membuahkan hasil yang baik.
“Memang belum membuahkan hasil, jadi hanya menambah perangkap menambah perangkap saja,” ujar Sugeng.
“Begitu melihat jejak baru tambah perangkap lagi, namun belum juga ada hasil hanya mencari tapak-tapak harimau saja,” sambungnya.
Ia mengatakan, dirinya sudah menyampaikan pesan ke pihak BKSDA maupun TNBBS terkait masalah yang menyangkut nyawa manusia ini.
“Saya sudah dari beberapa hari lalu juga menyampaikan, soalnya ini sudah berkaitan dengan nyawa dan keselamatan manusia,” kata dia.
“Kalau memang harimau ini nampak ya jangan segan-segan dilakukan upaya yang efektif seperti tambak mati,” tambahnya.
Menurutnya, masalah ini sudah menimbulkan pro kontra antara masyarakat dan tim yang berupaya menangkap harimau itu.
“Masalahnya harimau itu tidak boleh dibunuh dan harus ditangkap hidup-hidup , sedangkan masyarakat sudah resah,” ucapnya.
“Kalau hanya berharap seperti itu saya rasa menangkap harimau ini sangat sulit karena ini hewan buas,” pungkasnya.
Baca juga: Monyet di Banjarmasin Meresahkan, Suka Curi Pakaian Dalam Wanita, Kini Dilumpuhkan Pakai Peluru Bius
Sebelumnya, konflik harimau dan manusia kembali terjadi di Lampung Barat, Lampung.
Kali ini, harimau tersebut menerkam seorang warga Pekon Sukamarga, Kecamatan Suoh, Lampung Barat bernama Samanan.
Beruntung korban berhasil selamat dari terkaman harimau dan langsung dilakukan perawatan medis di Puskesmas Srimulyo, Kecamatan Suoh, Lampung Barat.
Pembina Satgas Lembah Suoh dan BNS Lampung Barat, Sugeng Hari Kinaryo Adi mengatakan, peristiwa penyerangan itu terjadi sekira pukul 14.30 WIB, Senin (11/3/2024).
“Iya benar, tadi korban bersama rekannya sedang beraktifitas di kebun dan tiba-tiba diserang harimau di daerah Cibitung Pekon Sukamarga,” ujarnya.
“Korban selamat. Menurut kesaksian rekannya, korban Samanan langsung melawan dan mengejar ketika diserang, lantas harimau itu lari,” tambahnya.
Selepas kejadian itu, korban Samanan langsung dilarikan ke Puskesmas setempat agar mendapat penanganan medis.
Ia mengalami luka robek di bagian kepala sepanjang 30 cm, luka tersebut disinyalir karena kuku harimau.
Timbulnya korban akibat serangan harimau ini pun membuat warga Suoh dan BNS geram karena satwa liar tersebut.
Selepas kejadian itu, terlihat ratusan massa menggeruduk kantor Resort TNBBS yang ada di Pekon Gunung Ratu, Kecamatan Suoh.
“Saat saya ingin menjenguk korban Samanan, dari mata kepala saya sendiri saya melihat ada banyak massa di kantor itu,” ucapnya.
“Mereka merusak beberapa fasilitas milik resort karena jenuh sampai saat ini harimau belum juga tertangkap,” sambungnya.
Baca juga: Penyu Belimbing Berbobot Ratusan Kilogram Terdampar di Bangka Barat Sirip Kirinya Putus
Menurut Sugeng, masyarakat saat ini sudah bingung dan panik terkait masalah harimau ini harus mengadu ke siapa lagi.
Karena akibat konflik ini, sudah ada dua masyarakat Suoh dan BNS yang menjadi korban meninggal dunia.
Beruntung korban Samanan hari ini masih bisa selamat dan resiko timbulnya korban jiwa tidak terjadi lagi.
Ditambah lagi menurutnya ada beberepa provokator yang mempengaruhi warga untuk membuat kericuhan tersebut.
“Provokasi masyarakat ini sangat kencang sehingga masyarakat menjadi anarkis dan membakar beberapa fasilitas milik Resort Suoh,” ungkapnya.
“Saya juga saat ini sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Karena wewenang bukan hanya TNBBS tapi juga wewenang BKSDA,” pungkasnya.
(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/Bobby Zoel Saputra)
Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Warga Ungkap Pemicu Massa Bakar Kantor TNBBS Lampung Barat,