Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BMKG: Cuaca Ekstrem Bukan Faktor Tunggal Banjir di Semarang, Penurunan Tanah Perparah Rob

Tapi Kota Semarang disebut memang alami penurunan tanah. Hal ini berakibat terjadinya banjir rob dari luapan air laut.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in BMKG: Cuaca Ekstrem Bukan Faktor Tunggal Banjir di Semarang, Penurunan Tanah Perparah Rob
TRIBUN JATENG/Eka Yulianti Fajlin
Kendaraan melintas di banjir Kaligawe, Genuk, Kota Semarang, Rabu (13/3/2024). Hujan deras melanda Kota Semarang mengakibatkan sejumlah wilayah terendam banjir. TRIBUN JATENG/Iwan Arifianto. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyebut banjir yang menggenangi wilayah Semarang, bukan cuma akibat cuaca ekstrem.

Tapi Kota Semarang disebut memang alami penurunan tanah. Hal ini berakibat terjadinya banjir rob dari luapan air laut.

Sehingga faktor cuaca ekstrem bukan jadi satu - satunya penyebab.

"Karena seperti yang sudah diketahui. Wilayah Semarang itu kan memang mengalami penurunan. Kalau wilayah lain belum banjir, di situ banjir lebih dulu. Apalagi ada banjir rob, jadi banjirnya tidak hanya dari hujan. Tapi diperparah dengan banjir rob dari laut," kata Dwikorita di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (14/3/2024).

BMKG lanjutnya juga sebelumnya telah memberikan peringatan cuaca ekstrem yang berpotensi melanda Kota Semarang.

Peringatan dini tersebut pun diharapkan pemerintah daerah bisa memulai pencegahan sejak awal dengan menginstruksikan warganya untuk evakuasi. Namun lantaran wilayah Semarang yang alami penurunan tanah, banjir ekstrem tak terhindarkan.

Berita Rekomendasi

"Dengan peringatan dini itu diharapkan, kesiapannya sudah diberikan. Kami memberi peringatan dini dari sepekan sebelum kejadian, diulang sampai 3 hari sebelum kejadian, diulang sampai 3 jam sebelum kejadian. Maksudnya agar diingatkan terus, awas lho, awas lho, begitu," ujar Dwikorita.

Sementara itu, ia menyebutkan bahwa cuaca ekstrem tidak hanya melanda wilayah Semarang, tapi juga sebagian besar wilayah Pulau Jawa. Cuaca tersebut diprediksi akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan.

Berkenaan dengan itu, masyarakat diminta terus memantau perkembangan prakiraan cuaca dari situs resmi BMKG.

"Nah jadi poinnya adalah terus monitor susun perencanaan berdasarkan hasil prakiraan cuaca tadi," pungkas dia.

Sebagai informasi hujan deras disertai petir dan angin kencang melanda hampir sebagian besar wilayah Semarang, Jawa Tengah, sejak Rabu 13 Maret 2024 mengakibatkan banjir.

BPBD Kota Semarang menyatakan bahwa banjir pada Kamis 14 Maret 2024 menggenangi 30 kelurahan di 6 kecamatan. Wilayah yang paling banyak terdampak banjir ialah Kecamatan Genuk.

Berdasarkan monitoring satelit klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) per pukul 20.50-23.45 WIB, wilayah dengan dampak cuaca ekstrem ini meliputi Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas