Enggan Kalah dengan Zaman, Penjual Dawet di Pasar Gede Solo Sediakan QRIS, Panen Banyak Manfaat
Hj Sipon tak canggung menerima pembayaran tanpa uang tunai, sebab transaksi cashless ini sudah ia jalani hampir 4 tahun belakangan.
Penulis: Imam Saputro
Editor: Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Nduk masih di Pasar Gede? Ibuk belike dawet ijo, merah, selasih, sama gula jawa sekilo ya buat takjil nanti sore.
Demikian isi pesan WhatsApp yang masuk di ponsel Hariyani Prasetyo, Sabtu, 16 Maret 2024 siang.
Wanita 32 tahun ini bergegas mencari bahan yang diminta oleh sang Ibu.
Di Kios Dawet Telasih Hj Sipon, wanita yang akrab dipanggil Yani ini berhasil menemukan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat sajian buka puasa di masjid sore nanti.
“Dawet hijau 3, dawet merah 3 bungkus, telasih 3 bungkus, gula jawa 1 kilo, jadi berapa bu totalnya?” tanya Yani.
“115 ribu nak,” kata sang Penjual.
Ketika hendak membayar, Yani sedikit panik karena ternyata uang yang ada di dompetnya tersisa 50 ribu rupiah saja, ia lupa belum mengambil uang setelah belanja daging sapi di lantai 2 Pasar Gede.
“Bu, ATM deket sini mana ya? Uang saya ternyata kurang,” tanya Yani ke penjual dawet.
“ATM ada di luar mbak, agak jauh, mbak e bawa HP ndak? Bisa scan QRIS kok di sini,” kata Hj Sipon ramah.
“Oh pakai QRIS aja kalau gitu bu,” kata Yani tersenyum lega.
Yani kemudian melakukan pembayaran dengan QRIS yang tersedia di Kios Dawet Telasih Hj Sipon tersebut.
Beda hitungan detik, pembayaran Yani sudah bisa terkonfirmasi dengan munculnya pemberitahuan di aplikasi BRImo milik Hj Sipon.
“Sudah masuk mbak pembayarannya, terima kasih, hati-hati bawa belanjaannya,” kata Hj Sipon ramah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.