Nyumet Dung, Tradisi Unik Sulut Bom Udara Penanda Buka Puasa yang Kembali Hidup di Semarang
'Nyumet Dung' adalah tradisi menunggu berbuka puasa dengan menyalakan kembang api sambil mengadakan pawai sederhana di Kota Semarang.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Tradisi unik 'Nyumet Dung' kini kembali dihidupkan di kompleks Masjid Agung Kauman Semarang. 'Nyumet Dung' merupakan sebuah tradisi yang sudah lama tidak terdengar di kalangan masyarakat Kota Semarang.
'Nyumet' berarti menyalakan, sedangkan 'Dung' merujuk pada suara atau bunyi, yang juga bisa diartikan sebagai waktu berbuka puasa. 'Nyumet Dung' adalah tradisi menunggu berbuka puasa dengan menyalakan kembang api sambil mengadakan pawai sederhana.
Peserta pawai berbaris memanjang dari depan Masjid Agung Kauman menuju alun-alun Kauman Semarang. Dahulu, tradisi 'Nyumet Dung' dilakukan cukup ekstrem, yakni menggunakan bom udara yang disulut sebagai waktu penanda buka puasa.
Kini, tradisi itu dimodifikasi menggunakan peralatan yang lebih fleksibel. Panitia menyiapkan puluhan kembang api yang sudah berizin.
Adapun pelaksanaan dilakukan sebulan penuh selama Ramadan. Proses penyulutan kembang api dilakukan secara formal, seperti halnya ketika proses upacara berlangsung.
Khammad Ma'sum, Ketua Yayasan Masjid Agung Semarang, menyatakan bahwa dirinya memang sengaja menghidupkan kembali tradisi tersebut sebagai ungkapan cinta terhadap budaya.
"Ini menggunakan kirab sebagai tanda bahwa Nyumet Dung ini akan kembali menjadi tradisi saat Ramadan," kata pria yang akrab disapa Gus Khammad pada Kamis (14/3/2024).
Baca juga: Bubur India dan Kopi Arab, Hidangan Khas Ramadan di Kota Semarang
Adapun penyalaan dung dilakukan di sisi barat alun-alun Kauman yaitu setelah sirine buka puasa dari masjid dibunyikan. "15 menit sebelum maghrib, iringan sudah berjalan ke arah alun-alun. Baru kemudian saat sirine bunyi, dung dinyalakan sebelum azan maghrib," tuturnya.
Selain menyaksikan tradisi 'Nyumet Dung' masyarakat juga mencicipi kulineran khas Ramadan di alun-alun Kauman Semarang.
Terdapat sekitar 114 pedagang kuliner yang buka mulai pukul 16.30 WIB - 22.00 WIB selama 12 Maret hingga 5 April 2024. "Kuliner Ramadan hadir selama Ramadan 2024 di Alun-Alun Masjid Agung Semarang," kata ketua Kuliner Kauman, Syahrul Qirom.
Ahmad Junaidi, Ketua Panitia Kegiatan Amaliah Ramadan Masjid Agung Semarang, juga menambahkan bahwa pengunjung dapat mengikuti berbagai kegiatan Ramadan di masjid tersebut.
Kegiatan tersebut di antaranya pengajian Tafsir & Fadhilah Ayat-ayat Al Qur’an, sema’an Alqur’an bil ghoib 30 juz beserta khataman, pengajian interaktif jelang buka puasa dan beberapa agenda lain.
"Tidak membatasi jemaah yang ikut pengajian tafsir maupun sema’an," ujarnya pada Kamis (14/3/2024). (*)